81📑

944 110 27
                                    

Begitu sampai di lokasi yang berada di pinggiran kota. Asya dan Willy sama-sama turun dari dalam mobil. Keduanya berjalan menuju tempat pertemuan. Di sana sudah ramai orang-orang yang datang untuk pengobatan gratis.

Mami-nya yang melihat kedatangan keduanya langsung tersenyum senang dan memberikan kode untuk keduanya menghampirinya. Begitu sampai Asya langsung di peluk oleh wanita itu.

"Maaf ya sayang Mami ninggalin Kamu.. Kamu emang lebih aman berangkatnya sama Willy di banding naik bus"Ujar Mami-nya. Asya menghela nafas. Padahal Mami-nya juga tidak ikut naik bus dan bawa mobil sendiri. Lagian apa susahnya membawa Asya ikut serta. Dasar!

"Hmmm"Balas perempuan itu sekenanya.

"Thanks ya Will udah bawa Asya kesini dengan aman dan selamat"Ujar Mami-nya lagi dan Willy mengangguk. Wanita itu bahkan sempat menepuk pelan pundak Willy.

"Iya sama-sama tante.. Kita gak telat kan?"

"Enggak dong.. Kalian ambil tempat aja dan langsung meriksa yaa. Bareng sama tenaga medis yang lainnya juga.. Mami mau atur barang-barang buat dikasih ke mereka nanti"

Keduanya mengangguk. Mereka lalu duduk di kursi plastik dan mulai mengeluarkan alat-alat medis. Seperti Alat tensimeter untuk mengukur tekanan darah, timbangan, pengukur gula darah, pulse oximeter, dll

Pasien yang menunggu merupakan para orang tua, anak-anak dan lansia. Kegiatan ini sengaja dilaksanakan di wilayah pinggir kota yang keadaan lingkungan dan ekonominya masih dibawah sehingga mereka bisa memberikan pengobatan gratis disana. Hal ini merupakan kegiatan amal wajib yang selalu dilakukan oleh rumah sakit milik orang tua Asya setiap tiga bulan sekali. Tentu di lokasi yang berbeda-beda.

"Pakai sarung tangan Sya jangan lupa"Ujar Willy ketika melihat Asya sudah hendak memeriksa tanpa memakai sarung tangan.

Perempuan itu mengangguk lalu memakai sarung tangan karet beserta masker. Barulah setelahnya perempuan itu tersenyum dan mulai memeriksa pasien yang berbaris di barisannya.

"Hallo Ibu.. Saya cek tekanan darahnya dulu yaa?"Ujarnya.

Wanita parubaya itu mengangguk dan Asya mulai mengecek tekanan darahnya dengan tensimeter.

"Gapapa bu, gak usah gugup.. Santai aja okeh. Rileks.."Ujarnya menenangkan karena Ia bisa mendengar detak jantung wanita itu dari stetoskopnya.

"Tekanan darah Ibu lumayan tinggi.  Sering sakit kepala Bu?"

Wanita tadi mengangguk. Asya lalu melepaskan alat tensimeter. Dan mulai menuliskan resep obat di notes kecil.

"Sering sesak napas juga? Sering gak frekuensinya?"

"Akhir-akhir ini saya sering sekali sakit kepala sama sesak napas bu dokter"

"Ibu sering makan makanan asin gak?"

"Saya suka makananan asin, saya banyak pikiran dok"

"Mm.. Tolong di hindarin ya makanan asin dulu,  trus ibunya bisa jalan-jalan sebentar. Gak sampe lima menit yang penting olahraganya--"

"Saya sehari-hari kerjanya di pasar jualan ikan perginya juga jalan."

"Nah itu bagus kalau begitu Bu, jadi bisa sekalian olahraga.. Di atur ya pola makannya. Banyakin makan sayur ya Bu.. Oh iya, ini saya tulis resep obatnya nanti Ibu bawa ke meja yang sebelah sana. Ada rekan Kami yang akan memberikan obat buat Ibu"Ujarnya.

[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang