84[BOTH]🥀

1.1K 188 74
                                    

"Cas kayaknya emang Kita gabisa paksa buat lanjut deh.. Deres banget cokk ujannya"

"Yaudah cari tempat ngadem gitu kek semalem.."

"Itu tuh yang paling deket.. Sana aja yaa?"

"Mmm"Lucas hanya membalas dengan gumanan selagi jarinya sibuk mengetikan pesan pada Jean. Lelaki itu sedang ada kerjaan lapangan tadi pagi dan begitu pulang malah harus terjebak karena hujan deras begini. Lebih baik jaga keselamatan dari pada memaksa terobos kan.

Lucas bersama rekan kerjanya bernama Roby itu kemudian masuk ke dalam satu penginapan. Keduanya memesan satu kamar untuk mereka pakai berdua. Buang-buang uang juga kalau misalkan harus pesan buat masing-masing. Toh cuman semalam saja. Entah siapa yang nanti akan dapat tempat untuk tidur di sofa atau di karpet. Di atur nanti pokoknya.

Saat Lucas berjalan menuju kamar lelaki itu menyipitkan mata melihat seseorang berjalan tak jauh darinya. Dia mengenalnya, itu Asya dan perempuan itu bersama dengan seseorang. Bukan Mark tapi Willy.

"Woy! Kamar kita disini"Seru Roby dan menarik tas Lucas membuat lelaki itu yang tak sadar malah berjalan mengikuti dua orang tadi.

"Lo kenal Cas? Siapa?"tanya Roby penasaran.

"Kenal.. Mantan Gue"Balasnya.

"Anjay! Dari body--"

"Jangan berani-berani Lo ngomong begitu soal dia. Gue gak suka"Ujarnya memotong sebelum Roby melanjutkan ucapannya. Rekan kerjanya itu langsung tutup mulut apalagi melihat tampang serius Lucas  tak seperti biasanya.

"Sorry"

Mereka berdua akhirnya masuk ke kamar. Lucas masih berbalas pesan dengan Jean. Istrinya itu juga menyarankan Lucas untuk beristirahat saja dan tak memperbolehkannya untuk tetap memaksa pulang.

"Aih.. Casan ketinggalan di mobil lagi"Ujarnya kesal saat ponselnya memiliki daya sedikit.

Lucas mau tak mau bangkit dari posisinya dan berjalan keluar. Saat melewati lorong di mana Asya dan lelaki jangkung itu masuki sebelumnya membuat Lucas seketika berhenti. Entahlah Lucas merasa ada sesuatu yang aneh dan tak tenang sendiri. Dia sendiri juga bingung bagaimana mendeskripsikan  perasaannya sekarang.

Lelaki itu lalu berbelok arah dan pergi ke lorong tadi dan mengecek pintu satu persatu. Sejenak dia melupakan jika dia bisa saja di curigai sebagai penguntit jika seperti ini tapi Lucas hanya ingin memastikan sesuatu.

Lalu tibalah Ia di pintu kamar nomor A26 dan terdengar suara tamparan serta suara ringisan perempuan. Darahnya seketika mendidih begitu dengar jika suara itu adalah milik Asya. Lelaki itu langsung berusaha sekuat tenaga mendobrak pintu kayu itu.

Hanya dua kali hentakan dengan badan besarnya Lucas langsung bisa masuk dan kali ini dia di buat semakin marah melihat lelaki itu menindih Asya sementara perempuan itu kelihatan ketakutan dan tak bisa melawan.

Lucas kehilangan akal sehatnya lalu menarik laki-laki tadi dan langsung menariknya menjauh dari Asya dan memukulnya tanpa membiarkan lelaki itu bisa melawan. Dia betulan di buat marah dan tak bisa berpikir jernih dan akan menghabisi nyawa laki-laki itu sekarang juga.

"SIALAN! BERANI-BERANINYA LO NYENTUH DIA!! SAMPAHH!!"

"PENDIDIKAN LO GAK ADA GUNANYA BANGSAT!!"

"MATI LO!!"

Willy tak memberikan perlawanan yang berarti dan hanya melindungi wajahnya. Lucas sudah seperti orang kesetanan menghabisi lelaki itu sampai Willy kehilangan kesadaran. Barulah setelahanya Lucas melihat Asya yang menatapnya sambil menangis. Lucas menggigit bibir melihat keadaan perempuan itu. Dia tidak sanggup. Lucas segera melepaskan kemejanya dan memakaikannya ketubuh perempuan itu yang bergetar. Lalu menarik Asya kedalam pelukannya.

[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang