57[BOTH]🦁

1.2K 201 57
                                    

"Ini sih dari perkiraan HPHT terakhir Kamu udah mau delapan minggu inii.."

"Hah? Beneran Ii? Waduh"

"Kok waduh sih? Masa Kamu gak inget sama sekali Syaa?"

"Aku tuh sama sekali gak inget kalau Aku udah telat lama.. Ya ampun"

"Hmmm.. Dasar ya Kamu. Inget Loh jaga pola makan.. Istirahat yang cukup sama gak boleh banyak pikiran.. Usahain rileks aja. Lagian apalagi yang Kamu harus pusingin tau!"

"Banyakk.. Ai. Cuman gak keliatan aja"

"Kamu nih.. Pokoknya selamat yaa"

"Makasih.. Eh tapi Aku boleh minta tolong buat jangan sampe Mami tau dulu ya?"

"Kenapa lagi sama Mami Kamu? Berantem lagi kalian?"

"Gak berantem.. Cuman jangan dulu lah. Tau sendiri Mami tuh orangnya gimana"

"Kamu sama Mamimu tuh sama Asyaa.. Foto copy kalian berdua tuh. Soal muka, boleh deh Kamu miripnya sama Indy tapi kalau sifat Kamu tuh Mamimu banget!"

Asya hanya tertawa pelan. Sungguh? Tapi memang banyak yang bilang begitu. Tapi yah gimana.. Namanya juga Ibu-Anak kan.

Asya keluar dari ruangan dokter kandungan. Perempuan itu melirik kanan-kiri sebelum akhirnya berjalan pergi dari sana dengan tenang. Dia masih belum berani bilang sama Maminya. Entahlah, pokoknya Asya sudah punya firasat kalau Maminya tidak akan ikut senang dengan berita kehamilannya ini.

"Dokter, ada pasien"

Perempuan itu mengangguk lalu masuk ke dalam satu ruang rawat.

"Gak mau di suntik.. Huhuu takut😭"

"Enggak sakit kok sayang, rasanya cuman kayak digigit semut kok"

"Tapi semut kalau nge-gigit kan tetep sakit Dokter☹"

"Sakitnya gak lama kok, bentar doang.. Nanti kalau kamu selesai di suntik dokter mau kasih permen, mau?"

Anak perempuan yang sejak tadi menolak untuk di beri suntikan itu akhirnya mengangguk. Asya menarik senyumnya kemudian menyiapkan suntikan untuk pasien kecilnya ini.

Jarum suntik sudah menancap di tangannya, Asya dengan cepat melakukan pekerjaannya dan segera mengusapnya dengan kapas yang di beri alkohol.

"Udah selesai.. pinter banget sih kamu"

"Beneran udah?"

"Iya sayang, udah.. Gak sakit kan?"

Anak perempuan tadi kemudian mengangguk.

"Makasih dokter! Permenku mana?"

Ia tersenyum sebentar sebelum akhirnya mengambil permen yang ada di snelli dokternya dan memberikannya kepada pasien kecilnya itu.

"Ini.. Semoga lekas sembuh ya kamu"

"Hmmpp!! Pasti! Terimakasih dokter cantik!"

"Ehehe iya sama-sama.."Sebelum keluar dari dalam ruang rawat itu Ia menyempatkan mengusap sebentar rambut anak perempuan tadi lalu keluar.

"Dokter Asya! Ada pasien gawat darurat dan sekarang ada di ruang IGD.."Ujar Suster yang memberitahunya dengan wajah panik. Membuat Asya berjalan dengan terburu.

"Kenapa? Pasiennya kenapa suster?"

"Anaknya keracunan dan ibunya nangis-nangis"

"Ya Tuhan.."

Asya semakin mempercepat langkahnya dan akhirnya sampai di ruangan IGD. Asya langsung memasang alat bantu pernapasan untuk pasien anak perempuan tadi sedangkan Ibunya menangis di ruang tunggu takut anaknya sampai kenapa-napa.

[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang