"Heyy!"
"Aih. Kirain siapa tadi"ucap Asya kaget saat Willy menepuk bahunya dari belakang dan duduk di sebelahnya.
"Kenapa gak ke kantin?"tanya Willy.
"Masih kenyang. You kenapa malah duduk disini bukannya makan. Jam istrahat Kita gak lama"
"Ai bawa bekal.."ujar Lelaki itu dan menunjukan kotak bekalnya.
"Widih. Tumben banget bawa bekal"
"Hehe iyaa.. Mau gak?"Tawar Willy.
"Sure.."Perempuan itu mengangguk. Dia sebenarnya belum makan dari pagi. Tapi jika harus ke kantin agak malas juga.
Willy membuka kotak bekal yang di bawanya dan memberikannya untuk Asya. Mereka berdua sekarang berada di roftoop rumah sakit. Tadi Willy melihat Asya yang naik ke atas sendirian makannya laki-laki itu mengikutinya.
"Ini siapa yang buat? Mbak?"tanya Asya sambil mengunyah sandwich.
"Sandwich doang Gue juga bisa buat sendiri.."balas Willy.
"Ohhoo.. Pinter ya ternyata tuan muda~"Ujar Asya sedikit menggoda. Dia tau bagaimana Willy soalnya. Lelaki itu hanya tersenyum dengan memperlihatkan gusinya yang merah muda.
"Akhir-akhir ini ada nomer baru yang terus-terusan ganggu. Nelfon mulu pas diangkat malah telfonnya dimatiin"Asya yang tengah mengunya langsung berhenti. Jangan-jangan Dewi nih?
"Tau nomer ini gak?"Willy menunjukan ponselnya ke Asya.
"Sorry gak ijin dulu.. Dewi katanya pengen kenalan makanya Gue kasih nomer Lo. Hehe"kata perempuan itu sambil terkekeh. Willy menghela nafas dan menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku.
"Kan udah pernah sekelas Syaa.. Kenapa harus kenalan lagi. Mana you juga ngasihnya nomor pribadi lagi"Kata Willy.
"Iya sorry, kalian meskipun sekelas juga gak akrab dari dulu.. Dia tuh pengen kenalan yang ke itu loh. Masa gak ngerti sih? Gue mau ngasih nomor Lo yang biasa juga jarang aktif.. Jadi Gue pake nomor Lo yang satunya.."Jelas Asya sedikit merasa bersalah juga sebenarnya.
"Nomor yang Lo kasih it's just for my family and You"Kata Willy kemudian menoleh ke arah Asya yang ada di sebelahnya.
"Iya iya deh sorry.. Tapi jangan galak-galak yaa sama Dia.. Dewi anaknya baik kok"Ucap Asya membujuk.
"Gue tau dia baik, tapi Gue gak srek aja Syaa.. Jadi daripada Gue ngerespon dan dianya malah baper ntar Gue di sangkanya ngasih harapan.. Gue gak bisa"Ujar Willy.
"Iya iyaa.. Ntar Gue kasih tau dia.."Balas Asya. Yah gagal sudah dirinya jadi jembatan cinta kalau begini.
"Hmm.. Lagian Gue gak tertarik buat punya hubungan dulu"Ucap Willy lagi.
"Kenapa?"
"Yah gak aja.. Masih belum.. You know lah perasaan Gue gimana.."
Asya lalu menggigit bibir.. Dia tau kok apa maksud ucapan lelaki jangkung di sebelahnya ini. Willy memiliki perasaan padanya lebih dari seorang teman. Dan mungkin juga sampai sekarang.
"Will.. Lo tau kan kalau--"Belum sempat Ia melanjutkan Willy sudah lebih dulu memotong.
"Gue paham Syaa.. Paham banget. Secinta dan sebahagia apa Lo sekarang sama keluarga Lo.. Gue ngerti. Tapi biarin Gue sama perasaan Gue ya? Gue gak minta Lo tanggung jawab kok.."Ujar Willy. Lelaki itu sudah menyelesaikan makannya dan sekarang menatap teduh ke perempuan di sebelahnya.
Asya mengangguk.. Dia juga tidak bisa melarang perasaan lelaki itu. Dan untunglah Willy juga tau posisi mereka masing-masing seperti apa dan bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔
Fiksi PenggemarBuku kedua dari MAMA GULA~ Malibu's Family and Fahri's Family Started from 04-Maret-2022 END 04-Juli-2022•••