"Hadehh..."
Mark menghela nafas. Dia betulan di buat pusing sekarang. Istrinya masih ada di rumah sakit dan baru akan pulang jam sembilan pagi nanti. Sedangkan putri mereka, Aina harus segera berangkat ke sekolah.
Dia pusing karena anaknya itu memintanya untuk mengikat rambutnya seperti yang biasanya di lakukan Asya setiap kali Aina pergi ke sekolah. Tapi masalahnya Mark tidak semahir Asya dalam urusan ikat mengikat rambut. Sudah hampir tiga puluh menit Mark mencoba mengikuti cara yang biasanya Asya pakai mengikat rambut Aina tapi selalu berakhir gagal.
"Aina Kamu pake bando ajalah atau gak jepitan pita mau? Gak usah di iket-iket segala.. Papa gak ngerti"
"Gak mau! Aina maunya diiket kayak yang biasa Mama iketin.. Aina gak suka pake bando! Nanti ilang"balas Aina. Ia sudah lengkap memakai seragam sekolah. Aina sekarang sudah kelas dua.
"Tapi Papa gak jago kayak Mamamu Aina.. Ayolah Kamu ngertiin Papa juga"
"Aina gak mau sekolah kalau gitu!"Ancamnya dan sudah bersiap hendak menangis. Mark makin dibuat sakit kepala. Mana sebentar lagi dia juga hendak berangkat kerja.
"Yaudah Papa cobain sebisa Papa yaa.. Nanti kalau hasilnya tetep gak sebagus Mama Kamu jangan nyesel"Mark kembali mengambil sisir yang disodorkan Aina untuknya dan mulai kembali mengikat rambut panjang putrinya.
Mark sempat memperhatikan beberapa kali sebelum akhirnya berhasil mengikat dua rambut panjang Aina. Meskipun hasilnya.. Yah sudah bisa di prediksi.
"We're done.. Sekarang Kamu tinggal pasang kaus kakinya Papa mau ke dapur"
Samar-samar Mark mendengar teriakan putrinya begitu Ia turun ke lantai bawah.
"I'm ugly! Huaahhh... Papa!!!"
Mark mengambil mangkok lalu menuangkan susu dan sereal. Sarapan untuk mereka pagi ini. Setidaknya sebelum pergi bekerja dan sekolah perut harus sedikit terisi. Itu yang selalu istrinya pesankan padanya.
Mark langsung menahan senyum begitu melihat Aina berjalan menghampirinya sambil mengusap kedua pipi yang basah karena air mata. Ikatan Mark sudah di buka dan digantikan dengan bando.
"Nah kan kalau begitu jauh lebih cantik Kamu.."
"Uhh.. Aina mau aduin ke Mama! Papa gak pinter!!"
"Hadeh.. Udah untung Papa iketin yaa. Ayo sarapan abis itu langsung dianterin ke sekolah"
Aina menatap dua mangkuk sereal di depannya lalu menggeleng.
"Apa? Kamu mau apalagi sih?"tanya Mark betulan dibuat kualahan. Aina jadi picky soal makanan. Yah ngikut siapalagi kalau bukan Mamanya.
"I want sunny side egg.. I don't want this.. Aina gak suka Pa!"
"Ya ampun.. Aina kan Kamu tau Papa gak pinter buat itu.."
"Tapi Aina pengen makan itu.."
Melihat anaknya yang kembali hendak menangis lagi Mark menghela nafas lelah.
"Papa bakalan buatin. Tunggu.. Jangan nangis"
Mark mengambil sebutir telur dari dalam kulkas dan menyalakan kompor, memanaskan minyak kemudian memecahkan telur di atas pan penggorengan.
"Ini gimana ngebalikinnya sih? Kok susah?"
"Aina juga gak tau.. Di tungguin aja"
"Masa??"
"Papa, ada bau gosong!"
"Nah kan!!"
Mark dengan cepat mematikan kompor tapi terlambat karena telur yang di gorengnya sudah benar-benar gosong. Aina menatap sedih telur berwarna hitam dipiringnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/303372757-288-k178134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔
FanfictionBuku kedua dari MAMA GULA~ Malibu's Family and Fahri's Family Started from 04-Maret-2022 END 04-Juli-2022•••