"Makan dulu.. Main hpnya nanti aja"
Aina menurut dan meletakan ponsel miliknya di atas nakas. Sekarang hanya ada dia dan Mamanya di ruang rawat sedangkan Papanya sedang pergi keluar. Asya menyuapi Aina makan karena tangan satunya masih di infus.
"Di tangan Kamu itu apa?"Tanya Asya begitu menyadari ada sesuatu yang baru di tangan Aina.
"Gelang.. Someone give me this as a present"Balas Aina.
"Dari Logan, ya?"Tanya Asya lagi dan Aina menggeleng.
"Trus?"
"Claire.. Dia ngasih Aku ini"
"Ahh.. Tapi ini dilepas dulu ya? Tangan Kamu masih merah-merah. Dan itu dari benang.. Nanti malah tambah gatel"
"Aku pengen pake, Ma.."
"Kamu boleh pake Mama gak larang Aina. Tapi nanti kalau udah sembuh.. Sekarang sini, buka biar Mama yang simpen"
Aina lalu menyerahkan tangannya dan Asya membantu melepaskan gelang dari tangan Aina lalu memasukannya ke dalam sakunya.
"Jangan sampai hilang, Claire pasti bakal nanyain lagi gelangnya dimana"
Asya mengangguk lalu kembali menyuapi Aina dengan makanan yang dibawanya dari rumah.
"Dari apa yang Mama dengar dari Logan, Kamu habisin ice cream nanasnya Claire ya? Kenapa Aina? Kamu kan tau itu bahaya buat Kamu.."Ucap Asya. Kali ini perempuan itu berbicara lebih pelan. Dia tidak mau Aina kembali menangis seperti tadi.
"Hanyaa.. Aku ingin bantu dia biar ice creamnya habis. Mama kan selalu bilang buat jangan buang-buang makanan"
"Iyaa tapi Kamu juga liat kondisi dong Aina. Kalau memang itu sesuatu yang gak baik buat Kamu jangan di makan.. Lain kali jangan sampai di ulangin lagi. Ini demi kebaikan Kamu Mama ngomong begini. Paham?"
Aina mengangguk. Mamanya masih akan terus membahas ini nanti sampai seminggu atau bahkan sebulan kedepan. Mamanya tidak mudah lupa dengan sesuatu. Apalagi persoalan yang menyangkut alergi yang hampir saja membuatnya tidak selamat.
"Kamu deket banget ya sama Claire?"
"Tidak bisa di bilang dekat.. Tapi tidak jauh juga. Dia dan Logan.. I treat them like my little brother and sister.. They are cute"
Asya yang mendengarnya kemudian mengangguk.
"Ini minum dulu.."
Aina menerima botol minum dengan sedotan yang diberikan Mamanya lalu meminumnya. Selesai makan dan minum obat. Asya mengatur posisi bantal agar Aina bisa tidur dengan nyaman.
"Bentar... Mama mau pakein lotion dulu biar cepet ilang merah-merahnyaa.."
Perempuan itu dengan serius dan hati-hati mengoleskan lotion khusus untuk menghilangkan merah dan bekas peradangan pada alergi di sekitar wajah dan tangan Aina.
"Papa mana sih? Kok jam segini belum pulang?"
"Mama gak tau.. Tadi pamitnya cuman sebentar tapi malah gak pulang-pulang"
"Mama telfon dong.."
"Udah.. Gak diangkat. Gatau kemana tuh Papa Kamu"
"Mungkin lagi antri buat makan naspad?"Ujar Aina. Asya yang mendengarnya seketika terkekeh. Mark yang pamit pergi keluar itu yaa paling mau main sama temen-temennya atau pergi berburu nasi padang seperti yang di katakan Aina.
"Papa sama Mama tidur sini kan?"
Tanya Aina dan Asya mengangguk."Kita bakalan tidur di sofa"
"Kalau Mama mau tidur disebelahku juga gapapa.. Disini luas kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
[GS]La Familia||MAMA GULA SEQUEL✔
FanficBuku kedua dari MAMA GULA~ Malibu's Family and Fahri's Family Started from 04-Maret-2022 END 04-Juli-2022•••