1. Kamar baru

3.4K 357 10
                                    

Di ruang tamu, semua orang tengah duduk di sofa, semua menatap ke arah Jeno yang juga tengah duduk di sofa single. Mereka baru saja selesai mendengarkan cerita Jeno, juga sudah selesai berkenalan.

Jeno berkata bahwa Daddy nya mengirimnya ke Mansion ini adalah karna sekolahnya berada di dekat sini. Yup, Mansion yang mereka tempati sebenarnya adalah sebuah tempat tinggal sewa yang sudah seperti hotel yang di miliki oleh seorang pengusaha kaya, bahkan harganya sangat sengit, hanya para anak kaya raya yang dapat tinggal di sana. Apalagi bukan hanya ada satu Mansion, melainkan dua.

Namun Mansion yang satunya tepat berada di seberang Mansion yang mereka tempati, itu sama besarnya dan sama mewahnya, bahkan masing masing kamar telah di dekorasi dengan gaya yang berbeda beda, kita dapat memilih kamar yang mana yang ingin di tempati secara bebas.

Mansion itu adalah tempat tinggal khusus untuk anak anak yang bersekolah di Golden School Academy, sekolah itu menampung Murid dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi. Biaya per semester nya bahkan dapat mencapai ratusan juta, sedangkan biaya tinggal di Mansion itu sendiri mencapai 120 juta Poin persetengah tahun. Itu semua karna tinggal di Mansion tersebut sudah sangat lengkap isinya, kamarnya sendiri sudah memiliki baju baju di dalamnya, satu set PC juga Notebook, tablet dan pad bahkan tersedia di setiap kamar, intinya sangat mewah, untuk makanan sendiri, mereka dapat menyuruh maid memasak atau memasak sendiri. Dan saat sudah lulus dari Golden School Academy, katanya semua benda seperti PC dan sebagainya akan menjadi milik mereka sendiri, bukankah itu sangat mewah? Apalagi semua adalah versi yang paling terbaru dan paling mahal.

Yah, sesuai dengan harganya, jika di hitung dari SMP sampai perguruan tinggi 8 semester, biaya tinggal saja sudah menghabiskan sekitar 2,4 Miliar Poin wow. Entahlah siapa yang menciptakan Sekolah dan tempat tinggal yang begitu mahal tersebut, pasti di rumahnya penuh dengan uang.

Untuk biaya sekolah sendiri, jika di mulai sejak bangku SMP hingga selesai perguruan tinggi mungkin dapat menghabiskan 6 Miliar Poin atau lebih tergantung dengan jurusan yang di ambil. Benar benar sekolah para anak orang kaya, terlebih lagi Golden School Academy menerima murid usia berapapun asal mereka lulus tes dan sanggup membayar biaya sekolahnya, tidak ada yang namanya Beasiswa di sana karna sudah pasti semua muridnya berprestasi tinggi.

Dan sebagai pengganti beasiswa, setiap murid yang mendapat nilai tertinggi akan selalu di beri hadiah yang tentunya sangat mewah, misalkan sebuah mobil Lamborgini, atau mungkin Limousin dan sebagainya, hei benar benar sekolah yang sulit di tembus orang biasa ah!

Nilai rata rata untuk dapat masuk ke Golden School Academy sendiri harus mencapai 99,99 yang hampir mustahil untuk di dapatkan, namun ternyata banyak sekali anak anak yang mampu masuk ke sana. Fasilitas yang mewah itu sendiri juga adalah untuk mengapresiasi mereka yang sudah mau belajar keras. Namun terkadang, Pintar bukan berarti dia tetap normal, seperti para Penghuni Mansion tersebut, mungkin yah sedikit errrmm.

Baiklah, back to Jeno

"Gak nyangka Bocah kaya Bayi begini masuk ke Golden" Hyunjin tanpa permisi menatap Jeno sangat dekat dengan cara memindai, menatap kiri dan kanan pada wajah imut Jeno.

"Berapa umurmu?" Lanjutnya bertanya. Jeno terlihat memiringkan kepalanya berfikir sejenak.

"Um... Nono... 16 tahun!" Ucap Jeno tersenyum semanis mungkin. Hyunjin yang hampir limbung cepat cepat mengalihkan pandangannya dengan pucat.

'nih bocah bahaya banget anjir!'

"Guys gantian!" Hyunjin dengan lemah mundur ke belakang, menjauh dari Jeno, anak itu benar benar meresahkan jantungnya.

"Hu?" Jeno dengan bingung menatapnya melalui mata hitamnya yang bulat.

"Nono gak boleh ulti sembarangan" celetuk Pemuda tinggi dengan wajah tampan menatap Jeno serius. Jeno nampak semakin bingung, bando telinganya terus bergerak gerak.

"Tapi Nono nda nakal iyya..." Lirihnya lesu, Bando telinganya kini lemas terkulai di kepalanya.

!

Semua orang di ruangan tersebut, kecuali Jeno langsung mengalihkan pandangan mereka, tak kuasa menahan kegemasan makhluk ciptaan tuhan yang sangat menggemaskan tersebut.

'Tenang... Tenang... Harus terbiasa...'

"Ekhem" Doyoung berdehem dengan cukup keras untuk mengalihkan suasana. Jeno pun ikut mendongak menatapnya.

"Udah udah, semua udah selesai kan, udah kenalan juga. Biarin Jeno pilih kamarnya sekarang"

"Buat yang lain balik ke kamar masing masing, inget kalian masih bau jigong" Doyoung mengerutkan alisnya dengan jijik kepada yang lainnya.

"Idih gak nyadar lu gigi kelinci" saut Hyunjin tak kalah jijiknya.

"Ck! Ayo Jeno, Kakak antar kamu liat kamar" tanpa memperdulikan Hyunjin, Doyoung beralih ingin meraih tangah Jeno untuk membawanya melihat lihat kamar yang akan di tinggalinya, namun belum sempat menyentuh tangan Jeno, tubuhnya sudah di tarik ke belakang.

"Eit eit eit... Kalo ini bagian gue" Doyoung dan Jeno menoleh melihat wajah pemuda berkulit sawo matang ternyum ke arah mereka.

"Yaudah sono antar Jeno, gak usah lo Jailin tapi" peringat Doyoung mundur ke belakang, memberi ruang pada Haechan, pemuda tersebut.

Haechan langsung tersenyum lebar, meraih tangan Jeno yang terasa sangat lembut, ah dia jadi ingin menggrepe grepe tubuhnya juga, oke, lupakan otaknya yang sepertinya sudah rusak.

"Oke. Ayo Nono!" ucapnya tanpa melihat yang lebih tua.

"Um!" Jeno mengangguk mengikuti Haechan. "Dadahhh" lambaian tangan dia berikan kepada yang lainnya beserta senyum mautnya, membuat mereka langsung bergegas pergi ke kamar masing masing sembari menutup hidung tergesa gesa.

.

"Nah menurut gue Kamu cocok sama kamar ini No!" Haechan membuka pintu kamar berpola emas dengan tulisan Baby Blue di tengahnya yang terlihat indah. Jeno dengan patuh mengangguk, begitu pintu terbuka, serbuan warna Baby Blue memasuki netra keduanya.

Atensi Jeno langsung mulai menjelajah seisi kamar, mengamati kanan dan kiri dengan rasa ingin tau, namun langkahnya tetap dengan patuh mengekori Haechan.

"Echanie~"

Dugh!

"Aw!"

"Echanie!"

"Gapapa, gue gapapa sumpah gapapa" ucap Haechan menepuk nepuk dadanya, panggilan dari Jeno membuatnya tersandung tanpa alasan, sebenarnya Jeno manusia atau penyihir? Selalu saja dapat melemahkannya.

"Kenapa kamu manggil aku?" Oke, Haechan merubah cara bicaranya hanya untuk Jeno, hanya Jeno seorang. Tapi sepertinya semua akan merubah car bicara mereka jika bersama dengan Jeno.

"Echanie~ Mowwy Nono dimana...?" Ucap Jeno dengan cemas melihat setiap sudut kamar barunya, namun tak segera menemukan boneka beruang gemuk berwarna coklat kesayangannya selain Nowwy yang kini tengah dia peluk.

"Ha?!" Haechan cengo sejenak, bertanya tanya siapa lagi Mowwy??

"Mowwy! Beruang Nono!" Jeno dengan kesal menghentakkan kakinya cemberut.

"O-oh! E.... Oooo boneka! Kan koper sama barang barang kamu di bawa sama Lucas?" Seru Haechan menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan canggung, dia juga lupa untuk membawanya.

"Ayo ambil Mowwy!" Jeno dengan cepat meraih tangan Haechan, berlari keluar dengan semangat, bahkan telinga di kepalanya sampai bergerak naik turun.

"Tunggu!"



































Yoit!

Baby Jeno gemes banget bestie!

Moga suka ya

See u~

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang