21. Sunoo?

854 138 6
                                    

Di hutan yang gelap, dan hanya ada beberapa sinar matahari yang masuk melalui celah celah dedaunan, seorang pemuda menggemaskan terlihat melompat lompat dengan riang, dia menatap tanaman di kanan dan kirinya yang basah akibat terkena hujan.

Di tangannya, sebuah tas dan tablet tengah di pegangnya, mecari cari setiap sudut untuk menemukan herbal langka, ini adalah hari pertama Timnya untuk mencari Herbal!

Sudah 3 jam pemuda tersebut berkeliling hutan tanpa tujuan, namun hanya menemukan satu tanaman herbal yang tertulis dalam misi, Jeno, pemuda tersebut menatap sekitar yang sunyi, langit yang tadinya masih menampakkan sedikit cahaya kini mulai menggelap, Jeno melirik jam tangannya 17.00 PM.

Sudah sore, namun keadaan di hutan seperti malam hari, menyeramkan, di kesunyian, samar samar Jeno mendengar sebuah suara meminta tolong, dia dengan kebingungan menatap sekelilingnya, mengikuti arah sumber suara.

"Tolong! Siapapun!"

"Hu? Ada orang?" Gumam Jeno menjulurkan kepalanya, di sana, tak jauh darinya terlihat seorang pemuda berwajah manis, dengan mata sebiru kristal yang indah, rambut lembut yang menutupi dahi, pipi bulat yang chubby, bibir pink yang mungil, tubuhnya terlihat lebih pendek darinya. Jeno terpesona melihatnya, pemuda itu terasa lebih menggemaskan daripada dirinya!

Dengan langkah cepat Jeno menghampiri orang tersebut yang terjerat di bawah pohon oleh sulur sulur tanaman.

"Hallo! Mau Nono bantu...?" Ucap Jeno tersenyum manis pada pemuda yang tengah kesulitan itu, Pemuda itu pun mendongak, melihat Jeno dengan wajah tertegun sama terpesonanya dengan keimutannya.

"Ah? Iya iya! Tolong!" Serunya dengan cepat sadar bahwa dia tengah berada di keadaan kritis. Jeno mengangguk, mengambil pennya, memorong sulur sulu yang mengikat pemuda tersebut dengan cukup kuat.

"Hahhh... Makasih banyak!" Pemuda tersebut tersenyum lebar kepada Jeno, mata biru kristalnya terlihat berkilauan, Jeno mengangguk.

"Siapa namamu?"

"Jeno, biasa di panggil Nono!" Jeno mengulurkan tangannya.

"Ah! Jeno! Aku Sunoo, boleh di panggil Nono juga" Sunoo tersenyum manis menjabat uluran tangan Jeno.

"Wah! Kita samaan!" Seru Jeno senang. Sunoo mengangguk terkekeh.

"Um... Aku boleh minjam baju, aku gak bawa" Sunoo dengan malu meremas sweater compang camping yang di kenakannya.

"Tentu! Ayo ikut Nono!" Jeno meraih tangan Sunoo, menariknya menuju Magic Home mereka dengan antusias, dia seperti anak kecil yang mendapatkan teman baru.

"Terima kasih" Ucap Sunoo tersenyum lebar. Kedua pemuda menggemaskan itu berjalan menyusuri hutan dengan riang.

"Nono kembali!!!" Teriak Jeno ketika memasuki Magic Home.

"Bayi, jangan teriak teriak" seru Haechan dari arah dapur. Jeno langsung saja berlari ke arah dapur dengan Sunoo yang dia tarik sejak tadi.

"Echanie~ Nono punya temen baru!"

"Hm? Sia- Siapa itu No?" Haechan dengan waspada melihat pemuda compang camping di belakang Jeno, menarik Jeno untuk menjauh darinya.

"Nono ketemu dia di hutan" Jeno memasang tampang polosnya.

"Siapa kamu?" Tanya Haechan tajam.

"H-Hallo! A-aku Sunoo Kak, bisa juga di panggil Nono" Sunoo memperkenalkan dirinya dengan gugup.

"Liat! Nama kita sama sama Nono! Nono mau tinggal di sini, boleh?"

Haechan menyentuh dahinya yang terasa pusing, bagaimana mungkin selalu muncul manusia menggemaskan di sekitar mereka, mereka ini bukannya orang yang kuat iman!

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang