53. Demam

1K 135 40
                                    

Buat kalian yg ketinggalan Part 53 moon vers silahkan dm aja ya, ntar Viel kasih link buat liat lewat telegram private ch ヾ( ͝° ͜ʖ͡°)ノ♪

"Gimana si Bayi?"

Haechan menghampiri Haruto yang baru saja keluar dari kamar Jeno. Haruto langsung menatapnya.

"Kecapean kayanya, pucet banget..." Ucap Haechan menghela nafas panjang, menutup pintu kamar Jeno.

"Tidur?" Haruto mengangguk.

"Tapi belum makan siang?" Kening Haechan berkerut, ingin masuk ke dalam kamar Jeno, namun dengan cepat di hentikan oleh Haruto.

"Jangan di ganggu, tadi udah Jaehyun suapin bubur sama minum obat"

"Syukurlah kalo gitu" Haechan menghela nafas lega.

"Dor!"

"ANJIR LO!"

Haechan melompat kaget mendengar suara di belakangnya, dia berbalik, menatap sang pelaku, namun dia menjadi tambah kaget.

"Kok? Kalian udah pulang?" Tanya Haechan ragu.

"Kenapa? Lo juga ngapain di sini?, Kalian berdua abis dari kamar si Bayi ya???" Renjun dengan rasa ingin tau menatap pintu kamar Jeno.

"Main aja sih gue ke sini, bosen di Mansion" jawab Haechan dengan santai menghendikkan bahunya, berlalu pergi. Haruto menatap punggungnya sekilas lalu beralih menatap Renjun.

"Cepet?" Ucapanya menaikkan sebelah alis.

"Iya, kebetulah misinya gak terlalu sulit. Ngapain kalian di depan pintu kamar Bayi?"

"Gue abis mindahin dia, tadi ketiduran di sofa" kebohongan dengan lancar mengalir dari bibir Haruto. Renjun mengangguk mengerti.

"Gue mau liat"

"Jangan di ganggu"

"Tenang"

Haruto hanya diam, menyaksikan Renjun masuk ke dalam kamar Jeno, untung saja mereka tak membuat tanda di tubuh Jeno, hanya bekas gigitan Jisung di bahu Jeno yang syukurnya tertutup baju. Dia menghela nafas, berjalan menuruni tangga, menuju ruang tamu yang sudah diisi banyak manusia.

Renjun melangkah dengan tenang ke sisi tempat tidur Jeno, menatap wajah tenang Jeno yang tengah tertidur. Alisnya sedikit berkerut melihat wajahnya yang pucat, bibir Jeno pun terlihat merah dan sedikit bengkak, membuatny tertegun sejenak.

"Bayi..." Lirih Renjun mengusap kening Jeno selembut mungkin, Jeno yang tengah tertidur sedikit mengerutkan alisnya, mata yang tadinya tertutup dengan sayu mulai terbuka.

"Injun...?" Gumam Jeno ketika samar samar melihat sosok Renjun dari balik matanya yang masih kabur. Dia berkedip beberapa kali, mencoba menjernihkan pandangannya, lalu perlahan lahan duduk.

"Maaf ganggu tidur kamu, tapi dahimu panas" Renjun dengan khawatir menatap wajah Jeno. Jeno tertegun sejenak, menyentuh dahinya, ah benar, itu terasa panas, sepertinya dia terlalu lelah karna tadi. Dia menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

"Gapapa, Bayi udah minum obat demam tadi" Jeno tersenyum tipis. Renjun terdiam.

"Bibir kamu..."

Tubuh Jeno kaku, namun ekspresinya masih normal seperti biasa. Dia menggerakkan tubuhnya turun dari tempat tidur dengan sedikit kesulitan.

"Jangan bangun! Kamu lagi sakit!" Seru Renjun memegang Jeno, takut jika tiba tiba saja pemuda itu akan tumbang.

"Injun udah pulang, pasti yang lain juga udah pulang kan? Bayi mau liat yang lain juga" Renjun tak tau harus berkata apa, memang anak satu ini selalu saja mencari cari pekerjaan di saat menganggur. Akhirnya dia hanya menghela nafas panjang, membantu Jeno untuk turun.

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang