57. Terbongkar

1K 157 23
                                    

"Kak Jeno! Kakak kok bisa sakit?"

Jeno yang baru saja ingin memejamkan matanya lantas langsung menoleh, mata hitamnya langsung saja bersitatap dengan sepasang mata biru kristal yang indah. Dia mengerutkan alisnya heran.

"Nono..." Sapa Jeno tersenyum tipis.

"Aku ke sini sama Kak Doyie, untung aja aku lagi gak misi" pemuda manis itu berjalan mendekati ranjang rawat Jeno. Jeno hanya mengangguk menegerti.

"Kak Doyie dimana?" Tanya Jeno mentap ke arah pintu. Sunoo meletakkan buah buahan yang di bawanya ke atas nakas.

"Lagi beli makanan Kak" ucapnya duduk di samping ranjang rawat Jeno.

"Cuma Kak Doyie yang datang?" Jeno melirik Sunoo. Sunoo nampak berfikir.

"Um... Iya, yang lain mungkin nanti nyusul" Jeno kembali mengangguk mengerti.

Sudah lima hari dia berada di Institute Medical, tidak mungkin mereka akan selalu menemaninya, jadi hanya terkadang beberapa orang datang berkunjung secara bergantian. Lagipula ada Kai yang mengurusnya. Yang lain pasti memiliki kesibukan masing masing.

"Nono denger hidup Kak Jeno gak lama lagi ya?" Sunoo dengan ekspresi polosnya menatap ke arah Jeno. Jeno tersenyum kecil.

"Iya" ucapnya pelan.

"Kak Jeno harus sembuh, walaupun banyak yang nunggu kakak buat gak sembuh, kakak harus tetep sembuh" Sunoo memasang tampang khawatirnya, menggigit bibir bawahnya dengan ragu.

Jeno terdiam, dia menatap lamat sepasang mata biru di hadapannya, apakah yang baru saja itu kata penyemangat?

"Ohiya? Jahat banget ya mereka gamau Aku sembuh" lirih Jeno menurunkan pandangannya. Sunoo dengan cemas meraih tangan Jeno.

"Jangan sedih Kak, Kak Umgyu sama yang lainnya gak serius ngomong gitu kok!" Ucapnya tersenyum lembut.

Jadi apakah yang Sunoo maksud adalah Beomgyu dan yang lainnya yang tak ingin dia untuk sembuh? Jeno kadang bertanya tanya, bagaimana sistem milik Sunoo di program hingga menghasilkan produk yang sangat gagal seperti ini.

Jelas 4 hari kemarin ruang rawatnya terus dimasuki oleh anggota Mansion 1 dan 2 yang sangat mengkhawatirkan dan mencemaskan keadaannya, darimana pemuda ini mengatakan kebohongan yang begitu terbuka?

"Sunoo"

"Ha? Iya Kak?" Mata Sunoo dengan lingkung melihat Jeno.

"Kamu Ae?" Mata Jeno terus meneliti ekspresi wajah Sunoo, tak ingin melewatkan sesuatu sedikitpun. Benar saja, sepasang mata biru itu sedikit membesar karna terkejut, Jeno merasa bersyukur pergi ke Ausie dan bertemu Hyuka saat itu, jika tidak, mungkin dia tak akan sadar bahwa Sunoo adalah seorang Ae.

Brak!

"Kamu!" Gumam Sunoo menunjuk Jeno, dia mundur ke belakang dengan cemas dan juga panik.

"Sunoo, jangan ganggu kehidupan Kak Doyie sama yang lain lagi ya...? Kamu dan mereka berbeda... Lagipula Kamu Ae yang salah program, itu hal yang ilegal untuk di lindungi" ucap Jeno lembut, mata sayu nya menatap wajah panik Sunoo dengan senyum tipis.

"Gak! Aku bukan Ae! Kamu gak berhak ngatur ngatur Aku!" Seru Sunoo melotot tajam.

"Tolong ya..." Tatapan Jeno berubah menjadi penuh permohonan. Sunoo terdiam melihatnya, namun dengan cepat ekspresinya berubah dingin.

"Ayah bilang, siapapun yang nemun identitas asli Nono harus mati!" suara dingin dengan sedikit nada mekanik membuat Jeno terkejut. Dia melihat Sunoo yang tengah menatapnya dengan kejam, mata yang tadiny biru kini sudah berubah merah.

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang