24. Baju Ganti

847 146 22
                                    

"Kak Jeno!"

Baru saja Jeno sampai di depan Magic Home, dia melihat Sunoo yang basah kuyup mengenakan seragam misi hitam miliknya, menghampiri dirinya. Jeno tersenyum lembut.

"Nono-ya~" sapanya ramah.

"Hihi, Kak, Nono pinjem baju Kakak lagi ya? Abis Nono gak punya baju ganti, mana basah semu, gak ada matahari mau di jemur, baju yang kemarin Kakak pinjemin juga kotor tadi pagi karna jatuh ke lantai kamar mandi" Sunoo memasang wajah melasnya kepada Jeno.

"Iya, nanti Nono pinjemin baju, tapi nanti tolong antarin makan siang sama makan malamnya Nono ke kamar ya? Soalnya baju Nono udah abis, jadi cuma bisa pake handuk sama selimut di kamar aja" Jeno berucap sembari bersemu malu, dia tidak mau keluar tanpa mengenakan Hoddienya, walaupun dia mengenakan kaos berlengan pendek, dia tetap tidak mau melakukannya, itu rahasia miliknya.

"Okay! Makasih banyak ya Kak! Kak Jeno beneran baik banget deh sama Nono!" Sunoo memeluk Jeno dengan penuh rasa terima kasih, Jeno balik memeluk Sunoo.

"Hehe... Terima kasih kembali, bentar ya Nono ambilin bajunya" Sunoo mengangguk, keduanya masuk ke dalam Magic Home bersama dengan riang. Kebetulan hal tersebut terlihat oleh keempat pemuda di dalam yang tengah sibuk mengeringkan rambut mereka. Dan berfikir bahwa Jeno dan Sunoo terlihat sangat akrab sekali.

Jeno menyapa yang lain, lalu masuk ke dalam kamar, mengambil baju miliknya, lalu memberikannya kepada Sunoo, Sunoo dengan senang menerima baju tersebut, terus menerus mengucapkan terima kasih banyak, Jeno hanya mengangguk dan mengingatkan tentang apa yang dia katakan tadi, Sunoo mengangguk mengerti, keduanya dengan cepat kembali ke kamar masing masing.

Jeno membersihkan dirinya, mengenakan celan pendek selutut dan kaos tipis yang biasa dia kenakan sebagai dalaman ketika mengenakan hoodie, Jeno menatap dirinya di cermin, sedetik kemudian langsung membuang muka, masuk ke dalam selimutnya sembari memainkan Tabletnya.

Walaupun sebagian tubuhnya sudah di lihat oleh anggota timnya ketika misi pertama, saat itu mereka tidak teliti, jadi Jeno tak mempermasalahkannya, sekarang bekas luka misi pertama terlihat jelas di tubuhnya, dia tak ingin memperlihatkannya. Sebenarnya, Jeno tidak ingin mereka melihat tubuh sempurnanya, walau ternoda beberapa bekas luka, vein di tangannya juga pinggangnya yang sangat melengkung membuatnya malu sendiri jika sampai terlihat, apalagi dapat mengundang masalah jika bertemu orang yang tidak senonoh, karna itu Jeno lebih suka mengenakan pakaian kebesaran yang lebih nyaman.

Di luar, semua orang berkumpul untuk makan siang, Ketika melihat Jeno tidak keluar dari kamarnya, mereka mengerutkan kening bingung, biasanya Jeno akan selalu cepat soal makanan.

"Jeno ke mana?" Tanya Jaehyun, yang lain menggeleng tak tau.

"Kak Jeno ada di kamar, katanya dia lagi gak nafsu makan siang sama makan malam, mau tidur aja" Jawab Sunoo menatap mereka dengan mata polosnya. Jaehyun dan yang lainnya mengerutkan alis bingung, tak biasanya Jeno begini, apakah dia sakit.

"Kenapa? Jeno sakit?" Jisung menatap Sunoo dengan heran.

"Enggak, katanya cuma capek aja, mau tidur" Sunoo menghendikkan bahunya tanda tak terlalu mengetahui situasinya. Mereka mengangguk angguk tanda mengerti.

"Yaudah, kalo gitu ayo makan"

"Um!"

Merekapun makan dengan gembira, sedangkan Jeno di dalam kamar menunggu nunggu kedatangan Sunoo yang tak kunjung datang, mungkinkah dia lupa? Fikirnya, lalu menghela nafas panjang. Pasti Sunoo lupa, hahh... Sepertinya dia tidak akan makan sampai besok, baiklah tidak papa. Jeno dengan riang kembali memainkan game di tabletnya, karna tak ada Signal, semua terasa membosankan.

.

"Sampe kapan kita mau jadi bang toyib di lautan???" Beomgyu dengan lelah menyandarkan dirinya di tempat duduk yang tengah dia duduki.

"Sampe lo tua" celetuk Soobin menoyor kepala Beomgyu dengan santainya.

"Anjir lo, asal main toyor aja luhk!" Soobin menghendikkan bahu acuh.

"Lo manusia jadul di inget mulu ye" ejek Doyoung dengan ekspresi julidnya.

"Heh kelinci butek, ini tuh namany gaul! Dengan mencampur masa lalu dengan masa depan!" Sinis Beomgy.

"Idiot" gumam Mark memainkan Tabletnya.

"Weh! Makanya jangan kudet!" Seru Beomgyu tak terima di katai idiot.

"Lo emang harus periksa otak Gyu" Yeonjun dengan ekspresi seriusnya menatap Beomgyu.

"Emang capek ngomong sama orang yang gak seplanet!" Beomgyu dengan kesal mengalihkan pandangannya dari yang lain, memilih untuk ikut fokus pada tablet miliknya.

Mereka menggelengkan kepala tanpa daya, bocah bau satu itu benar benar sulit untuk di mengerti, terlalu next level, padahal belum melewati Black Mamba, eh:v.

.

Tengah malam, Jeno terbangun dari tidurnya akibat kedinginan, dia benar benar tidak biasa jika begini, dia perlu pakaian kebesaran miliknya, tubuhnya juga terasa sedikit berat, kepalanya berputar putar, matanya terasa perih. Uh ayolah, jangan biarkan dirimu sakit Jeno! Inget, di misi pertama kamu udah menghambat yang lain, jangan sampai kali ini juga sama!

Jeno mendudukkan dirinya di tempat tidur, menarik nafas dalam dalam, dia haus, sudah tengah malam, berarti sudah tidak ada orang kan? Fikir Jeno turun dari tempat tidurnya. Dia dengan kaos tipisnya juga celana pendek selutut dengan nekat membuka pintu kamatnya, mengintip kanan kiri. Sepi!

Menghela nafas lega, Jeno melangkah ke arah bar dapur, mengambil segelas air, lalu kembali ke kamarnya secepat kilat tanpa ketahuan. Ketika melewati cermin, Jeno berhenti sejenak, mengangkat kaos tipisnya.

Bekas jahitan besar terlihat di perutnya juga pinggulnya, dia menghela nafas panjang, lalu kembali menurunkan bajunya, naik ke atas tempat tidur, membungkus dirinya ke dalam selimut tebal dengan erat, huhh... Besok dia harus mengenakan baju yang pertama kali dia pakai untuk ke sini, dia harap baju itu sudah kering, tadi sudah sempat dia gantung menggunakan gantungan baju agar kering.

Menatap kanan kirinya yang kosong, Jeno jadi merindukan Nowwy dan juga Mowwy, sudah lebih dari 3 hari dia tidak memeluk mereka, lalu bagaimana kabar yang lainnya? Apakah mereka baik baik saja dalam misi? Hum Jeno harap mereka semua baik baik saja.

Ah, Daddy? Mommy? Maaf Jeno jarang memberi kabar, Jeno tidak mau membuat Daddy dan Mommy khawatir. Sudut bibir Jeno membentuk senyum tipis ketika mengingat senyum Kedua orang tuanya yang lembut. Jeno juga sangat merindukan mereka, bagaimana kabar Mommy dan Daddy? Hum, semoga saja mereka tidak membuatkan adik untuknya huh! Jeno tidak ingin adik! Jeno harus memperingatkan mereka ketika sudah pulang dari hutan secepatnya.

Lama berfikir ini dan itu, kelopak mata Jeno semakin berat, dia berkedip kedip beberapa kali, lalu perlahan lahan tenggelam dalam tidurnya, memimpikan hal hal entahlah, semua tidak jelas. Suara nafas panas memenuhi ruangan.









































































YOIT!

Haduh Neno ku sayang :'( jangan sakit nak (ᗒᗩᗕ)

See u~

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang