Keadaan di Markas bawah laut semakin tak terkendali, Jeno dengan mengencangkan genggamannya pada senjata di tangannya, bibirnya tertutup rapat, matanya dengan serius menatap pria yang tak jauh darinya.
"Kalian benar benar pengganggu!" Pria berjaz putih itu mendengus dingin, dia sangat kesal karna Markas yang sudah dia bangun dengan susah payah harus hancur begitu saja.
Jeno tak menanggapi, sosoknya dengan lincah menyelinap untuk menyerang, api di ruangan sudah semakin besar, jika dia tak menyelesaikannya dengan cepat, semua hanya akan membuang buang waktu.
Melihat sosok Jeno menghampirinya, Jungwoo dengan sinis menembakkan pistol di tangannya ke arah Jeno tanpa henti, tubuh Jeno dengan lincah maju, menendang dada Pria tersebut, membuatnya terlempar cukup jauh. Tak berhenti, dia berlari maju, menginjak tangan yang sudah ingin mengarahkan senjata ke arahnya.
"Jenius yang sia sia" desah Jeno menjatuhkan blue fire di tubuh Jungwoo tanpa ekspresi di wajahnya, sedangkan yang di bawah sudah melolong kesakitan karna terbakar api.
Dor!
Memberikan satu tembakan terakhir di kepala Jungwoo, Jeno dengan cepat mengelilingi ruangan untuk menghancurkan semua penemuan pria tersebut, tak lupa menonaktifkan sistem perintah Black. Robot besar itu langsung tak memiliki gerakan di luar. Setelah di rasa tak ada yang tertinggal, dia berlari keluar, ternyata di luar api sudah membara di mana mana, Jeno menjatuhkan tiga blue fire yang tersisa di beberapa tempat dan pergi mencari rekannya.
Di sisi lain, Mark mengerutkan alisnya dengan khawatir, menunggu di luar pembatas kaca bersama yang lainnya, bukan bermaksud meninggalkan Jeno, hanya saja api sudah terlalu besar menutupi jalan, dan dia takut saat dirinya berlari mencari, Jeno ternyata juga tengah mencarinya, jadi lebih baik menunggu di luar dengan cemas, kedua tangannya bahkan sudah mengepal dan berkeringat dingin semakin cemasnya. Bahkan J team pun ikut khawatir, namun mengingat kemampuan Jeno, mereka yakin bahwa Jeno akan baik baik saja.
Tak lama terlihat sebuah sosok berlari dari kejaran api, membuat mereka diam diam menurunkan beban di hati yang sejak tadi sudah mengganjal.
Jeno tersenyum lebar melihat yang lainnya, membuka pintu pembatas dan langsung keluar dari dalam, menyatukan dirinya dengan air, berenang menghampiri yang lain.
Mark langsung menyambar tubuh Jeno, memeluknya dengan erat, Jeno tak mempermasalahkannya, bahkan jika dia sendirian menyelesaikan misi ini, dia mampu. Tanggannya terulur menepuk punggung Mark. Mengisyaratkan bahwa dirinya baik baik saja. Yang lain hanya diam memperhatikan, karna ingin bersuarapun tak bisa, mereka hanya dapat berkomunikasi dengan sesama team.
Setelah beberapa menit ini dan itu, mereka kembali ke Tabung selam masing masing untuk pulang, sudah hampir 2 minggu mereka berkeliaran di laut, dan ingin cepat menghirup udara segar.
.
Beberapa hari kemudian, Jeno dan yang lainnya melaporkan penyelesaian misi dan menerima penghargaan dari Galaxy Spy dan dari Kepala Negara dan beberapa Petinggi karna telah berhasil menyelesaikan masalah Prof. Jungwoo. Sebenarnya banyak yang mereka lalui di bawah laut, dan perkelahian di Markas tak sesingkat itu jika di ceritakan terlalu rinci, jadi Jeno hanya menceritakan beberapa bagian penting untuk menjelaskan pada Kepala Negara dan petinggi lainnya.
"Akhirnya pulang..." Haechan menatap langit dari jendela mobil, sudah lama mereka tak melihat langit, dan saat ini entah mengapa langit terlihat sangat indah.
"Hahhh... Ternyata perjalanan misi ini makan waktu sebulan..." Jaehyun menghela nafas panjang melihat tanggal di layar Tablet miliknya. Semua tak terasa karna di dalam laut tak ada cahaya.
"Untung di kasih cuti sama Kepala Academy"
Mengingat mereka di beri waktu istirahat satu bulan membuat Haechan tersenyum lebar, karna apa? Libur mereka bahkan di beri poin! Hei ini menguntungkan bukan?!
"Berapa poin team kita Bayi?" Haruto menatap Jeno yang tengah bersandar di dada Jisung dengan nyamannya. Jari Jeno bergerak menekan layar tabletnya.
"Um... Dari misi pertama dapat 20.000 poin, misi kedua 50.000 poin, tadi dapat 70.000 poin di tambah bonus, sama poin tambahan karna penghargaan plus untuk istirahat 60.000 poin, semua jadi 200.000 poin!" Jeno menjelaskan dengan rinci seluruh poin yang mereka terima.
"200.000 poin dalam 4 bulan... Lumayan" Jaehyun mengangguk angguk setuju memikirkannya.
"Yah... Kita punya waktu 5 bulan lagi buat cari 300.000 poin selanjutnya... Itu... Kayanya mustahil" ucap Haechan mengerutkan alisnya, dia tak yakin dapat menyelesaikan misi poin jika begini.
"Apapun itu percaya aja dulu buat kedepannya"
Mereka mengangguk setuju atas ucapan Jisung, anak ini makin lama semakin bijak saja ah! Karna waktu misi hanya 9 bulan, dan 3 bulan adalah waktunya melaksanakan ujian Kenaikan kelas, um itu sulit, karna ujian memiliki hampir 200 mata pelajaran yang akan di uji, mencakup dari seluruh mata pelajaran dasar dan tambahan, juga pertanyaan tentang profesi dan misi, semua ada, ini... Melelahkan.
Sedangkan Jeno hanya diam mendengarkan, entah apa yang tengah di fikirkannya, Haruto sendiri lebih memilih menutup mata untuk istirahat. Dalam keheningan, kelimanya kembali ke Mansion.
"Yakin gak mau balik ke Mansion 1?" Haechan dengan lesu menatap Jeno yang berdiri di samping Haruto. Jeno menggeleng dengan senyum tipis di bibirnya. Dia lebih suka di Mansion 2, di sana menyenangkan, hanya aedikit hawa dingin, sedangkan untuk Mansion 1, terlalu banyak yang acuh, dia tidak suka keheningan.
"Maaf Echanie... Bayi mau di Mansion dua aja..."
"Yahh..."
"Karna team kita sama team Doy Hyung di kasih libur, jangan lupa main ke Mansion 1" Jaehyun mengusak surai hitam Jeno dengan lembut. Jeno mengangguk.
"Dadahhh..."
Jeno dan Haruto dengan cepat masuk kembali ke dalam mobil menuju Mansion 2, saat sampai di sana, tak ada penghuni satupun, sepertinya yang lain belum kembali, atau mungkin sedang menjalankan misi baru, entahlah.
Setelah mengucapkan beberapa kata dengan Haruto, Jeno dengan cepat masuk ke dalam kamarnya, dia membersihkan diri dan memakai baju tidur karna hari juga sudah mulai gelap. Mengeluarkan Smartphone nya, Jeno terdiam sejenak melihat banyaknya notifikasi yang dia terima. Itu adalah Mommy dan Daddy nya. Seperti biasa menanyakan tentang kabarnya.
Tanpa sadar sudut sudut bibir Jeno terangkat, membentuk lengkungan tipis, orang tuanya terlalu menyayanginya, jika begini bagaimana dia bisa tenang saat sisa nafasnya semakin menipis...
"Tiga bulan ya..." Lirih Jeno membaringkan tubuhnya dengan lelah. Waktunya hanya tinggal tiga bulan lagi. Mungkin dua bulan kemudian tubuhnya akan lumpuh terbaring di ranjang penuh alat medis sembari menunggu nafasnya berhenti karna sudah terlalu lemah.
Setengah tahun sudah Jeno habiskan di rumah, tiga bulan sudah Jeno habiskan bersama para penghuni Mansion 1 dan 2 walaupun tak banyak interaksi, setidaknya Jeno memiliki banyak hal yang dapat dia lihat di dunia sekarang ini.
"Hum... Gak buruk..." Bisik Jeno tersenyum tipis, matanya perlahan lahan mulai tertutup menuju alam mimpi.
Yoit!
Chingu, Viel mau buat Jeno refreshing sama dua orang aja nih! Ayo kalian pilih dua di antara penghuni mansion 1 dan 2!! Karna Viel juga bingung, abis Viel maruk orangnya:v
Pengen Jisung, tapi sama Jisung mulu, maklum lah ya, Jisung pacar impian Viel:v oke skip mau Haechan, tapi Haechan mulu juga, maklum lah ya, Haechan suami idaman Viel *plak! Oke skip:v
JADI SIAPA?! bingung, tolong bantu sarannya! Pilih siapa?!
See u~
KAMU SEDANG MEMBACA
No Trace ✓
RandomJeno, seorang pemuda polos yang naif dengan pesona yang tak ada habisnya tiba tiba saja memulai kehidupan barunya di dunia luar, setelah sekian lama di kurung bagai benda berharga di rumahnya. Pemuda dengan penuh rahasia yang sulit untuk di lihat it...