33. Ngantuk

888 170 20
                                    

"Malam Sayang..."

Sebuah kecupan mendarat di dahi Jeno, pemuda itu tersenyum manis ke arah Renjun yang tengah menaikkan selimutnya sebatas leher.

"Malam Injun" ucap Jeno ketika Renjun memadamkan lampu kamarnya. Renjun tersenyum tipis, keluar dari kamar Jeno, menutup pintunya dengan perlahan.

Jeno memeluk boneka barunya, memejamkan matanya untuk tidur.

.

"Kenapa kamu belum tidur?"

Haechan melangkahkan kakinya mendekati Sunoo yang tengah duduk di ruang santai dengan alis berkerut. Sunoo menoleh menatapnya dengan senyum tipis.

"Nono belum ngantuk" ucap Pemuda manis tersebut menggeleng pelan.

"Jam segini masa belum ngantuk?" Tiba tiba Beomgyu entah dari mana muncul di belakang Sunoo, mengejutkan keduanya.

"Tim kamu gak misi No?" Hyunjin duduk di sofa menghadap Sunoo. Ketiganya menoleh ke arahnya dengan terkejut. Mengapa semua orang sangat senang muncul secara tiba tiba?

"Nono gatau kenapa belum ngantuk, kalo misi... Tim Nono lagi istirahat katanya" Sunoo menjawab kedua pertanyaan yang tadi di arahkan kepadanya.

"Um gitu..." Angguk paham ketiganya.

"Btw, Jeno pulang kok lama bener? Apa mau seminggu di rumahnya??" Celetuk Beomgyu duduk di saming Hyunjin dengan santai.

"Bener tuh, sepi banget gada Jeno" Hyunjin menghela nafas panjang.

"Si Mark, Yeonjun, sama Jisung diem mulu selama Jeno gada di Mansion Anjir, gue jadi ngeri!" Beomgyu memeluk dirinya sendiri yang terasa merinding mengingat ekspresi suram ketiga orang itu karna di tinggal Jeno.

"Gak sampe segitunya juga kali Gyu, mereka masih mau ketawa selama ada Nono"

"Nono kan penggantinya Jeno"

Sunoo hanya diam mendengarkan ketiganya terus membahas Jeno, dia mengalihkan tatapannya menatap kosong ke satu arah.

"Kamu gapapa?" Haechan menepuk bahu Sunoo yang terlihat sedang melamun.

"Ha? Iya? Kenapa Kak?" Seru Sunoo bingung.

"Kamu melamun?"

"Eh, maaf..." Lirih Sunoo tersenyum malu.

"Jangan melamun, udah tengah malam nih" Beomgyu mengusap lengannya yang terasa dingin.

"Enggak kok, mending kita tidur aja deh?" Sunoo mengganti topik pembicaraan, ketiganya mengangguk setuju dan langsung kembali ke kamar masing masing.

.

"Bayi...?"

Haruto mengetuk ngetuk pintu kamar Jeno, sekarang sudah pukul delapan, namun Jeno belum bangun juga, padahal selama bersama saat misi Jeno tak pernah bangun kesiangan.

"Coba deh buka pintunya, gak gue kunci semalam" ucap Renjun datang dari arah kamarnya. Haruto dan Chenle menoleh, lalu dengan perlahan membuka pintu kamar Jeno.

Ruangan bernuansa Baby Grey menyambut pandangan mereka, ketiganya berjalan mendekati tempat tidur yang terlihat menonjol, ada sesosok manusia tengah tertidur lelap di sana, berbalut selimut yang tebal. Bulu matanya yang lentik sedikit bergetar, nafasnya yang teratur memenuhi ruangan, wajahnya yang terlihat polos saat tidur terlihat sangat menggemaskan.

"Hei... Wake up..." Chenle duduk di pinggir tempat tidur, mencubit pipi pemuda yang tengah tertidur nyenyak itu. Namun tetap tak bergeming.

"Sayang... Bangun ayo, udah mau siang ini..." Renjun mengusak surai berantakan Jeno dengan lembut. Ya gimana mau bangun ya, orang banguninnya begitu.

"Minggir dulu kalian" ucap Haruto mencoba menggeser keduanya, suruh bangunin orang malah buat tidur orang makin nyenyak lu pada. Keduanya dengan patuh mundur, membiarkan Haruto melakukan apa yang dia rencanakan.

"Hei... Ayo sarapan dulu"

Haruto langsung mengangkat tubuh Jeno, menggendongnya ala koala, Jeno yang tiba tiba merasa tubuhnya melayang lantas mencoba membuka matanya.

"Buset lo!" Seru Chenle kaget, Renjun pun ikut menganga melihatnya langsung menggendong Jeno begitu saja.

"Eung..." Lenguh Jeno dengan lesu mengedip ngedipkan matanya yang masih berat.

"Ayo turun" ucap Haruto pergi lebih dulu bersama Jeno.

"Tunggu oi!" Keduanya dengan cepat mengikuti.

"Loh? Jeno kenapa?" Kun yang baru saja selesai menata piring di meja makan dengan khawatir menghampiri ketiganya.

"Gapapa, dia masih tidur langsung di gendong sama onoh" Chenle mengarahkan pandangannya ke arah Haruto, Kun yang cepat mengerti lantas menghela nafas lega, dia fikir Jeno sakit.

"Yaudah, ayo sarapan, keburu dingin"

Mereka dengan cepat duduk mengelilingi meja makan. Haruto juga duduk dengan Jeno di pangkuannya yang kini sudah setengah sadar, namun dengan lesu menyandarkan wajahnya di bahu Haruto. Dia masih ngantuk karna semalam tidur terlalu larut!

"Gamau sarapan?"

"Eung..." Gumam Jeno tanpa memindahkan diri dari posisinya.

"Baby makan dulu" celetuk Kun melihat Jeno tak bergeming di pangkuan Haruto.

"Nih ada salad, kesukaan kamu kan?" Ucap Haruto berharap Jeno akan tergoda, namun Jeno tetap tak bergerak. Dia sedang badmood karna di bangunkan begitu tiba tiba.

"Masih lesu tuh si Jeno" celetuk Felix yang sudah sangat paham dengan masalah tidur bangun tidur.

"Lo juga ngapain Jeno masih ngantuk asal bawa turun" Jaemin dengan galak memelototi Haruto, ucapannya pun ikut di angguki oleh Eric, Hendery, Chenle, Renjun, dan Felix.

"Jangan ribut di meja makan" sela Bangchan membuat semuanya segera diam.

"Sarapan dulu Sayang..." Kini Haruto yang biasanya tak panas juga tak dingin dengan lembut membujuk Jeno. Jeno menoleh, menatap wajah Haruto yang sangat dekat dengannya, lalu melirik yang lainnya yang tengah mengamatinya.

"Um..." Angguk Jeno lesu. Dia turun dari pangkuan Haruto, berniat duduk sendiri, tapi malah menabrak kursi karna masih mengantuk dan hampir jatuh tersandung.

"Eh?!" Seru semuanya dengan panik, untung saja Haruto segera menahan tubuh Jeno.

"Ehe... Nda Papa..." Ucap Jeno tersenyum manis, haduh pinternya ngobrak abrik hati orang anak ini.

Dia bilang tidak papa, tapi tubuhnya masih oleng sana sini, pandangannya masih kurang Jelas, Jeno duduk di kursi kosong samping Haruto, Haruto dengan gesit mengambilkan makanan untuk Jeno.

"Terima Kasih Ruru~" lirih Jeno tersenyum manis. Tangannya terulur memegang sendok, namun sendok tersebut tak kunjung menemui mulutnya yang sudah terbuka, menimbulkan tawa dari sekitarnya. Sepertinya Jeno benar benar masih sangat mengantuk.

"Mulutnya di sini Sayang..." Haruto dengan lembut mengarahkan sendok Jeno ke arah mulut Jeno dengan benar. Jeno dengan cepat melahap makanan di sendoknya tersebut.

"Hum... Enak..." Ucapnya dengan mata yang hampir tertutup. Yang lain diam diam menunduk agar tak tertawa melihatnya, dan melanjutkan makanan mereka. Sangat lucu!

"Sini Haruto suap aja" Haruto dengan sabar mengambil alih sendok di tangan Jeno, Jeno hanya mengangguk linglung, menerima tiap suapan dari Haruto dengan senang hati.

Begitulah acara makan mereka berlangsung dengan cukup cepat. Hari ini mereka berencana untuk menanam bunga dan pohon di halaman, sekarang zaman sudah serba mesin, kita harus tetap menjaga lingkungan agar tetap segar.

Tak seperti saat sarapan tadi, sekarang Jeno sudah segar bugar, memakai Hoddie kebesaran yang biasa dia kenakan dengan bando telinga guguk di kepalanya, juga Lowwy di pelukannya, yup itu boneka barunya!!! Dia terlihat sangat antusias.









































Yoit!

Neno di sayang banget nih sama penghuni Mansion 2.
Mansion 2 nih boss, senggol dong ⊙﹏⊙

#MANSION2MENGKECE

SEE U~

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang