7. Tim

1.7K 244 3
                                    

"Misi Poin udah di buka"

Renjun berucap sembari menatap tabletnya, menggeser kanan dan kiri, mencari info sekitar sekolah.

"Maksimal satu kelompok lima orang"

Yang lain mengangguk angguk paham mendengarkan informasi yang keluar dari mulut Renjun, sedangkan Jeno sibuk menundukkan kepalanya untuk makan.

"Pembagian kelompoknya gimana?" Felix yang baru saja buka suara setelah sekian lama menatap Renjun dengan penasaran.

"Kali ini harus terdiri dari tiga tingkatan, kalo dulu perkelas, sekarang harus ambil perjenjang, harus ada murid SMP, SMA sama Perguruan tinggi" Ucap Renjun masih sibuk menggeser geser layar tabletnya.

"Eh, ada Note di bawah" mereka menghentikan acara makan dengan spontan mendengar Renjun, dengan penasaran menunggu Renjun untuk kembali berbicara.

"Misi poin di mulai dari tingkatan A sampai SSS, semua Misi poin di bawah tingkatan A udah di hapus, pemberian nilai Poin juga di perbesar, untuk naik kelas, kita harus ngumpulin 500.000 poin perkelompok dalam jangka waktu satu tahun, em... Terus... Ini ada beberapa contoh nilai poin dalam misi, penyelesaian misi tingkat A bisa ngasilin 3.000-5.000 poin, tingkat S 6.000-10.000 Poin, SS 13.000-20.000 Poin, SSS 20.000-50.000 poin, tergantung pengerjaannya"

"What?! Makin susah!" Beomgyu berseru tak percaya, bahkan poin yang di perlukan lebih tinggi daripada poin yang di perlukan untuk memasuki jenjang SMA tahun kemarin. Yah walaupun ini berkelompok tetap saja.

"Gila, tahun kemarin gue ngerjain Misi tingkat SS bantu mata mata aja ngabisin waktu 3 bulan cuma dapat 15.000 poin, mana cukup waktu setahun buat dapatin 500.000 poin" Hyunjin menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi sembari mendesah panjang.

"Menurut gue, sistem sekolah udah di upgrade" Jaemin dengan santai menyeruput Americano miliknya, makan di kantin sekolah berasa sedang makan di cafe ya hanya di Golden School Academy.

"Mereka mau nuntut kita sesempurna apa dah sebenernya, ilmu segini apa belum cukup?" Eric menggelengkan kepalanya tak habis fikir. Haechan sendiri malah sibuk menjahili Jeno, Felix sibuk mengamati Jeno, dia hanya sempat berkenalan sekilas tadi.

"Misi di upgrade karna kelompoknya sampai jenjang perguruan tinggi" suara barithon khas milik Jisung membuat semua orang di meja tersebut menoleh ke arahnya.

"Di sini ada spin machine, yang bakalan milihin anggota kelompok kita, gak bisa milih sendiri" Jisung menunjukkan layar tabletnya yang memperlihatkan sebuah gambar Spin Machine yang terlihat menarik.

"Bener, di sampingnya juga ada Draw Spin yang bakalan milihin kita tingkat misi yang harus di kerjain" Renjun menghela nafas panjang, meletakkan tabletnya di atas meja.

"Kalo gini kita harus rajin ngerjain misi" mereka mengangguk setuju.

"Um, Nono mau buat kelompok!" Jeno yang rupanya sudah menyelesaikan acara makannya kini tengah memegang tabletnya, menyentuh sebuah tombol bertuliskan bentuk kelompok di layar, tak lama Spin Machine mulai melakukan pemilihan.

Yang lain dengan penuh rasa ingin tau menjulurkan kepala mereka, mencoba mengintip isi layar tablet milik Jeno.

Cling!

Sedang menunggu konfirmasi dari teman satu tim anda...

Sebuah suara mekanis terdengar dari layar, tak lama...

Cling!

Lee Jeno mengundang anda untuk bergabung dalam tim! Apakah akan menerimanya?

Ya           Tidak

Jisung dan Haechan menatap tablet di tangan mereka tak percaya, tanpa basa basi mereka langsung menekan tombol Ya.

Di sisi lain....

Cling!

Lee Jeno mengundang anda untuk bergabung dalam tim! Apakah akan menerimanya?

Ya           Tidak

Pemuda berwajah tenang itu sedikit terdiam melihat notifikasi di layar tabletnya, dia dengan tenang langsung menekan tombol Ya.

Cling!

Lee Jeno mengundang anda untuk bergabung dalam tim! Apakah akan menerimanya?

Ya           Tidak

"Lo tau Jeno?" Pemuda bermata tajam menatap sahabatnya yang tengah berjalan beriringan dengannya.

"Gatau, cepetan! Beomgyu sama Jisung udah nunggu" Yang di tanya hanya menghendikkan bahu lalu melebarkan langkahnya menuju kantin. Pemuda berwajah dingin tersebut dengan asal menekan tombol ya lalu menyimpan tabletnya, mengejar ketinggalan.

Cling!

Selamat! Tim anda telah di bentuk! Kepada Kapten Lee Jeno, harap bimbing anggota tim mu untuk menjadi sukses bersama! Sebagai tanda untuk menyemangati Tim dalam menjalankan misi, silahkan kunjungi gedung Ambission in Mission untuk mengambil hadiah!

"Buset, gedung Mission sejak kapan berubah nama?"

"Inget, udah di upgrade"

"Gila, berasa main game VR gue kalo begini"

"Game mulu otak lo!"

"Kalo gitu Nono mau ke Gedung Mission dulu ya! Dadahhh!" Jeno merapikan barangnya ke dalam tas, lalu melambaikan tangannya kepada yang lain dengan senyum manis.

"Dahhh!"

"Gue juga mau pergi dulu" Jisung dan Haechan bangkit, membawa tas mereka untuk mengikuti Jeno.

"Yoi!"

"Hahhhh... Berungtung bener mereka bisa sekelompok sama Jeno" Eric mendesah tak berdaya, menyeruput Jus strawberry miliknya yang hanya tinggal sedikit.

"Jaem, ayo kita ikut ke gedung Mission buat ambil paket Tim" Renjun bangkit berdiri membawa tasnya. Jaemin melirik sekias, menganggukkan kepalanya mengikuti.

"Lah??? Udah buat Tim gak bilang bilang!" Mereka yang tertinggal merasa di khianati! Tak lama tablet mereka satu persatupun ikut berbunyi.

.

Jeno dengan riang melangkahkan kakinya ke dalam gedung besar yang terkesan mewah di hadapannya, bukan mewah karna terlihat mahal, tapi mewah karna bertechnology tinggi.

"Selamat Datang ~ Siapa namamu?" Suara mekanis menyambut kedatangan Jeno dari meja resepsionis yang dia hampiri. Ada layar hologram yang memeperlihatkan ai di dalamnya.

"Lee Jeno"

"Ternyata Kapten Lee Jeno! Paket sudah di kemas, silahkan di ambil ~"

Meja resepsionis yang tadinya rata mulai bergerak, sebuah celah tercipta, dan kotak yang ukurannya cukup besar perlahan muncul dari dalam celah.

"Terima kasih!" Ucap Jeno tersenyum tipis mengambil kotak tersebut.

"Tentu saja!, Untuk hadiah awal Sistem telah memberi kalian masing masing 10.000 poin!" Jeno mengangguk tersenyum pada layar hologram di hadapannya.

Jeno keluar dari gedung Mission, dan kebetulan bertemu Haechan juga Jisung yang mengekorinya.

"Ayo ke kelas, udah mau masuk, buka paketnya di Mansion aja" usul Haechan membantu Jeno untuk membawa kotaknya, namun dia langsung terkejut karna kotak di tangannya ternyata sangat berat, dia menatap Jeno tak percaya, sedangkan yang di tatap balik menatapnya dengan sepasang mata polos berair.

"Eung?" Jeno memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Gapapa, ayo!" Haechan buru buru melangkahkan kakinya menuju ke kelas mereka.

"Um!" Jeno dan Jisung mengikuti di belakang.

.













































Yoit!

Maaf ya ini cuma 900+ katanya gk paham sama ketikan sendiri Viel ༎ຶ‿༎ຶ
Semoga suka~

See u~

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang