8. Goldie

1.5K 235 10
                                    

Jeno dengan lesu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, dia baru saja pulang dari sekolah, dan sekarang sudah jam 6 malam. Yah memnag begitulah belajar di Golden, bedanya kalau dulu dia dapat sambil bersantai di rumah, sedangkan sekarang dia harus berada di kelas sepanjang hari

"Langsung mandi Nono" sebuah suara menginterupsi kegiatan bersantai Jeno, Jeno dengan cemberut menatap sosok yang lebih tua darinya itu.

"Iya iya huh!" Jeno dengan kesal bangkit berdiri, berjalan ke kamarnya. Doyoung yang menatap punggungnya menggeleng gelengkan kepala tanpa daya, tak lama suara keributan menyerang seisi mansion. Siapa lagi jika bukan trio dekil dan yang lainnya?

Jeno masuk ke dalam kamar, dia buru buru membersihkan diri, mengenakan baju tidur berbentuk dino miliknya yang terlihat kebesaran, dengan ekor dino di belakangnya, terlihat sangat lucu, tanpa mengenakan tudung baju tidur dino yang menjuntai di leher belakangnya, dia sudah meraih Nowwy dan tabletnya berlari ke arah kamar Haechan dengan gembira, dia sudah tidak sabar membuka paket Misson milik tim nya. Ekor dino di belakangnya bahkan sampai terseret seret di lantai.

TOK! TOK! TOK!

"Echanie~"

Hening

"Hung?" Jeno memiringkan kepalanya dengan bingung, dia berlari ke arah pagar tangga, menjulurkan kepalanya ke depan, bahkan sampai kakinya berjinjit, membuat tubuhnya melengkung di pagar tangga, eer terlihat sangat berbahaya.

"ECHANIE~!" Serunya bahagia ketika melihat Haechan yang ternyata tengah duduk di ruang santai bersama yang lainnya. Haechan dan yang lainnya mendongak melihat seruan tersebut dan langsung memasang tampang ngeri melihat posisi Jeno, untung saja Jeno dengan sigap langsung pergi dari sana berlari menuruni tangga dengan tergesa gesa.

"Fyuhhh..." Helaan nafas lega dapat terdengar di sekitar ruangan. Namun...

Bruk!

"?!"

"Aduh!" Jeno mengaduh sakit ketika dirinya terjerembab di akhir tangga, namun dia tetap dengan buru buru bangkit lanjut berlari dengan riang menubrukkan tubuhnya ke arah Haechan yang sudah hampir berdiri menatapnya dengan khawatir.

Bruk!

"Echanie~!" Seru Jeno memeluk leher Haechan dengan erat, Haechan yang tak siap langsung merasa tergencet, namun tubuhnya dengan cepat rileks, memeluk punggung Jeno dengan senang hati.

"Wah?! Kenapa nih nyari nyari si dekil??" Hyunjin dengan wajah kepo nya mendekati sofa yang di duduki oleh Haechan. Jeno menoleh menatap Hyunjin dengan tampang berfikir.

"Um... Kepo! Huh!" Celetuk Jeno mendengus lalu berbalik tersenyum lebar kepada Haechan.

Hyunjin : ??? Dirinya salah apa pada Jeno????

"Siapa yang ngajarin bayi ketus begitu?" Yeonjun menatap serius Jeno yang masih dalan pelukan Haechan.

"Umgyu!" Jeno dengan wajah tanpa dosanya menunjuk ke arah Beomgyu yang tengah sibuk bermain game di samrtphone nya.

"Hah???" Beo Beomgyu mendengar tuduhan tersebut. Yeonjun bahkan sudah menatapnya tajam.

"Jangan ketus atau kasar di samping Jeno" Yeonjun mendengus dingin kepada yang lebih muda. Hei! Dia tidak mengajari si kecil Jeno! Dia hanya tak sengaja mengatakannya di sekitar Jeno! Rutuk Beomgyu dalam hati. Dan juga nama barunya??? Apa apaan Umgyu??? Bocil satu ini hahhh...

"Iye iye"

"Yaudah, Nono kenapa nyariin Haechan?" Haechan mengubah posisi Jeno agar duduk di pangkuannya dengan benar.

"Nono mau buka paketnya!" Ucap Jeno antusias, dulu dia tidak pernah mendapatkan yang seperti itu dari sekolah, karna Daddy nya sudah menyiapkan semua keperluan dari sekolah untuknya di rumah.

"Loh? Si Bayi udah buat Tim?" Jeno mengangguk riang ke arah Doyoung.

"Wah, pantesan gue buat tim kagak dapat Jeno!" Desah Doyoung menyesal, baginya satu tim dengan Jeno itu seperti mendapatkan kartu SSS yang sangat Rare.

"Kalo gitu buka paketnya sama sama aja" semua melirik Hyunjin, nampak berfikir sejenak.

"Bagus tuh, undang aja anggota Tim yang lain ke Mansion" setuju Beomgyu menyimpan Smartphone nya.

"Yaudah sono hubungi mereka" angguk Doyoung ikut setuju, begitupun yang lainnya.

Hyunjin dengan sigap mengundang anggota timnya melalui obrolan grup, setiap tim akan langsung memiliki obrolan grup di tablet mereka, Jeno pun ikut mengirimkan undangan ke mansion di obrolan grup.

Sembari menunggu, mereka mulai sibuk dengan Tablet masing masing, Jeno dengan fokus membaca aturan Misi, Poin dan Tim yang belum sempat dia baca.

Tertulis bahwa Misi yang di kerjakan tidak memiliki batas waktu dari sekolah, namun tergantung pada misi tersebut harus menghabiskan waktu berapa lama juga bergantung kepada pengerjaan tim dalam menjalankan misi, setiap poin yang di dapat terbagi menjadi dua, yaitu Poin masing masing dan poin tim, poin masing masing di gunakan untuk membeli peralatan atau bahan bahan dalam misi yang akan di perlukan, juga yang biasa mereka gunakan untuk membeli hal hal di sekitar sekolah itu menggunakan poin masing masing, sedangkan poin tim adalah poin yang di dapat dalam kerja tim menyelesaikan misi, poin ini akan hangus setiap tahun untuk di masukkan ke dalam penilaian kenaikan kelas, sedangkan Poin masing masing itu tidak akan pernah hangus, dan dapat terus di gunakan selama berada di tempat yang berkaitan dengan Golden.

Golden School Academy merupakan sekolah yang tempatnya seperti sebuah Negara, seperti Mansion yang mereka tempati itu masih berada kaitannya dengan Golden, hingga membayar sewa pun memerlukan poin. Kota dimana Golden School berada adalah Negara Goldie, daerahnya cukup luas dan mewah, banyak gedung pencakar langit, juga mall, restoran, tempat wahana, bioskop berteknologi tinggi dan sebagainya yang pembayarannya harus menggunakan poin jika tinggal di Negara itu.

Zaman sudah maju, Uang kertas sudah tidak ada, sekarang dunia menggunakan Poin dan Gem, Poin dapat di tukarkan menjadi Gem, begitupun sebaliknya.

1 Poin = 10.000 Gem

Karna Gem dapat mudah di dapatkan dengan cara bekerja biasa, sedangkan Poin harus di dapatkan melalui Misi yang terkadang memiliki resiko tinggi, karna itu kebanyakan yang bersekolah di Golden adalah anak para Gemerder ataupun Poinerder yang intinya kaya raya.

Negara Goldie bukan hanya untuk anak anak sekolah, tetapi Negara ini juga cukup ketat, hanya orang tertentu saja yang bisa masuk karna kota itu sering di juluki kotanya para Poinerder yang sangat di segani oleh seluruh Negara, tetapi bagi orang orang yang tinggal di Negara Goldie dapat dengan mudah keluar masuk dengan menggunakan Visa khusus dari Goldie.

Misalkan seperti orang tua Jeno dan yang lainnya itu adalah penduduk asli Goldie, jadi wajar jika mereka semua kaya raya.

Jeno mengerutkan alisnya, dia mengeluarkan Smartphone miliknya, melihat Poin Miliknya yang dia kumpulkan sejak kecil.

P. 87.988.010.000

E... Jeno segera menyimpan Smartphone miliknya ketika melihat angka yang mengerikan di layar, sepertinya sejak kecil dia terlalu ambis, dia mengikuti segala lomba itu mendapatkan Poin, dan semua terkumpul di smarthphone nya, dia jarang mengeceknya, ternyata sudah sebanyak itu. Namun ketika memikirkan harga melejit untuk keperluan misi juga biaya sekolahnya, Jeno kembali rileks, tak apa, ini menguntungkannya juga fikirnya senang.

"Kenapa Bayi?" Tanya Haechan memperhatikan raut wajah berubah ubah Jeno. Jeno menggelengkan kepalanya, tersenyum manis kepada Haechan lalu kembali memainkan tablet miliknya.

Ting! Tong!













































Yoit!

Siapa yang nungguin cerita ini update??? Maaf ya kalo agak ngawur, semoga ceritanya tetep nyambung alurnya

See u~

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang