10. Gunung pembuangan

1.4K 218 13
                                    

mulmed itu spoiler chap 22 gaes (‘◉⌓◉’)

Happy Reading




Pagi pagi sekali Seisi Mansion sudah siap dengan menggunakan seragam misi mereka, mereka menatap rumit ke arah Jeno yang mengenakan hoddie kebesarannya yang berwarna hitam.

"Baby, seragam kamu mana?"  Ucap Mark menatap Jeno.

"Nono pake kok di dalam sini" Jeno menunjuk dirinya sendiri, menyiratkan bahwa dia mengenakan baju berlapis.

"Astaga... Gak panas apa?" Desah Hyunjin tak habis fikir.

"Um! Panas!" Angguk Jeno.

"Terus kenapa pake hoodie bocillll?" Beomgyu mencubit pipi Jeno gemas. Melupakan fakta bahwa dirinya lebih muda daripada Jeno.

"Karna Nono suka!"

"Gapapa, ntar kalo kepanasan tinggal di buka hoodie nya" Doyoung menengahi, mengajak mereka untuk segera berangkat secara terpisah.

"Dadahhh....!" Jeno melambaikan tangannya ke arah yang lain, membawa tas sekolahnya masuk ke dalam mobil yang di tumpangi oleh tim nya menuju Gunung pembuangan.

Gunung pembuangan merupakan gunung dimana banyak robot bekas ataupun mesin mesin yang sudah tak terpakai yang di huang di sana, Flower iron ataupun Bunga Besi itu sendiri adalah bunga berwarna perunggu yang tumbuh akibat banyaknya tumpukan besi di sana, bunga ini sulit untuk tumbuh karna lingkungan yang buruk, namun dia juga dapat tumbuh karna banyaknya tumpukan besi di sana.

Gunung pembuangan di nyatakan sebagai tempat berbahaya akibat banyak zat kimia dan yang lainnya di buang di sana, udara di sana tercemar, bau anyir besi menguar dimana mana, menyesakkan pernafasan.

Jeno sendiri, dia sebenarnya takut menuju ke sana, mengingat banyaknya zat berbahaya di buang di sana, pasti udara di sana sangat korosif. Jeno bahkan sampai memakai baju berlapis lapis, membawa masker dan topeng di tasnya, rasanya panas, namun ini semua demi keselamatannya!

Perjalanan memakan waktu 3 jam, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Turun dari dalam mobil, Mereka melihat sekeliling, sangat sepi dan bau udara yang bercemar sudah dapat mereka cium.

Jeno berjongkok, membuka tasnya dan memakai Masker, sarung tangan berteknologi tinggi, memakai kacamata misi, lalu memakai topengnya, tak lupa dia juga menutupkan todung hoodie ke kepalanya. Yang lain hanya menenakan masker, sarung tangam dan kacamata saja.

Mereka menatap Jeno dengan heran, ada saja kelakuan bocah satu ini.

"Bayi..." Gumam Jaehyun melirik tiga lainnya.

"Eung?" Jeno menoleh menatap Jaehyun dengan mata polosnya yang sayangnya tak dapat terlihat.

"Aneh" seru Haruto melompati pagar pembatas listrik di hadapan mereka yang setinggi 3 meter dengan santai.

Haechan dan yang lainnya saling memandang, lalu menatap Jeno dengan rumit, bisakah Jeno melompatinya? Namun belum sempat mereka bertanya, mereka terpana melihat Jeno ikut melompati pagar pembatas sama mudahnya seperti Haruto.

"Ayo!" Seru Jeno riang, Ketiganya dengan cepat mengikuti.

.

Mereka berjalan dengan hati hati, banyak sekali bangkai robot yang berceceran di jalan, apalagi bau zat berbahaya dan anyir menjadi semakin kuat, mereka tidak takut akan adanya binatang buas, tapi takut jika ada robot yang salah program menghadang mereka, biasa para robot salah program itu jahat dan kejam, melelahkan melawan besi brutal seperti itu.

"Gunungnya terlalu luas" Jeno berhenti berjalan, menatap teman satu timnya dari balik topeng yang ia kenakan.

"Iya, bakalan lama kalo gini" angguk Haechan setuju mereka akhirnya diam merenung.

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang