Epilogue

1.7K 145 26
                                    

"Apa yang bunda baca?"

Sosok menakjubkan itu menatap sosok bulat menggemaskan di sampingnya dengan senyum lembut. Dia menutup buku di tangannya. Buku itu dia buat sendiri belum lama ini, dia membacanya ulang untung menghilangkan kebosanan.

"Masa lalu" ucapnya ringan, suaranya bak melodi yang membuai.

"Apakah ada Ayah di sana?" Tanya sosok kecil itu dengan mata bulat merahnya.

"Tidak ada, masa lalu Bunda sangat jauh dari sini" geleng sosok menakjubkan itu tersenyum tipis.

"Mengapa tidak ada Ayah?" Si kecil dengan lesu menundukkan kepalanya.

"Itu karna Bunda belum memiliki pasangan"

Sosok menakjubkan itu bangkit berdiri, baju elegan yang di kenakannya sedikit berkibar, dia menyimpan bukunya di rak penuh buku miliknya, lalu melirik sosok kecil yang tengah menatapnya itu.

"Ingin Berburu?" Ucapnya dengan ekspresi menggoda. Sosok kecil itu dengan semangat melompat ke arahnya.

"Ayo! Aku akan menangkap kelinci untuk Bunda!"

Dia buru buru mengambil alat panahnya dan berlari keluar dari pondok kecil itu. Terdengar suara kekehan di belakangnya, sosok menakjubkan itu berjalan mengikuti tubuh kecil itu dengan elegan, setiap langkahnya seakan memancarkan pesona yang menyihir.

"Jangan terluka, Bunda akan mencari ramuan di sudut hutan"

"Oke oke! Bunda tenang saja!" Seru Si kecil dengan cepat menghilang. Sosok menakjubkan itu menggelengkan kepala tanpa daya melihatnya, dia mulai memanggil kendarannya, menunggangi sebuah makhluk besar berbulu tebal yang lembut menuju sudut hutan. Bibirnya melengkung di sepanjang perjalanan menatapi hutan yang penuh dengan banyaknya hal ajaib di dalamnya yang menakjubkan.

"Apakah yang lain juga berada di dunia ini...? Winter berkata alat itu entah sempurna atau tidak..." Dia menatap pepohonan di atas kepalanya penuh nostalgia.

Masih ingatkan kalian benda yang di berikan Jeno saat itu? Itu adalah alat teleportasi jiwa melalui berbagai dunia. Dan dia, Jeno. Muncul di Dunia antah berantah ini, dengan sosok yang sangat menakjubkan ini. Dia tak tau bahwa saat pindah dunia dirinya akan seindah ini.

"Ku harap mereka ada di sini" helaan nafas keluar dari bibir pinknya.

Bulu mata putih yang berkilau sedikit berkibar saat dia berkedip. Alis putihnya terlihat indah, rambut putihnya yang panjang sepinggang dan bersinar menambah daya pikatnya. Itu seperti orang orang di zaman China kuno yang memiliki rambut panjang, hanya saja bajunya terlihat lebih modern dan indah.

"Mari berdoa agar segera bertemu" ucapnya tersenyum tipis, Menatap ke depan.

Tamat

.

"Hah?! Apa apaan!"

Seorang gadis dengan kasar menutup novel yang dia baca dengan kasar. Dia dengan marah membanting novel tersebut.

"GANTUNG BANGET NIH ENDING!!! KEHIDUPAN JENO DI DUNIA ANTAH BERANTAH GIMANE?!?!" teriaknya frustasi.

"VIEL! LO KALO GAK DIEM GUE CEBURIN KE KOLAM LO!" Suara teriakan dari luar membuat sosok itu cemberut!

"NYENYENYE!" serunya kesal.

"Lo kenapa sih?" Tiba tiba saja seonggok manusia berdiri di pintu kamarnya, membuat gadis itu berjengit kaget.

"Anjir lo! Ngagetin bangke! Tuh novel gantung banget, kesel gue!" Ucapnya dengan nada bete.

Gadis di pintu melirik buku yang sudah tergeletak di lantai dengan satu alis terangkat.

"Itu buku buatan lo ye goblog!"

"Gak usah ngegas buset!"

"Lo yang buat gue emosi!"

"Bodo amat!"

"GUE GEBUKIN JUGA LO LAMA LAMA!"

"Nyinyinyinyinyi"

Duagh!

"Aduh! GAVI BUTEK LO! MAMPUS KEK LO!"

Prank

Brak!

Bugh!

Crash!














































Abis, udah gitu aja
, Hasil kegabutan sih ini 😔☝️

Bye!

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang