Atas saran dari Jisung, Jeno telah membulatkan tekadnya untuk mencari Haechan ketika yang lain sudah tidur, dia menatap Jam di tangannya, sudah jam 22.00, pasti yang lain sudah tidur. Pemuda menggemaskan itu dengan cepat memakai Hoddienya agar tidak dingin, lalu keluar dari kamarnya, sedikit takut ketika berjalan melewati jendela yang memperlihatkan kegelapan laut.
Itu sunyi, tak ada tanda tanda kehidupan sedikitpun, Jeno melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di hadapan sebuah pintu besi yang kokoh, ketuk? Atau buka?
Jeno memilih untuk mengetuknya, agar terlihat lebih sopan, jika langsung buka, dan ternyata tidak di kunci, bisa bisa Haechan akan memarahinya.
Deng deng deng!
"E-Echanie~"
Hening....
"Echanie pasti udah tidur..." Gumam Jeno lesu, apa dia kembali saja? Jika dia terus mengetuk, mungkin yang lain akan dengar.
Di dalam kamar, Haechan yang masih melamun di atas tempat tidur tiba tiba saja mendengar ketukan pintu, tak lama suara yang familiar memasuki telinganya. Haechan tak bergerak, dia hanya diam menatap pintu besi itu.
"Echanie~"
Suara itu kembali memanggilnya, Haechan akhirnya bangun, berjalan ke arah pintu, lalu membukanya. Jeno yang sudah ingin berbalik, langsung mengurungkan niatnya ketika mendengar pintu terbuka.
Sebuah sosok muncul di hadapan Jeno, membuat Jeno sedikit tertegun, dia tiba tiba menjadi gugup berdiri di hadapan Haechan yang tengah menatapnya dengan tenang.
"E-Echan-"
"Kenapa?" Haechan memotong ucapan Jeno, melangkah keluar, menutup pintu kamarnya, lalu berjalan pergi tanpa terburu buru. Jeno langsung mengikutinya.
"Mau ketemu Echanie..."
"Kenapa mau ketemu gue?" Haechan mendudukkan tubuhnya di tempat duduk yang terbuat dari besi, menatap ke arah Jeno yang ikut duduk di sampingnya.
"J-Jeno... Mau deket Echanie..." Lirih Jeno tak berani menatap wajah Haechan.
"J-Jeno bukan anak nakal kok... Enggak bohong! J-Jeno gak pernah ngelarang Nono duduk di sofa, Jeno gak pernah bilang Nono gak boleh bantu misi, Jeno juga gak pernah bilang kalo Jeno suka Pink, Jeno suka Baby Blue, Jeno... Jeno juga... J-Jeno enggak nakal..." Jeno mengusap air mata di pipinya menggunakan lengan bajunya dengan kasar, jangan menangis, nanti Haechan pasti marah karna dia cengeng.
Melihat Jeno yang terus bicara sembari sesenggukan, terus mencoba menghapus air mata juga ingusnya, Haechan merasa bahwa itu terlihat lucu, namun dia masih memikirkan ucapan Jeno, apa benar? Jadi selama ini dia menyalahkan Jeno untuk hal yang tidak pernah dia lakukan? Bukankah dirinya pintar? Bagaimana dia dapat dengan mudah tertipu oleh orang itu?
"E-Echanie... Hiks?" Jeno menatap Haechan dengan mata merahnya ketika tak mendapat jawaban sedikitpun dengan ragu, dia takut Haechan tak akan percaya dengan ucapannya, membuatnya sedikit cemas.
"Hm?" Gumam Haechan melirik Jeno, Jeno langsung menunduk, tak berani menatapnya.
"Maaf... Maaf kalo gue selama ini ternyata salah paham..."
Jeno spontan mengangkat kepalanya, menatap Haechan yang kini menatapnya dengan raut wajah bersalah.
"Harusnya bokan lo yang nangis, tapi gue..."
Tangan Haechan terulur untuk mengusap jejak air mata di bawah mata Jeno dengan perlahan, Jeno terus saja menatap mata Haechan yang semakin memerah.
"Gue udah jahat ke lo, udah marahin, udah nyalahin tanpa tau yang sebenarnya... Gue ngerasa bersalah... Gue juga gelisah tiap malem mikirin tingkah diri sendiri bener atau gak... Maaf Jen..."
"Aku juga minta maaf..."
Keduanya menoleh, entah sejak kapan Jaehyun berdiri tidak jauh dari mereka, Haechan segera mengusap air matanya, malu sama Jaehyun, begitupun dengan Jeno.
"Kak Jaejae..." Sapa Jeno tersenyum tipis.
"Sejak kapan lo di situ?" Haechan menatap Jaehyun dengan malas.
"Itu gak penting, intinya gue mau minta maaf sama Jeno" ucap Jaehyun tanpa melirik Haechan sedikitpun, membuat yang di abaikan mendengus.
"Eh?"
Sepasang mata hitam itu membulat kaget ketika tiba tiba saja Jaehyun menariknya, lalu mendekap tubuhnya dengan erat.
"Maaf gak mihak kamu selama ini..." Bisik Jaehyun tepat di telinga Jeno. Jeno tersenyum tipis, mengulurkan tangannya untuk menepuk nepuk punggung Jaehyun lalu mengangguk kecil.
"Ck!" Decak Haechan kesal, dia yang sedang berbicara dengan Jeno! Mengapa malah Jaehyun yang memeluknya!
"Hayo... Ngapain..."
Nada datar itu membuat ketiganya menoleh, ternyata ada Haruto dan juga Jisung yang keluar dari sudut, yah... Mereka mengikuti Haechan dan Jeno sejak awal, biasalah kepo, bukan kepo sih, hanya saja mereka takut Haechan tak percaya pada Jeno, dan malah memarahinya. Tapi syukurlah semua berjalan dengan lancar.
"Ruru... Jiejie..."
"Tim kita akhirnya kembali..." Haruto tersenyum tipis.
"Janji dulu nih harus saling percaya" celetuk Jisung mengulurkan tangannya. Jeno melepaskan pelukan Jaehyun, berlari kecil ke arah Jisung dengan semangat mengulurkan tangannya.
"Jeno Janji!" Seru ya riang.
"Hm, Haechan Janji!" Ucap Haechan tersnyum tipis.
"Jaehyun Janji!" Jaehyun tersenyum lembut menatap tangannya yang saling menimpa dengan tangan yang lainnya.
"Haruto Janji!" Haruto dengan tenang melirik yang lainnya, matanya memantulkan cahaya lega.
"Jisung Janji!" Seru Jisung tersenyum tipis.
"Kita...." Lirih mereka saling memandang secara bergantian, lalu tersenyum.
"J TEAM!!!" Teriak kelimanya penuh semangat, mengangkat tangan.
Tak lama suara tawa menggema di tabung selang tersebut. Malam ini, di kedalaman 1300Km di bawah Laut, J Team bangkit kembali dengan kepercayaan yang semakin kuat. Memang benar, sebuah permasalahan akan semakin memperkuat hubungan! Yeay!
YEAYYY!!! J TEAM COMBACK!!! (ᗒᗩᗕ)
YOIT!
cuma 800 kata nih wkwkw
Maaf ya, biar lebih berasa semangat J Teamnya.See u~
KAMU SEDANG MEMBACA
No Trace ✓
RandomJeno, seorang pemuda polos yang naif dengan pesona yang tak ada habisnya tiba tiba saja memulai kehidupan barunya di dunia luar, setelah sekian lama di kurung bagai benda berharga di rumahnya. Pemuda dengan penuh rahasia yang sulit untuk di lihat it...