37. Menyelam

911 156 8
                                    

"Jiejie..."

Pemuda yang merasa namanya di panggil itu dengan perlahan menoleh, melihat seorang pemuda berwajah menggemaskan dengan baju tidur tipis berjalan ke arahnya, terlihat sudah mengantuk.

"Kenapa?" Tanya Jisung mengerutkan alisnya.

"Enggak papa, cuma kebangun aja..." Geleng Jeno tersenyum manis ke arah Jisung. Jisung hanya diam, kembali menatap bintang bintang yang betebaran di langit malam.

"Kamu..."

"Hum?" Jeno mengedipkan matanya, menatap Jisung, menunggu kelanjutan dari ucapannya.

"Pucat..."

!

"Ah? Dingin, jadi keliatan pucat" Jeno mengalihkan pandangannya.

Jisung hanya diam, keduanya berdiri berdampingan di luar bangunan Galaxy Spy sembari menatap ribuan cahaya yang terlihat sangat jauh. Itu adalah kota Pusat dimana Golden berada, sedangkan Galaxy Spy berada jauh dari sana di ketinggian hampir menembus 5km di atas permukaan tanah.

"Jeno"

"Hum? Iya?" Jeno menolehkan kepalanya ke arah Jisung dengan wajah bingung. Kedua mata Jisung dengan fokus menatap sepasang mata hitam di hadapannya yang terlihat lebih gelap daripada malam, namun kilauannya lebih bersinar daripada bulan.

"Maaf..."

"Maaf kenapa Jiejie...?"

"Maaf soal kemarin... Aku gak bermaksud...." Jisung melihat bahwa Jeno masih menatapnya dengan tenang, lalu melanjutkan ucapannya.

"A-aku cuma iri..." Lirih Pemuda tersebut membuang pandangan dari Jeno, Jeno yang kurang mendengar perkataan Jisung lantas mendekat dengan alis berkerut.

"Aku apa Jiejie???" Tanya nya penasaran, terlihat bahwa telinga Jisung mulai menimbulkan sedikit rona kemerahan yang tipis, untung saja Jeno ini tidak pekaan, jadi dia tak menyadarinya.

"Gue iri waktu denger lo pacaran sama Kun Hyung! Makanya gue marah kemarin!" Sentak Jisung memejamkan kedua matanya erat erat, tak berani menatap Jeno yang sedikit terkejut mendengar suara kerasnya di malam yang sunyi ini.

"Maaf... Gak bermaksud bentak kamu... Kemarin... Jantung aku rasanya berhenti liat kamu gak nyangkal pernyataan kalo kamu sama Kun Hyung pacaran... Marah, kaget, sedih, kecewa, sakit, semua jadi satu... Aku gatau kenapa, tapi reflek... Mulut aku ngomong gitu... Maaf... Maaf kalo Aku Iri... Ma-"

Bruk!

"Udah Jiejie... Jiejie gak perlu minta maaf! Jiejie gak salah apa apa! Lagipula Jiejie cuma ngomong kenyataan, Jeno memang Manja kok, gak salah! Jiejie jangan sedih..." Ucap Jeno mendekap tubuh Jisung yang bergetar dengan hangat.

"Kamu baik banget Jeno..." Lirih Jisung memeluk erat tubuh Jeno, mendekapnya seakan akan tak ingin melepaskannya, mengecup kepala Jeno berkali kali, menyalurkan segala perasaannya.

"Lagipula... Jeno gak pernah kok pacaran sama Kak Kunkun, Jeno pindah karna di suruh Daddy, itu aja..." Jeno dengan nyeman menepuk nepuk punggung Jisung pelan.

"Syukurlah kalo gitu..." Ucap Jisung tanpa berniat melepaskan Jeno sama sekali.

"Jangan cari Pacar ya... Cukup sama penghuni Mansion 1, 2 pacarannya, soalnya kalo kamu pacarin satu aja banyak yang iri, termasuk Aku..." Lanjut pemuda tersebut dengan nada memohon. Mungkin memang terdengar egois, tapi Jisung benar benar tidak rela jika temannya berpacaran dengan Jeno, dia inginnya Jeno menjadi miliknya, tapi itu juga tidak mungkin, pilihan terbaik adalah menyuruh Jeno untuk memacari mereka semua!

"Hahaha... Gak kebanyakan ya??" Tawa Jeno mendengar ucapan Jisung.

"Asal yang lain mau gapapa, kalo mereka gamau itu bagus, makin sedikit yang di ajak berbagi, semakin baik"

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang