54. Mowwy

841 132 10
                                    

Tok... Tok... Tok...

Jaemin terlonjak kaget mendengar ketukan di pintunya, dia menyalakan lampunya, menatap jam digital di atas nakas.

00.01

Dia bergidig ngeri, apalagi hujan deras tengah bising di luar sana. Dengan perlahan dia membuka pintunya, dan hampir saja memukul sosok di depan pintunya jika saja dia tak melihat jelas siapa sosok tersebut.

"Astaga! Bayi!" Seru Jaemin menghela nafas panjang, menepuk nepuk dadanya yang sudah ingin lari. Jaemin mengamati Jeno, pemuda tersebut membungkus dirinya sendiri menggunakan selimut, dengan Mowwy di pelukannya, menatap Jaemin dengan mata yang terlihat mengantuk.

"Kamu ngapain ke sini? Astaga..." Jaemin menyentuh keningnya, sudah tengah malam, bukannya tidur malah muncul di pintu kamarnya.

"Tidur sama Minmin" ucap Jeno lirih, tubuhnya bergoyang ke kanan dan ke kiri karna terlalu mengantuk.

"Tengah malam lari ke kamar Minmin, kamar Renjun, Haruto sama Chenle kan lebih deket sayang..." Jaemin dengan gemas mencubit pipi Jeno, terasa sedikit hangat, mungkin demamnya belum benar benar reda walau sudah di suntik tadi, e.. sudah berganti hari, berarti kemarin.

"Oiya... Nono lupa..." Jeno tertawa pelan, memukul pelan kepalanya, berbalik, berniat ingin pergi.

Bruk!

"Buset! Bayi!"

Jaemin buru buru membantu Jeno yang terjatuh untuk bangun, Jeno dengan linglung menggosok dahinya, tanpa berkata apapun.

"Gapapa, Bayi kuat, dadahhh Minmin~" Jeno tersenyum manis, kembali melanjutkan jalannya dengan selimut yang dia seret di belakang tubuhnya. Jaemin menggeleng pelan melihatnya, namun sedetik kemudian dia syok!

HAH?! KESEMPATAN EMAS BUAT TIDUR SAMA JENO?! HILANG!!!

Jaemin menatap punggung Jeno yang sudah menjauh dengan wajah lesu, lagian Jeno juga datangnya mendadak, dia kan jadi kesulitan menggunakan kepalanya untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan!! Jaemin dengan frustasi menutup pintunya, lupakan, akan ada waktunya tersendiri nanti, lihat saja!

Di sisi lain, Jeno berhenti di depan pintu kamarnya, dengan bingung menatap ketiga pintu kamar di sekelilingnya, dia tak tau harus mengetuk yang mana, Jeno sadari dia semakin manja, um Manja... Kalau begitu pilih Renjun!

Tok tok tok...

Hening...

Tok tok tok...

"Injun..." Panggil Jeno, dia mengerutkan alisnya, sepertinya Renjun tidur nyenyak, namun ketika dia ingin berbalik, pintu itu terbuka, memperlihatkan Renjun yang menguap lebar.

"Eh? Kenapa Bayi?" Renjun yang tadinya masih sedikit mengantuk langsung kembali segar melihat pemuda menggemaskan berdiri di depan pintu kamarnya.

"Bayi bobo sama Injun ukay...?" Lirih Jeno sedikit bergoyang.

"Hah? Emang kamar kamu kenapa?"

"Bobo sama Injun..." Jeno menyandarkan kepalanya di bahu Renjun, menutup matanya. Renjun sedikit tercengang, tumben Jeno ingin tidur dengannya. Dia memeluk pinggang Jeno, membawanya masuk ke dalam, menutup pintu, membantu Jeno berbaring di atas tempat tidur. Ada ada saja kelakuan anak ini, pantas Jisung tak tahan dengan kegemasan Jeno, dia saja tidak tahan.

Renjun membaringkan tubuhnya di samping Jeno, menyelimuti dirinya dan juga Jeno dengan selimut. Jeno beringsut mendekat ke arah Renjun, meringkuk di depan dada Renjun. Melihat hal tersebut, Renjun menaikkan sebelah alisnya. Dia dengan ragu mengulurkan tangannya, memeluk tubuh Jeno, mengeratkannya sembari menepuk nepuknya dengan lembut.

No Trace ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang