22. Pembelaan Rachell

26 3 0
                                    

Happy reading, Love. ✨

"Jangan lupa berbuat baik hari ini karena mungkin saja besok kita sudah tidak ada di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan lupa berbuat baik hari ini karena mungkin saja besok kita sudah tidak ada di dunia."

[ ]

Rachell menerima uluran tangan Daren yang membantunya turun dari mobil laki-laki itu. Keharmonisan keduanya memang tidak usah diragukan lagi, sampai detik ini masih belum ada pertengkaran dalam hubungan mereka. Daren masih terlihat begitu menyayangi Rachell dan Rachell yang semakin jatuh hati karena perlakukan Daren.

Suasana ricuh di lapangan membuat dahi Rachell mengkerut. Daren yang di sampingnya menuntun dirinya melihat apa yang tengah terjadi. Di tepi lapangan, terlihat Kejora tengah dirundung oleh beberapa siswi. Rachell merasakan tirta yang menyapa kulit putih pucatnya saat ia melindungi Kejora agar tidak tersiram.

Semua memekik saat melihat tubuh Rachell terguyur satu timba air kotor.
Galang yang baru saja datang membelalakkan matanya, ia bergegas menghampiri gadis itu dan menariknya dari kerumunan.

“Who dare you?” sentak Galang pada gadis yang tadi menyiram Rachell.

“Gue gak sengaja guyur Rachell. Gue mau guyur Kejora tapi Rachell tiba-tiba ada di hadapan gue gitu aja,” kilahnya.

“What you did was still wrong, pembullyan gak ada yang bisa dibenarkan,” ujar Rachell.

“You’ve no right to stop what I'm doing to Kejora. Dia itu munafik, licik, dan playing victim. Manusia kaya dia harus disingkirkan.”

“Kalau lo punya masalah, selesaiin baik-baik. Do you think this way makes you look cool?” timpal Rachell.

Gadis itu terkekeh. “Oh ya gue lupa, lo pasti teman barunya Kejora, ya? Lo cuman murid baru, Chell. You don't fucking know anything, lebih baik lo diam. Lagian orang lugu kaya lo gak pantes berteman sama manusia licik kaya Kejora. You better stay away from that bitch from now,” cemoohnya.

“Sekali pun ucapan lo benar, gak seharusnya dengan cara ini lo balas semuanya.”

“Terus maksud lo gue harus tetap baik-baikin dia dan terus biarin dia tindas gue?”

“Udah cukup! Bubar semua,” lerai Fajar.

Langit mencopot hoodienya guna ia berikan ke Rachell melihat gadis itu mulai kedinginan. Siswi tadi serta semua yang terlihat perselisihan pagi ini digiring Fajar untuk ke ruang konseling.

“Di loker lo ada ganti gak?” tanya Langit merapikan rambut Rachell yang lepek karena siraman siswi tadi.

Rachell hanya menggeleng pelan. Langit menyuruh Galang untuk mengantarkan gadis itu ke kamar mandi, sementara ia akan membelikan seragam baru untuk gadis itu.

HipotimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang