Kenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya.
Berpura-pura seakan tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagaimana dengan kondisi hatimu saat ingin bertemu dengan seseorang yang sangat kamu rindukan, tapi yang bisa kamu temui hanya sebatas makamnya?"
[ ;ɞ ]
Kondisi Rachell sudah berangsur membaik, gadis itu bahkan sudah diperbolehkan pulang dari lusa lalu. Saat ini gadis itu tampak senang karena akhirnya Geon akan menemaninya untuk bertemu dengan Galang yang sudah dua minggu semenjak dia sadar ia tidak pernah melihat laki-laki itu.
Rachell bingung saat Geon membeli dua buah buket bunga dengan salah satunya adalah buket bunga tulip putih. "Kok dua, Re?"
Geon tersenyum simpul. "Satunya buat kamu, satunya lagi ... " Geon menggantungkan kalimatnya.
"Satunya lagi buat siapa? Do you have two girlfriends now?" tuding Rachell.
"What are you talking about, Love? Of course I don't."
"Terus satunya buat siapa?" Geon hanya tersenyum tipis dan kembali mengemudikan mobilnya. "After this you'll know it."
Geon menghentikan mobilnya di sebuah pemakaman membuat Rachell bingung. "Kenapa ke makam, Re? Kita 'kan mau ketemu Galang," heran Rachell.
Geon tidak menjawab, ia justru sibuk memakaikan kerudung untuk menutupi sebagian rambut Rachell agar terlihat lebih sopan. Geon membawa sebuket tulip putih yang tadi ia beli dan membukakan pintu mobil untuk Rachell agar gadis itu mengikutinya.
"It's time you knew, Love."
Rachell masih diam dan mengikuti langkah Geon dari belakang. Mereka berdiri di depan makam baru dengan nama yang sangat Rachell hafal. Berulang kali Rachell membaca nama di nisan makam tersebut mencoba menolak apa yang baru saja ia baca. Geon baru saja jongkok di samping makam Galang, ia melihat Rachell yang masih membeku di sampingnya.
"Ratu ... "
"What's the meaning of all this, Re? Kita akan bertemu dengan Galang hari ini untuk merayakan kemenangan timnya," sergah Rachell yang masih belum bisa menerima.
Geon kembali bangkit dan menuntun Rachell agar duduk di samping makam Galang. "Galang udah pergi, Ratu. Dia udah tenang dan sehat sekarang, ikhlasin dia, ya?"
"Bohong. Galang baru aja chat aku kok. Nih kamu lihat kalau gak percaya," ujar Rachell mengobrak-abrik tasnya guna mencari ponsel kesayangannya.
Geon menghentikan tingkah Rachell, ia memeluk gadis yang mulai bergetar tersebut. "Maaf. We have no choice but to wait for your condition to get better. Yang selama ini balas pesan kamu itu bukan Galang, tapi Fajar yang memang pegang hpnya Galang," urai Geon.