52. Rachell Hilang

22 2 0
                                    

Happy reading, Love ✨

"Berapa banyak yang harus dibayarkan hanya untuk merasa tenang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa banyak yang harus dibayarkan hanya untuk merasa tenang?"

[ ]

Karena merasa terusik dengan arunika yang mulai menyinari bentala, iris hazel itu perlahan terbuka. Saat kesadarannya terkumpul penuh, Rachell menatap sekeliling yang terasa asing. Kamar ini bukan kamarnya, bukan juga ruang rawat inap yang biasa ia tempati. Kedua lengannya ternyata telah diperban dengan tangan kiri yang telah diinfus.

Suara pintu terbuka membuat Rachell menoleh, Geon baru saja datang membawa sebuket bunga favoritnya. Laki-laki itu menghampiri Rachell, ia menaruh buket bunga tersebut di atas nakas. Sebuah kecupan singkat Geon berikan untuk Rachell, kemudian dia mengusap lembut rambut kecokelatan milik wanodya laksmi tersebut.

“Where am I, Re?”

“Di rumah sakit. What are you feeling right now? Apa kepala kamu masih berisik? Apa kamu mendengar suara-suara itu lagi?” cerca Geon bertanya khawatir pada Rachell.

“Kenapa ruangannya beda? Aku ada di rumah sakit mana?” heran Rachell menatap sekeliling yang tampak asing untuknya.

Geon menghela nafas pelan, ia membawa Rachell dalam pelukannya. Semalam Ana menemukan kondisi Rachell yang sudah tidak sadarkan diri dengan banyak sekali luka sayatan di lengan gadis itu. Ana langsung membawa Rachell ke rumah sakit dan menghubungi Geon serta yang lainnya.

Setelah Rachell mendapatkan penanganan untuk luka-lukanya, dokter menyarankan Rachell untuk dirujuk ke rumah sakit jiwa. Hingga akhirnya saat ini gadis itu dirawat intensif di rumah sakit jiwa.

“I wanna get out of here. I'm not crazy, Re! Why did you bring me here? Sekarang jam berapa? Aku harus sekolah, papa nanti marah kalau aku gak sekolah. Sebentar lagi ujian akhir semester, kalau aku gagal pasti papa sama mama akan kecewa dan marah besar sama aku,” ucap Rachell yang memberontak dalam pelukan Geon.

“Chill out, Love. Papa sama mama gak akan marah sama kamu, justru mereka yang bawa kamu ke sini. Kamu harus dirawat dulu agar sembuh. Biar kepalanya gak berisik lagi,” ujar Geon menenangkan Rachell.

“Re … “

“I'm here, Love. I'll be with you.”

“I'm not crazy, Re. You believe me, right? Let's get me out of here, I beg you,” bujuk Rachell.

Geon semakin mendekap erat tubuh Rachell, ia mencium cukup lama puncak kepala Rachell agar gadis itu lebih tenang dan berhenti memberontak. Sungguh Geon juga tidak tega melihat saat ini gadis yang ia cintai tengah dirawat di rumah sakit jiwa, namun ini untuk kebaikan Rachell juga.

HipotimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang