Kenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya.
Berpura-pura seakan tidak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jeda kerap kali harus dilakukan dari pada terus memaksakan."
[ ;ɞ ]
Sesuai janjinya dengan Daren tadi pagi, saat ini gadis itu tengah menunggu Daren di taman belakang SMA Pelita Bangsa. Sudah hampir sepuluh menit akan tetapi laki-laki itu tak kunjung datang. Rachell memainkan kukunya jenuh mulai bosan menunggu. Saat hendak beranjak, Daren menahannya.
“Maaf, have you been here for a while?” ucap Daren.
Rachell mengangguk singkat, ia kembali duduk di bangku taman. “I think we need to break to introspect ourselves,” ujar Rachell tanpa basa-basi.
“Do you mean we broke up? Ini hanya kesalahan kecil, Chell. Don't be childish like this. I don't wanna break up,” tolak Daren.
“Memang terlihat kecil, Daren. But do you think I don't fucking shit jika pagi tadi kamu tidak bisa menjemputku karena kamu menjemput Kejora sekaligus Ghea?” ungkap Rachell.
“I apologize for any misunderstanding. Hari ini aku memang gak bisa jemput kamu karena aku harus jemput Kejora. Kalau aku jemput kamu juga aku takut kita telat karena rumah kamu dan Kejora tidak searah. Untuk masalah Ghea, aku tidak tahu jika dia bersama Kejora pagi tadi. Aku tidak mungkin dong hanya mengantarkan Kejora,” urai Daren.
Rachell mengangguk pelan menerima penjelasan Daren. “Please understand me, Chell. Hari ini memang gak ada yang bisa antarkan dia ke sekolah selain aku.”
“How come I never fucking understood you, Daren?”
“Kamu minta kita untuk break karena aku berangkat bersama Kejora.”
Rachell terkekeh pelan. “Do you think that's your only shit fault?”
“Masalah tadi pagi? I deeply regret my actions karena aku cemburu sama kamu. Aku gak bermaksud bilang kamu benalu.”
“This isn't the first time, Daren.” Laki-laki itu bungkam.
“Do you think I'm not jealous? Jika kamu ingin mengekangku seharusnya kamu juga melakukan hal yang sama pada dirimu. Membatalkan janji kita jalan untuk Kejora, mengantarkan Kejora, mendahulukan Kejora, dan selalu semua tentang Kejora. Don't you think I'm fucking sick of it?" lanjut Rachell meluapkan kekesalannya.
“Aku sudah berusaha untuk menuruti kamu. Semua waktuku aku berikan untuk kamu, bahkan aku sudah sering berbohong dengan Galang, Langit, dan Fajar demi kamu. It's not fair that you don't do that either."