37. Tunggu Papa Dulu, Ya

31 5 0
                                    

Happy reading, Love ✨

"Seburuk apa pun seorang ayah, setiap anak perempuan pasti selalu membutuhkan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seburuk apa pun seorang ayah, setiap anak perempuan pasti selalu membutuhkan ayahnya."

[ ;ɞ ]

Ohio, Amerika Serikat.

Setelah menjalani observasi selama seminggu, akhirnya dokter memutuskan untuk memberi tindakan berupa pemasangan  cardioveter defibrillator implan.  Meski ICD ini tidak dapat mengobati sepenuhnya kardiomiopati yang Rachell derita.

Tetapi ICD berfungsi untuk mengawasi dan mengontrol ritme abnormal, yang merupakan komplikasi serius dari kondisinya saat ini. Gadis dengan rambut kecokelatan itu masih menatap kosong kaca besar yang mengelilingi ruangannya. Tiga jam lagi ia akan masuk ke ruang operasi, akan tetapi Rachell masih terus mengulur waktu.

“Rachell, are you afraid? Take it easy, mami sama bunda akan menemani kamu. Pesawat papi dan yang lainnya juga baru saja landing,” tukas Gempita sembari membelai lembut rambut Rachell.

“Papa sama mama ikut juga ‘kan, Mi?” tanya Rachell yang mungkin sudah ia tanyakan lebih dari sepuluh kali sedari tadi.

Gempita hanya mampu tersenyum kecut. Ia telah memberitahukan pada Alfano dan Grazella, tapi mereka bilang tidak bisa menemani Rachell karena urusan pekerjaan. Apalagi Grazella saat ini justru berada di Milan untuk mengurusi event terbesar di dunia fashion tersebut.

“Apa operasinya bisa ditunda? Rachell also want to be accompanied by papa and mama. I’m scared, Mi. Kalau operasinya gagal, setidaknya Rachell mau lihat wajah papa sama mama sebelum Rachell pergi nanti,” urai Rachell yang membuat hati Gempita serta Heera sakit mendengarnya.

“We’re in the best hospital in United States, if not the world, Lesyaqueen. Operasi ini akan berhasil, sebentar lagi kamu akan sembuh,” timbrung Heera.

“When pigs fly, Bunda. Operasi ini cuman pemasangan implan cardioveter defibrillator dan itu tidak akan membuat penyakit sialan ini segera pergi dari tubuhku,” tandas Rachell.

Ponsel Heera berdering, ternyata ada panggilan video dari Fajar. Senyum Heera mengembang saat putranya itu menelefon di waktu yang tepat. Heera memberikan ponselnya pada Rachell, senyum kecil terukir di wajah Rachell saat melihat paras tampan ketiga temannya itu dari layar ponsel.

Selamat malam, Queen,” sapa Fajar dari seberang sana.

“Di sini pagi, Fajar. Have you forgotten that I'm in Cleveland?” balas Rachell dengan terkekeh pelan.

Kanjeng Ratu! Keep your chin and just believe yourself,” timpal Galang merebut ponsel Fajar.

“Jangan kebanyakan main, Lang. Besok ujian tengah semester, ‘kan?” peringat Rachell pada Galang.

HipotimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang