43. Putuskan Dia

27 4 0
                                    

Happy reading, Love ✨

"Mau gimana pun kalau restu orang tua yang menghalangi akan susah untuk bersatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau gimana pun kalau restu orang tua yang menghalangi akan susah untuk bersatu."

[]

Ujian semester pertama akan segera dilaksanakan, hari ini para murid SMA Pelita Bangsa pulang lebih awal karena pada guru dan staf sedang rapat untuk ujian minggu depan. Gadis dengan chanel white cashmere classic cardigan yang membalut seragamnya itu tengah menunggu jenuh seseorang di depan lobi.

Ia memainkan kukunya bosan dengan sesekali menghela nafas kasar karena sudah lebih dari lima belas menit dia berdiri sendirian di sana. Sebuah mobil BMW series 3 akhirnya berhenti di hadapannya setelah hampir dua puluh menit ia menunggu. Seorang laki-laki dengan dior crewneck pullover hoodie itu turun tersenyum lebar ke arah Rachell.

“Sorry to keep you waiting, Kanjeng Ratu. Gue tadi gak sengaja ketemu Geon di parkiran, so we talked for a while,” ujar Galang dengan menyengir lebar ke arah Rachell.

“Kaki gue rasanya mau copot nungguin lo,” gerutu Rachell.

“Mau gue gendong?” tawar Galang.

Rachell menepis tangan Galang. “I can do it myself.” Ia langsung saja memasuki mobil laki-laki itu.

Galang bergegas menyusul Rachell sebelum gadis itu semakin marah dengannya. Saat hendak melajukan mobilnya, Galang menoleh ke arah Rachell sejenak, gadis itu tampak memalingkan muka dan benar-benar marah dengannya.

“Gak usah cemberut gitu, let's go buy some ice cream,” bujuk Galang.

“Emangnya gue anak kecil yang bisa dibujuk pakai es krim,” gerundel Rachell.

Galang menghela nafas panjang, ia mulai menyetir mobilnya pelan keluar dari pelataran SMA Pelita Bangsa. “So where do you want to go?”

Rachell menggeleng pelan, mengisyaratkan ia tidak ingin ke mana-mana. “Mami mau ajak gue ke kantor papi,” urai Rachell.

“Kok gue gak diajak?” protes Galang.

“Bukannya lo ada latihan futsal abis ini?” Galang mengangguk singkat mengingat jadwal latihannya.

“So, you want to buy ice cream or not?” tawar Galang sekali lagi.

“Sama ciki, ya?”

“Lo gak boleh makan makanan kaya gitu, Chell,” peringat Galang.

Rachell menyilangkan tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya kesal. Galang kembali menghela nafas melihat tingkah Rachell yang merajuk.

HipotimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang