Happy reading, Love. ✨
"Harus ada yang dikorbankan karena tidak mungkin ada dua tujuan yang berbeda arah dalam suatu kapal."
[ ;ɞ ]
Kedua iris hazel itu menatap kosong pemandangan di bawah sana. Gemerlap lampu taman dengan indahnya bunga-bunga koleksi Grazella menghiasi area kolam renang, pemandangan dari balkon kamar Rachell. Rasa gundah tak kunjung hilang dari benaknya, entah sudah berapa kali ia menghela nafas panjang guna melepaskan penat.
“What makes you doubt, Chell?” tanya Langit di sampingnya mengelus pelan punggung Rachell.
“No biggie, lagian cuman antar jemput Kejora aja, ‘kan?” lanjut Langit santai.
“I feel guilty about involving you in my problems,” cicit Rachell.“I'll do anything for your happiness. Lo bahagia ‘kan selagi sama Daren? Gue gak mau kejadian minggu lalu saat jantung lo anfal karena berantem sama dia,” tukas Langit.
Rachell menatap laki-laki itu dalam. Langit adalah tipikal orang yang cuek, bukan dingin. Akan tetapi Langit selalu perhatian dan menuruti semua kemauan Rachell. Celetukan Rachell yang ingin mendapatkan koleksi terbaru tas branded dari brand luxury ternama saja tanpa pikir panjang Langit langsung membelikannya.
“Gue udah banyak susahin lo, Lang.”“Lo gak pernah nyusahin gue, Chell,” balas Langit.
“I'll be confused about how to repay your kindness, buat hidup sampai besok aja gue selalu ragu,” ucap Rachell tersenyum getir.
“Gue akan lepasin Daren.”“Don’t do that, Chell. Lo sayang dia, ‘kan?” larang Langit.
“Do whatever you like and makes you happy,” sambung Langit sembari membelai lembut kepala Rachell.“Because I can die anytime, right?” celetuk Rachell.
Langit tersenyum kecut, ia menggeleng pelan dan membungkam mulut Rachell. “Stop saying that shit.”
Langit membawa Rachell ke pelukannya. “Gue, Galang, dan Fajar akan selalu berusaha wujudin kebahagiaan lo.”“Many thanks.”
•°• ;ɞ •°•
Pagi itu arunika menyapa pertiwi dengan sinar gembiranya yang terang. Akan tetapi sinarnya kalah dengan senyum manis yang dimiliki oleh gadis cantik berambut kecokelatan itu. Lesung pipi di pipi kanannya, membuat siapa saja yang melihatnya langsung jatuh cinta. Kedua iris hazel itu menatap binar iris coklat yang berdiri sepuluh meter darinya.Langkah kecilnya berjalan riang dengan rambut coklat yang bergoyang kanan dan kiri mengikuti arah lompatan. Daren memasangkan helm untuk Rachell, senyum gadis dengan balutan blazer rajut berwarna putih itu tidak pernah luntur.
“Are you ready Ms. Rachell?”“I’m always ready Mr. Daren!” balas Rachell semangat.
Daren membantu Rachell menaiki motornya, setelah itu mereka melenggang pergi menuju SMA Pelita Bangsa yang sebentar lagi gerbangnya hendak ditutup. Dua puluh menit kemudian, akhirnya mereka telah berada di parkiran, sebuah motor sport berwarna hitam terparkir di samping motor Daren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...