Happy reading, Love. ✨
"Beberapa manusia terkadang lupa cara memanusiakan manusia."
[ ;ɞ ]
Pagi itu Rachell sudah bisa sekolah seperti biasa setelah seminggu lamanya ia tidak masuk. Ia berangkat bersama Galang karena Fajar sedang ada urusan OSIS mendadak. Jalanan ibu kota tampak cukup padat tapi untung saja tidak macet.
"Tumben lo anteng," ujar Galang yang mendapati sedari tadi Rachell hanya diam dan menatap jalanan yang tengah ramai.
"Malas sama lo." Galang memutar bola matanya malas, ia kembali fokus menyetir sembari sesekali mengawasi Rachell.
"Udah sebulan gue sekolah di sana, but I don't have any friends besides you," gerutu Rachell mengutarakan unek-uneknya.
"Gak ada yang mau temenan sama nenek lampir kaya lo," ejek Galang yang mendapatkan hadiah pukulan dari Rachell.
"Ini semua karena kalian selalu melarang gue ini itu. Why the hell?"
"Lo mau temenan sama siapa emang?"
"Zee sama Nessa kayanya baik deh. Kenapa sih gue gak boleh deket-deket sama circlenya Kejora?" tanya Rachell menuntut.Galang menghela nafas kasar. "Image mereka itu buruk, Chell. Lo lihat aja dari cara pakaian mereka. Mereka terkenal tukang bully sama buat onar," terang Galang sejujurnya.
"Lo gak bisa nilai seseorang dari penampilan, Lang. Selama gue di sana perasaan gue gak pernah lihat Kejora dan yang lain bully siswa deh," ucap Rachell.
"Why do you want to be friends with them?" tanya Galang balik.
"Kayanya mereka seru sih. Gue pernah nongkrong sama mereka, obrolan kita nyambung-nyambung aja. I think you've misjudged them. Ya mungkin emang penampilan mereka begitu, tapi mereka baik kok," urai Rachell.
"Gue gak akan larang lo temenan sama siapa aja. Gue cuman hindari lo dari pergaulan gak bener yang bakal bahayain lo."
"Kaya lo bener aja," cibir Rachell.
Galang mendelik kesal, sementara Rachell mengacuhkannya kembali. Sejujurnya ia memang kasihan dengan gadis itu. Selama ini Rachell memang hanya berinteraksi dengan mereka bertiga aja. Tapi mengingat kondisi gadis itu, ketiganya memang harus protektif untuk menjaganya.Sepuluh menit kemudian mereka sampai di pelataran SMA Pelita Bangsa, Rachell keluar begitu saja meninggalkan Galang yang masih memarkir mobilnya.
"Chell! Tungguin gue," teriak Galang yang baru selesai memarkir mobilnya.
Rachell tampak mengacuhkan Galang, ia berjalan dengan cepat berusaha menghindar kejaran Galang. Sampai akhirnya secara tidak sengaja ia menubruk seseorang yang sepuluh senti meter lebih tinggi darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...