Happy reading, Love. ✨
"Hilang, terkadang sudah menjadi closesure."
[ ;ɞ ]
Sudah satu minggu semua berjalan seperti biasa dan normal. Hubungan Rachell dan Daren tampak semakin rekat dan tidak ada lagi perdebatan atau pun pertengkaran. Cinta keduanya seakan selalu dituai mesra.
Gadis dengan rambut kecokelatan itu tampak resah, jarum jam hampir menunjukkan pukul tujuh akan tetapi Daren tak kunjung menjemputnya. Ia sudah menelefon laki-laki itu, nomornya tidak aktif dengan semua sosial media yang juga sedang tidak ada yang digunakan.
Jika memesan kendaraan umum akan membuatnya terlambat, mau tidak mau Rachell mengeluarkan kembali mini cooper berwarna merah pemberian dari Pratama. Jalanan yang padat membuat Rachell hanya bisa pasrah jika nantinya ia akan datang terlambat ke sekolah. Ia terus merutuki dirinya yang tidak sedari awal saja mengendarai mobil itu ke sekolah.
Benar saja, saat Rachell datang gerbang SMA Pelita Bangsa telah ditutup. Saat mengecek ponselnya terdapat banyak sekali spam chat serta spam call dari Daren mau pun Langit. Rachell mendesah kesal, ia sedang merayu satpam agar mau membukakan pintu untuknya.
“How odd Non Rachell go alone? Biasanya selalu sama teman-teman,” ujar satpam tersebut membukakan gerbang untuk Rachell.
Rachell hanya terkekeh pelan membalasnya. “I owe you one, Rachell janji ini akan menjadi yang pertama dan terakhir Rachell telat.”
Setelah memberikan uang tip, Rachell segera memarkir mobilnya ke parkiran. Tampak seorang laki-laki jakun berdiri sekitar sepuluh meter dari arah tempat parkir mobil Rachell. Rachell menutupi mukanya, meski ia tahu itu akan sia-sia. Fajar pasti akan mengenalinya, apalagi ia keluar dari mobil yang dibelikan oleh Pratama.
Dengan langkah lebar, Fajar menghampiri Rachell. Laki-laki dengan blazer OSIS yang membalut seragam SMA Pelita Bangsa tersebut menatap Rachell datar.
“Lesyaqueen,” panggil Fajar mampu membuat jantung Rachell berdegup kencang.
“Buenos días, Fajar. Kamu kok ganteng banget sih pagi ini,” puji Rachell merayu Fajar agar tidak marah atau menghukumnya.
“Do you know what your mistake?”
“I’m sorry for my mistake, tapi janji ini akan jadi yang pertama dan terakhir aku telat,” ujar Rachell menunjukkan jari telunjuk serta jari tengahnya kepada Fajar.
“Kenapa kamu berangkat sendiri? Kenapa gak menghubungi aku, Galang, atau Langit?” cerca Fajar.
“I really didn't know that Daren was absent today. Mau hubungi kalian pun pasti kalian udah ada di sekolah,” jawab Rachell jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...