Happy reading, Love. ✨
"Mencintai atau dicintai, sejatinya tidak ada yang bisa memilihnya. "
[ ;ɞ ]
Rachell keluar dari ruang bk dengan perasaan dongkol. Niatnya ingin berdamai ia urungkan melihat sikap Atahala yang tampak arogan padanya. Karena permintaannya, Athala dan teman-temannya yang memang langganan mem-bully siswi lain, diskors serta masih dipertimbangkan lagi untuk dapat melanjutkan status sebagai siswi SMA Pelita Bangsa.
Meski bel telah berbunyi akan tetapi Rachell masih asyik duduk di kantin menikmati makan siang yang tadi tertunda. Galang dan Langit setia menemani sementara Fajar tengah mengurus kasus yang baru saja terjadi. Gadis itu seperti tidak ada beban dengan santai memakan rice bowl yang baru saja Langit pesankan.
“Lo masih suka mainin cewek, Lang?” tuding Rachell.
Galang hanya menggeleng sambil meneguk americano favoritnya. “Gue gak pernah mainin cewek, Chell. Nenek lampir itu bukan pacar gue, How many times do I’ve to answer that shit question?”
“Iya, pacar Galang mah anak sepuluh IPA dua sama sebelas IPS lima,” timpal Langit.
Galang menendang betis Langit kencang. Melihat tatapan tajam Rachell yang menghunus membuat Galang salah tingkah sendiri.“You trust me more or Langit?”
“Langit,” jawab Rachell gamblang.
“Sialan,” empat Galang meneguk habis kopinya.
“Berhenti mainin cewek, Lang. How many times do I’ve to warn you? Lagian lo pikir keren lo begitu?” omel Rachell.
“Keren. Buktinya banyak yang kepincut sama gue,” balas Galang santai.
Rachell menoyor kepala Galang kesal. “Choose one or none di antara dua cewek yang tadi di sebutkan Langit,” titah Rachell.
“Iya, gak akan ada yang gue pilih,” putus Galang.
Setelah Rachell selesai makan dan minum obatnya, mereka bertiga kembali ke kelas. Kelas tampak kondusif meskipun tidak ada guru yang mengajar. Rachell duduk di samping Daren yang tengah fokus pada gamenya. Menyadari Rachell kembali, Daren menghentikan permainannya dan menatap Rachell khawatir.
“Rachell, are you okey? Katanya lo abis dibully sama gengnya Athala?” tanya Daren.
“Iya, aman kok. Tadi ditolongi sama Kejora dan yang lainnya,” jawab Rachell santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...