44. Bahan Taruhan

23 3 0
                                    

Happy reading, Love ✨

"Dari sekian banyak hal yang bisa dipertaruhkan mau pun dimainkan, jangan pernah menjadikan hati sebagai objeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari sekian banyak hal yang bisa dipertaruhkan mau pun dimainkan, jangan pernah menjadikan hati sebagai objeknya."

[]

"Lo buat ulah apalagi sih, Jor?" dumel Langit.

"Bukan aku yang mulai duluan, Lang. Kamu lebih percaya sama aku atau Rachell?"

"Rachell lah, pake tanya lagi lo," balas Langit gamblang.

"Aku pacar kamu, Lang. Semenjak Rachell kembali ke Indonesia kamu berubah."

Langit terkekeh sinis. "Gue gak pernah berubah, Jor. Ini emang gue yang asli. Stop bothering Rachell, I've done everything you asked me to do."

"Why the hell does Rachell have to stay at your house? Dia 'kan punya banyak pembantu sama penjaga di rumahnya, nyusahin banget sampai harus numpang di rumah orang lain," gerundel Kejora.

"Shut the fuck up, I'm fed up with you. Let's break up. Jangan pernah ganggu gue lagi apalagi ganggu Rachell," putus Langit.

Kedua bola mata Kejora melebar mendengar ucapan Langit barusan. Kejora berusaha merayu laki-laki itu, tapi Langit justru menepisnya kasar.

"Aku gak mau putus, Langit! Maafin aku," bujuk Kejora.

"I've had enough of you, lagian kalau bukan Rachell yang minta buat gue pacarin lo ogah banget gue punya cewek kaya lo. Lo cuman mau manfaatin gue aja, 'kan?" tuding Langit.

Kejora menggeleng cepat, ia masih berusaha untung memegang tangan Langit. "I fucking love you, Lang. Sejak kelas sepuluh aku sudah jatuh cinta sama kamu, jauh sebelum Rachell datang dan ambil kamu dari aku."

"Rachell never took me away from anyone because I was hers from the beginning."

"Pak Darmo, tolong anterin cewek gila ini pulang. Saya harus pergi ada urusan," titah Langit menyuruh sang supir.

"Kamu mau ke mana, Langit? Kok kamu tega tinggalin aku gitu aja," protes Kejora.

Langit mengusap wajahnya kesal, ia menatap gadis itu tajam berusaha mengontrol emosinya. "Pertama, bukan gue yang bawa lo ke sini, tapi lo yang mohon-mohon buat datang ke rumah gue. Kedua, kita udah putus dan gue bukan sopir lo. Masih untung gue bertanggung jawab suruh sopir buat anterin lo," ujar Langit yang kemudian melenggang pergi.

Kedua tangan Kejora mengepal kuat, ini semua karena Rachell. Andai saja gadis itu tidak pernah hadir di kehidupannya, pasti saat ini Langit sudah menjadi miliknya dan ia akan hidup bahagia bergelimang harta.

HipotimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang