Happy reading, Love. ✨
"Jatuh cinta adalah hal wajar bagi setiap manusia. Tapi jangan menghabiskan hidupmu sepenuhnya untuk cinta yang mungkin hanya sia-sia. Uang lebih baik dari cinta."
[ ;ɞ ]
Ketujuh gadis itu sedang menonton film di home teater yang tersedia di rumah Rachell. Gelak tawa menggema saat adegan lucu ditampil, akan tetapi suara tawa itu tidak keluar dari diri Rachell. Ia beberapa kali menghela nafas bosan karena memang Rachell tidak begitu suka menonton apalagi serial drama komedi.
Setelah film selesai, mereka bermain ke taman belakang untuk menikmati minuman serta camilan yang diberikan oleh asisten rumah tangga Rachell. Tidak ada obrolan yang membuat Rachell tertarik karena mereka hanya membicarakan dengan merendahkan orang lain membuat Rachell muak sendiri.
Akhirnya gadis itu paham apa yang dimaksud Galang mengenai geng Kejora. Tidak sebaik yang dipikirkan oleh Rachell, akan tetapi tidak terlalu buruk juga. Memang Rachell saja yang tidak suka dengan obrolan yang terkesan omong kosong.
“Rachell memang mirip dengan Ghea,” celetuk Jihan membuat Rachell yang awalnya tidak terlalu mendengarkan obrolan mereka akhirnya tertarik.
“Ghea? Who's she?”
“Daren's ex, but don't think too much,” timpal Nessa.
“Apa kalian masih dekat dengan dia sekarang?” selidik Rachell.
Kejora mengangguk singkat. “She's my dorothea, dulu kita pernah satu SMP sama juga kaya Daren,” balas Kejora.
“Are you jealous, Chell?” ujar Maudy memperhatikan gelagat Rachell.
Rachell hanya tersenyum tipis dan menggeleng lemah. “Cuman masa lalu, ‘kan?”
“Oh ya kalau lo punya mantan berapa?” celetuk Alana.
“I don't have any exes,” jawab Rachell gamblang.
Keenamnya terkejut mendengar jawaban Rachell. “Jadi Daren pacar pertama lo?” tuding Kejora.
“You could say that.” Rachell mengangguk singkat.
“Lo kebanyakan main sama Galang, Langit, dan Fajar. Mana mungkin ada cowok yang deketin cewek punya banyak cowok,” canda Alana.
“Don’t take it personally ucapannya Alana, Chell,” ujar Kejora menepuk pelan bahu Rachell.
Rachell hanya tersenyum kecil menjawabnya. “Gimana perasaan lo ketika punya pacar? ‘Kan lo baru pertama kali pacaran,” tanya Zee mengalihkan topik.
“Cukup menyenangkan, gak seburuk yang gue pikirkan.”
“Lo bahagia sama Daren?” tanya Nessa.
“Bahagia, Daren baik. I'm grateful to him for making me experience something I've never experienced,” urai Rachell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...