Happy reading, Love ✨
"Pulang, memiliki dua makna yang ambigu."
[ ;ɞ ]
Sudah hampir dua bulan Rachell berada di Amerika Serikat, lebih tepatnya di Clelevand, Ohio. Rachell juga sudah keluar dari rumah sakit dan mulai menjalankan tugasnya sebagai siswi yang sedang melakukan study exchange. Gadis dengan iris hazel itu menatap hiruk pikuk kota yang sudah mulai beraktivitas.
Saat ini ia tinggal bersama Heera dan Gempita, sementara Pratama dan yang lainnya telah kembali ke Indonesia atau telah pergi ke negara lain untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Sampai detik ini, Grazella dan Alfano juga tidak pernah menjenguknya. Hanya saja lusa Ana dan Adriani akan datang.
Heera tersenyum hangat saat mendapati Rachell telah siap dengan seragam sekolahnya. Ia memberikan mantel karena cuaca hari ini cukup berangin, Rachell menoleh mendapati Heera yang membawakan mantel untuknya, senyum manis tercetak di paras ayunya, kemudian ia menerima mantel itu dengan senang hati.
“Thank you, Bunda.”
“Bunda yang akan mengantar kamu hari ini,” ungkap Heera membantu Rachell memakai mantelnya.
“Memangnya mami ke mana, Bunda?” tanya Rachell heran.
“Gempita sedang ada zoom meeting pagi ini,” balas Heera.
“Bunda, apa mama benar-benar tidak akan menyusul Rachell? Milan fashion week bukannya masih beberapa bulan lagi?” Heera menghela nafas panjang, ia mengelus pelan kepala Rachell sembari merapikan rambut gadis itu.
“You know how perfectionistic your mom is, right? Jangankan beberapa bulan lagi, dari dua tahun lalu Grazella sudah menyiapkannya. Milan fashion week ini sangat berharga untuk dia karena setelah dua tahun dia berjuang, akhirnya karya dia bisa lolos untuk ditampilkan di sana,” urai Heera.
“Mama hebat ya, Bunda?” Heera mengangguk menyetujui.
“Rachell harus sembuh karena Rachell mau nonton karya-karya mama yang akan ditampilkan di Milan fashion week nanti,” tandas Rachell.
Heera mencium singkat puncak rambut Rachell. “Kamu pasti sembuh, Sayang. Ayo sekarang kita berangkat, you'll be late.”
Rachell mengangguk singkat, ia mengikuti Heera yang akan mengantarkannya ke sekolah. Kondisi Rachell telah lebih baik dari sebelumnya, berat badannya juga perlahan membaik menuju berat badan ideal. Yang paling penting adalah saat ini paras ayunya terlihat lebih segar dan tidak pucat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hipotimia
Teen FictionKenyataannya tidak ada kehidupan yang benar-benar sempurna. Semua kisah pasti memiliki luka. Tuhan menciptakannya dengan sebuah senyuman indah dengan lesung pipi di pipi kanannya, tapi semesta justru merenggut senyumannya. Berpura-pura seakan tidak...