Una🧵

4.6K 249 8
                                    

⚠️warning kata-kata kasar dan adegan kekerasan⚠️

Happy reading guys

Braaakkk!!

Suara bantingan pintu mengalihkan fokus agara yang sedang duduk santai  di ruang keluarga, matanya melihat kearah abara, yang merupakan kembarannya, terlihat abara yang sedang menahan amarah. Mata nya menatap tajam kearah Agara yang hanya menatap bingung kearahnya.

"Kenapa lo?" Tanya agara basa-basi.

Abara mengabaikan pertanyaan Agara, dia berjalan mendekat kearah agara lalu tanpa aba-aba menarik kerah baju sang adik kembar.

" Ngadu apa lo sama mommy!" Teriak abara murka, wajahnya sudah merah karna menahan emosi.

Agara yang kerah bajunya ditarik hanya terdiam dengan wajah bingung nya.

"Maksud lo apa? gue bahkan belum ketemu sama mommy" Balas Agara dengan raut wajah bingung dan nada suara yang terdengar santai tapi sesungguhnya dia sedang menahan mati-matian rasa takutnya.

"Lo gak usah bohong ya sialan!" Teriak abara tambah mencengkeram kerah baju agara.

"Gue gak bo-"

Bugh

Sebelum menyelesaikan perkataannya, satu pukulan keras  melayang mengenai pipi kanan agara anak bungsu keluarga albiru tersebut jatuh terduduk karna saking kerasnya pukulan yang dilayangkan abara membuat darah mengalir dari belahan bibirnya.

Merasa belum puas abara menendang perut agara dengan keras yang membuat agara meringis kuat tubuh nya jatuh terlentang dengan tangan memegang perutnya yang seperti mati rasa karena tendangan kencang yang dilayangkan oleh abara.

Ringisan  keluar dari mulut Agara "aakhh sakit bangsat" abara yang mendengar itu sama sekali tidak peduli ,dia menunduk melihat kebawah menatap tajam Agara.

"Sekali lagi lo ngadu ke mommy habis lo di tangan gue" Setelah mengatakan itu abara berjalan menuju kamarnya tanpa sedikitpun memperdulikan ringisan kesakitan adik kembarnya.

Agara menatap langkah kaki kembarannya yang sudah mulai menjauh.

"ke ulang lagi. miris banget, dari pagi aja gue bahkan belum ketemu sama mommy" agara tersenyum kecil untuk menertawakan kehidupannya yang sangat lucu ini.

Agara perlahan berdiri, dengan tangan yang bertumpu pada sisi sofa yang berada di sampingnya.

Agara berjalan dengan langkah pelan
pemuda itu berjalan kearah kamar nya dengan dinding sebagai tumpuan berjalan nya, posisi kamar nya terletak di lantai dua, kamarnya yang memang berada satu kamar dengan abara, membuat dia harus bertemu lagi dengan abara.

Agara membuka pintu kamarnya dengan pelan, kaki nya melangkah dengan perlahan. saat memasuki kamar, mata agara membulat kaget melihat tempat tidurnya basah, meja belajar nya berantakan, figura, rubik, dan buku-buku miliknya yg di sobek serta sudah tidak berbentuk karna sudah menjadi sobekan-sobekan kecil.

"Abara maksud lo apa bangsat!" Teriak Agara marah, semua bukunya, hancur.

Abara tidak memperdulikan teriakan murka adik kembarnya itu, dirinya tetap asik bermain game di ponsel.

Agara berjalan kearah tempat tidur nya dengan langkah kecil, demi apapun perut nya benar-benar sakit, di tambah lagi melihat barang-barang  yang hancur. agara terus berjalan tanpa memperdulikan rasa sakit di perutnya.

"Ck, sialan,udah gue bilang bukan gue yang ngadu ke mommy, lo gak ngotak bangsat ini semua buku gue gimana"

Abara meletakkan ponselnya dan menatap agara dengan wajah datar.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang