Treinta y ocho🧵

508 51 4
                                    

Seminggu Setelah pertengkaran Agara dan Reyhan kedua anak adam itu saling mendiami satu sama lain, bahkan Agara sampai berpindah tempat duduk karena tidak ingin bersebelahan meja dengan Rayhan.

Rayhan yang menyaksikan itu hanya diam membisu, dipikiran nya hanya ada kata-kata apakah dia berbuat salah sebesar itu dengan Agara sampai Agara menjauhi nya begitu. Sudah seminggu ini dia hanya sendiri di sekolah biasa nya dia akan belajar bersama, ke kantin bersama, main basket atau pun ke labor bersama. Semua itu sudah berakhir semenjak dia dan Agara bertengkar.

Agara yang sekarang lebih sering dengan kembarannya atau pun dengan galaxy, Rayhan seperti ditinggalkan.

"Ternyata capek juga ya sekolah tapi gak ada temen" Gumam Rayhan sambil berjalan ke kantin seorang diri.

Dia melihat sekelilingnya, semua orang bercanda dan bercengkrama asik dengan teman mereka. Dan ada juga yang menatap sombong ke arah nya.

Apakah Rayhan membalas tatapan sombong itu? Oh tentu tidak liat dirinya? Dia hanya seorang diri ditengah lautan manusia yang ada disekolah nya ini bisa-bisa habis di keroyok dia.

"Tau gitu gue gak akan pernah bikin masalah"

"Apa gue balik aja ya ke Jakarta, capek gue lama-lama disini. Tapi mana mungkin boleh gue balik kesana " Rayhan menghela nafas berat, ternyata memang seberat ini jika tidak mempunyai teman di sekolah.

Memasuki kawasan kantin mata Rayhan tak sengaja melihat kearah Agara yang sedang asik bercanda dengan Abara serta teman-teman baru Agara.

"Kayak nya dia emang gak mau temenan sama gue dah. Bahkan dia bisa punya banyak teman lagi , tapi dia nyuruh gue ngejauh dengan alasan keluarga nya" lirih Rayhan.

_
_
_
_

Setelah membeli beberapa makanan untuk dibawa ke taman di belakang sekolah nya.

Rayhan mendudukkan dirinya di sebuah kursi di bawah pohon yang sangat rindang, disana sangat hening dan menenangkan, tidak ada suara berisik dari orang-orang yang akan menggangu konsentrasi nya.

Rayhan mengeluarkan ponselnya lalu mendial nomor seseorang yang sudah lama tak di hubungi nya.

"Halo han? Ada apa" tanya seorang pemuda dari seberang sana, seperti nya keadaan disana sedang ricuh karena pemuda yang menjawab panggilan nya sedikit berteriak.

"Di arena lo? Baru juga jam segini udah ke arena aja, item lo baru tau rasa"

"Bacot lo, ini geng si Agustine anjing tiba-tiba ngajak duel di siang bolong"

"Lah bukan nya tuh anak udah pindah ya?" Tanya Rayhan bingung, kalau tidak salah beberapa kali dia sempat melihat Agustine di sekolah nya. Tapi sepertinya anak itu tidak melihatnya.

"Iye udah pindah, tapi dia masih sering bolak-balik ke Jakarta cuk. Emang kayak lo, pindah sekolah ilang juga sama kabar-kabar lo"

"Ya maap dah, lo kayak gak tau bunda aja. Tunggu bunda lupain dulu lah, kalau sekarang gue bahas kalian dikirim nanti gue ke luar negeri anjir. Untung ini cuma ke Jogja gue di pindahin nya"

"Hahahaha kasian, btw anak-anak di sekolah baru lo gak ada curiga kah? Biasanya kan kalau ada anak pindahan  gitu pasti ada rumor yang aneh-aneh gitu apalagi modelan lo"

"Lo gak tau aja gue disini gimana, gue udah kayak anak culun tau, baju besar, celana besar, baju dimasukin kedalam kadang pakai kacamata rambut ditata nutupin dahi. Kata bunda gue harus jadi anak rajin disini gak boleh aneh-aneh gaya gue"

"Cok gak salah denger kan gue? Hahahaha anjing kasian banget lu boss"

"Bacot lu ah. pindah Jogja sini, gue gak ada temen, orang-orang ngira gue itu anak culun dan introvert parah, kadang-kadang ada juga yang ngolok- ngolok gitu, pengen sih gue hantam tapi gue masih ingat ancaman bunda"

"Hahahaha miris banget ketua disana, gak bisa gitu lah bro. Kalau gue sama anak-anak pindah kesana kesannya nanti mencolok banget, pasti lo bakal dipindahin lagi sama bunda ke tempat yang lebih jauh, kita pantau aja dari sini. Sesekali gue sama anak-anak yang lain nanti ke Jogja deh"

"Sabar aja dulu, sampai bunda lo lupa sama kejadian itu"

"Ck yaudah deh, kalahin geng Agustine. Gue gak terima kalau geng mereka yang menang, ngerti?!"

"Siap ngerti boss, aman itu mah"

Setelah itu panggilan dari kedua belah pihak terputus, Rayhan membuka kacamata nya sambil menyisir rambut hitam legam nya ke belakang.

"Agustine gue yakin alasan lo pindah kesini karena masalah itu. Gue tunggu balasan lo bastrad" Ray tersenyum miring sambil mengetikan sesuatu di ponselnya.

Jangan kaget dengan  siapa Rayhan sebenarnya, dibalik semua gaya nya yang culun itu, siapa sangka dia salah satu leader besar dari salah satu geng ternama di Jakarta.

Tidak ada yang mengetahui itu, termasuk Agara sekalipun. eh kecuali satu orang, Agustine pasti anak itu sangat tau.

Jangan kalian kira jika Rayhan tidak mengetahui apapun tentang permasalahan keluarga Agara tersebut, bahkan dia tak pernah sekalipun memberikan informasi apapun tentang perempuan yang menyuruh nya itu, Rayhan itu peka dengan lingkungan sekitar nya, tidak mungkin dia dengan bodohnya memberikan informasi yang sangat penting.

"Ck ck, kasian banget lo udah jauhin gue dengan alasan takut kalau gue bakal ikut terseret dalam lingkaran keluarga lo itu Agara?"

"Hahaha bahkan yang gak lo tau dari keluarga lo itu gue tau Agara, harusnya gue udah ngasih tau lo kalau sebenarnya lo itu bukan anak kandung tuan Mark and nyonya Rose"

"Duh kasian banget, tapi lebih kasian gue sih udah capek-capek niatnya mau bantuin mereka, sampai gue bolak-balik China buat ngumpulin informasi biar mereka bisa lepas, eh malah gue yang di buang"

"Yaudah sih, lagian toh bukan urusan keluarga gue" setelah nya Rayhan hanya bermain ponsel sambil memakan cemilan yang sempat di beli nya tadi.

_
_
_
_

   Di sebuah meja di kantin terdapat anak-anak famous yang sedang duduk sambil tertawa atau pun ngobrol biasa.

Ada Agara disana dan tentunya Abara, mereka semua saling bercanda dan seolah dekat sejak lama. Bahkan melupakan jika dulu Agara adalah salah satu target bully mereka, tentu nya di bawah komando Abara, Juan dan Galaxy tentu saja.

Saat sedang asik berbincang dengan teman-teman baru nya, mata Agara tak sengaja menatap pemuda yang dulu nya adalah teman dekat nya sedang menatap juga ke arah kumpulan nya.

Agara mengalihkan pandangannya, jujur Rayhan adalah sahabat pertama nya, kalau bukan untuk melindungi keselamatan Rayhan dia tak pernah kepikiran sedikit pun untuk menjauhi Rayhan, karena selama ini hanya Rayhan yang dengan cerianya mengajaknya berteman, dan sering menasehati serta mengajarkan nya untuk lebih bisa sedikit bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.

Tapi sekarang itu semua hanya jadi memori yang akan hangus nantinya.

Agara tersenyum sendu melihat punggung sahabat lama nya, "Ray kalau bukan karena mereka, gue gak bakal jauhin lo Ray, mau gimana pun lo tetap sahabat gue. Maafin gue"

TBC

Terimakasih guys 💗😘🥳💗💗💗💗💗💗

Happy 30,7k pembaca and 3,01k Vote.

AAAAAAAA MAKASIII BANYAKK AYANGKUH ❣️😘🥳💗😘🥳💗💗

Terimakasih banyakk guysss

Hehehehe jangan lupa komen and vote ya guys.

Komen dong yang banyak, kalian udah jarang komen sekarang bahkan kadang dalam 1x up itu gak ada yang komen, sebenarnya aku selalu nunggu komenan kalian loh, komen dong beb 💗💗💗💗💗💗

Aku juga salah si karena jarang update, tapi beberapa Minggu kemarin ada beberapa hal yang harus aku selesaiin.

Komen dongg

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang