cuarenta y uno🧵

548 63 6
                                    

Cahaya bulan yang bersinar begitu terang menemani perjalanan ah ralat aksi kabur seorang pria paruh baya yang saat ini sedang melihat keadaan sekitarnya dengan perasaan was-was.

Kaki nya terus melangkah diantara pepohonan tinggi yang menjulang ke langit, diiring oleh suara-suara hewan  yang berada di hutan.

Kepalanya menoleh kesana kemari untuk memastikan bahwa tidak ada lagi orang-orang berbaju hitam itu mengejarnya, nafas nya terengah-engah, keringat membanjiri seluruh tubuh nya, kaki seputih salju itu juga terlihat beberapa goresan besar yang mengeluarkan darah, tapi pria itu seolah tidak merasakan nya, pandangan nya tetap lurus ke depan dan sesekali masih melihat ke sekitar nya.

Pria itu berhenti di sebuah pohon besar dan rindang, mata nya melihat ke sekelilingnya, setelah memastikan aman pria itu baru menyenderkan badan nya di pohon tersebut.

Pria itu adalah Rean, setelah belasan tahun lama nya ini pertama kalinya rencana kabur nya berhasil.

"Akhirnya saya bisa kabur juga? I really didn't think so "

Rean membuang nafas berat sambil menatap ke arah langit, hanya terang cahaya rembulan yang menemaninya dengan diiringi oleh angin malam yang berhembus dengan teratur, yang membawa sedikit rasa tenang.

"Mister Rean! Get out or you will know the consequences, dare you run, your two children are the guarantee!"

Mendengar suara teriakan dan langkah kaki seseorang yang dia yakin tidak hanya seorang diri berada di sekitar nya membuat rean langsung menjatuhkan badannya dan berlindung di balik akar pohon yang sangat rimbun, rean mengatur nafas nya yang terasa memburu karena terkejut.

"Get out Rean, or Agara and Abara die in my hands"

Rean menutup matanya sambil terus merapalkan dalam hati bahwa kedua anak nya akan baik-baik saja, dia tau betul bahwa Mark dan Rose menyayangi kedua anaknya.

"Ayah yakin kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Mark, rose saya percaya kalian akan melindungi mereka." Gumam Rean dan semakin menyembunyikan keberadaan nya supaya tidak akan terlihat meskipun sedikit.

Brak

Suara dentuman kencang itu mengalihkan perhatian anak buah dari orangtua Mark yang masih memburu Rean.

"Nyonya seperti nya tuan Rean lari kearah sana"

"Itu dia kejar!!" Teriak salah satu pengawal saat melihat siluet yang berlari ditengah kegelapan di ujung sana.

"Nyonya sebaiknya pulang, biar kami yang mengejar" Ujar tangan kanan, nyonya Anitta buana Albiru, Anitta mengangguk lalu berbalik di ikuti beberapa pengawal untuk mengantarkan nya.

Hening .......

Rean dapat merasakan bahwa orang-orang yang mengejarnya tadi sudah pergi dari sana, perlahan Rean sedikit menyembulkan kepalanya keatas untuk melihat situasi di sekitarnya.

Rean melangkah sedikit demi sedikit keluar dari persembunyiannya, dia harus pergi sekarang dari sini, dia tau betul hutan ini berbahaya karena banyak bintang buas di dalamnya.

Baru beberapa langkah,

Tuk

Badan Rean menegang saat ada tangan seseorang yang menyentuh nya dari belakang, apakah dia tertangkap lagi?

Rean hanya diam tidak menggerakkan badan nya sedikit pun, orang yang menyentuh bahu Rean pun hanya diam dan enggan untuk berbicara.

"Tuan Rean,"

Rean mengerutkan dahinya saat mendengar suara yang familiar terdengar di telinga nya.

Rean menoleh kan sedikit kepalanya ke belakang dan ....

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang