Setelah merasakan ada hal yang aneh Agara langsung berlari menyusul langkah abara.
Saat sampai didepan pintu agara melihat abara terdiam disamping pintu mobilnya.
Agara berjalan mendekat kearah abara,"bar" panggil Agara.
"Gar gue baru ingat kalau Juan kan gak ada sakit asma? mereka mau bikin gue panik gitu" tanya abara linglung.
"Hebat lu akhirnya sadar, gue kasih penghargaan deh terus penghargaan
nya gue tulis 'sadarnya seorang abara dari kebodohan yang dibuat sepupunya' keren kan?" ucap Agara sambil menaikan kedua alisnya secara bergantian.Sedangkan sang tersangka berdecak kesal dan menatap tajam Agara.
"Ngelunjak nih anak" ucap Abara.
"Bodo amat, yang penting gue gak bisa di bodoh-bodohin kayak lo"
"Iya si paling pintar mah beda"
"Iya dong" bangga Agara sambil mengibaskan tangan nya.
Sedangkan abara memasang wajah datar sambil menatap jengah kepada Agara.
"Oh iya bibi ada masak gak? gue lapar nih" ucap abara.
"Bibi hari ini gak datang, di rumah gak ada makanan, sebenarnya gue juga lapar sih" balas Agara.
"Makan diluar aja yok" ajak abara.
"Ha, se-serius lo ngajak gue? lo gak bakal ninggalin gue di tengah jalan kan?"
"Pikiran lo jelek amat, ya enggak lah, anggap aja ini sebagai salah satu permintaan maaf gue, iyaa si gak sebanding tapi ya daripada enggak"
"Lo bisa percaya secepat itu sama gue?"
"Yah gue mencoba karena kata orang ikatan batin anak kembar lebih kuat kan? dan gue merasa apa yang lo katain semua itu benar"
"BERARTI LO UDAH ANGGAP GUE ADEK + KEMBARAN LO DONG!!" Teriak Agara excited.
Abara menggangguk sambil tersenyum tulus kearah Agara.
"Sumpah gue bahagia banget, lo jangan berubah lagi ya bar tetap kayak gini" lirih Agara sambil menghapus air matanya yang mengalir dengan sendirinya.
"E-eh jangan nangis dong,duh iya gue gak bakal berubah lagi my twins" ucap abara dengan senyum tulusnya.
"aaaaa tuh kan rasa nya kayak mimpi anjir, ini beneran?" tanya agara memastikan, dirinya masih tidak percaya.
"Iya. Lo gak mimpi" jawab abara agak sedikit kesal soalnya Agara ini planga plongo aja tampangnya.
"Udah sana buruan kunci rumahnya, gue tunggu di mobil"ucap abara sambil mendorong Agara kearah rumah.
Agara berlari cepat kearah rumah dihiasi senyum yang tak pernah terlihat selama ini.
"Terimakasih, terimakasih banyak agara bahagia banget ini impian agara dari dulu. Jangan ambil abara dari Agara lagi semoga selalu begini, sekali lagi Agara bahagia sekali"
"Gue harap pilihan gue ini benar,semoga gue gak kecewa sama pilihan gue. dan gue sadar selama ini gue belum bisa menjadi kembaran yang baik dan Abang yang baik"
"Woy Agara udah belum lama bener" teriak abara.
"Sebentar hp gue ketinggalan gue ambil dulu" balas Agara dan langsung masuk kedalam rumah.
Drettt drtt
Ponsel abara bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk dari 'bang galaxy'.
"Nih bang galaxy rajin bener nelpon nya, malas angkat nya tapi dia lebih tua dari gue kesan nya gue agak kurang ajar kalau gak gue angkat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...