Rean, Dafa, Abara, dan Galaxy saat ini berada di dalam mobil untuk menuju ke kediaman keluarga Albiru.
"Keluarga itu sick semua bajingan," kesal Rean sambil memukul dashboard di depannya.
Sedangkan Dafa yang fokus menyetir di samping nya hanya bisa menghela nafas sambil beberapa kali melihat ke arah samping.
Sejak keluar dari kawasan kantornya perasaan nya menjadi tidak nyaman, seolah ada sesuatu yang sedang mengintai nya dari jauh.
"Rean, arah jam sembilan," ucap Dafa dengan tiba-tiba.
Rean, abara dan galaxy yang mendengar itu sontak langsung melihat ke arah jam sembilan.
Mata mereka membelalak kaget saat melihat seseorang yang memegang senapan laras panjang jenis McMillan TAC-50, yang mengarahkan senapan nya ke arah mobil mereka, tapi Dafa berusaha untuk tidak menambah kecepatan mobil nya karena bisa-bisa orang itu sadar jika Dafa dan semua yang berada di mobil mengetahui ke beradaan nya.
"Crazy, mereka seniat ini ya? ada yang lain?" Tanya Rean dengan nada santai, karena dia tau tidak mungkin seorang seperti Dafa tidak ada persiapan untuk hal seperti ini.
Sedangkan galaxy dan Abara yang duduk di belakang sudah keringat dingin karena ketakutan, kenapa orang tua di depan mereka ini sangat santai seakan nyawa mereka tidak akan terancam, padahal jika orang itu melepaskan tembakan sudah di pastikan mereka akan kehilangan nyawa mereka.
"Arah jam tiga," ucap Dafa lagi dengan santai nya sambil mencoba menyetel musik agar galaxy dan abara tidak terlalu tegang, karena dia sempat melirik beberapa kali ke arah belakang melalu spion tengah mobil.
"Musuh atau pihak kita?" Tanya Rean setelah melihat ada seseorang lagi dari arah jam tiga memegang senjata yang sama tapi di arahkan tepat kepada orang pada arah jam sembilan.
"Pihak kita," ucap Dafa sambil tersenyum kecil.
"Siap dah sama tuan Dafa Sanjaya," ucap Rean sambil tertawa kecil.
"Status buronan lo belum di cabut?" Tanya Dafa kepada Rean dengan tiba-tiba.
"Belum, entah berapa sogokan yang mereka kasih. Berita heboh tadi pagi itu cuma pengalihan isu doang, supaya mereka tetap keliatan kerja.
nyatanya kasus gue gak pernah di buka dan gak akan di buka lagi,""-Semua udah di anggap selesai, padahal semua bukti udah di berikan tapi tetap saja di pengadilan gue bersalah, dan kemungkinan semua harta gue akan legal secara hukum jadi milik Albiru sialan itu karena gue di anggap sudah merugikan pihak mereka, brengsek! Karena juga di anggap orangtua gue memberikan semua harta itu secara sadar ke keluarga Albiru, padahal kan semua nya di rebut paksa anjing,"
"Sogok balik aja mereka,"
"Gila aja. Gue gak akan ngeluarin sepeser pun uang untuk hal yang bukan kesalahan gue, enak saja mereka, harusnya mereka bantu gue untuk mendapatkan keadilan dari mereka, tapi boro-boro, yang ada pada jadi kacung keluarga brengsek albiru itu,"
"Tapi benar kah semua nya di ambil? Gak mungkin selevel keluarga Ryker gak ada perusahaan yang sengaja di sembunyikan untuk kepentingan mendesak,"
"Benar-benar udah di ambil semua, lo tau kan mereka ambil paksa semua aset itu langsung dari tangan orangtua gue,"
"Om sama Tante gimana kabarnya? lo udah ketemu sama mereka," tanya Dafa.
"Kondisi mereka baik, ayah sama bunda udah gue pindahin ke rumah utama," jawab Rean sambil menatap lurus ke arah depan.
"Terus gimana sama semua aset lo? Lo bilang gak akan ambil lagi asalkan mereka mau mengembalikan Agara dan Abara, lo gak merasa menyayang
kan hal itu?" Dafa dengan sengaja menanyakan hal ini, dia tau jika ditanyakan mengenai hal ini pun dia akan tegas membalas akan merelakan seluruh harta nya agar anak nya tidak apa-apa. Dia sengaja menanyakan ini di depan Rean agar Abara bisa merasakan seberapa tulus nya Rean menyayangi mereka, mungkin faktor mereka tidak pernah dekat selama belasan tahun, itu yang membuat mereka menjadi tidak dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...