veinticinco 🧵

1K 109 3
                                    

Abara berjalan ke arah kamar orangtua nya dengan mulut yang tak henti-hentinya meramalkan kata-kata terbaik untuk meminta maaf kepada mommy nya.

"Mommy maafin abang,-arghh itu terlalu basic anjir,gimana yaa" Abara terus komat-kamit merapalkan kata-kata yang sesuai untuk meminta maaf kepada mommy nya.

Tapi setelah sampai di depan kamar mommy nya, Abara hanya diam menatap kearah pintu kamar
orangtua nya.

"Apa besok aja minta maaf nya?" Tanya Abara pada diri sendiri .

"aaaaa tau deh,pusing gue"

Saat sibuk berdebat dengan diri nya sendiri, tiba-tiba ada suara yang mengagetkan nya,"Abang ngapain disini?" Tanya Mark dari arah pintu kamarnya.

"-eh dad,hehe" Abara tersenyum canggung kearah Daddy nya yang menatap nya dengan wajah bingung.

"Kenapa sih bang?" Tanya Mark bingung melihat tingkah anak sulung nya tersebut.

"Mommy mana dad?" Tanya Abara.

"Mommy lagi tidur, kenapa?" Jawab Mark.

"Abang mau minta minta maaf sama mommy,dad"

"Nanti aja. Nanti kalau mommy udah bangun daddy kasih tau"

"Oke dad"

Abara melangkah untuk pergi dari sana dan kembali ke kamar,tapi belum sempat pergi dari sana suara daddy nya menghentikan langkahnya.

"Udah sadar salah kamu dimana?"

"Maaf"

"Lain kali jangan begitu lagi,kami pun sebagai orang tua juga gak pengen ini semua terjadi,kami juga terpaksa ngelakuin ini,ini juga demi kalian"

"Kalau menurut kamu 'orang' yang bikin semua skenario ini bisa dengan mudah disingkirkan,pasti udah daddy singkirin dari dulu dengan mudah"

"Tapi Daddy sama mommy gak pernah cerita apapun ke aku,kalian cuma cerita sama Agara"

"Kata siapa? Daddy sama mommy gak pernah sama sekali cerita sama adek kamu,dia itu sebenarnya 'jauh lebih tau' dari semuanya"

"Maksud Daddy?" Tanya Abara kebingungan.

"Daddy cuma pesan satu hal sama kamu, siapapun nanti dalang utamanya jangan pernah kaget dan ngerusak ke kamu,cuma itu yang Daddy paling antisipasi dari kamu"

Setelah mengatakan itu Mark kembali masuk kedalam kamar nya dan Rose.

Tapi sebelum benar-benar masuk kedalam kamar nya, Mark kembali berucap.

"Jangan jadi kayak Daddy sama Mommy,cuma kamu satu-satunya harapan yang tinggal dan bisa menghentikan semua kegilaan ini"

Cklek

Pintu kamar Mark tertutup dengan sempurna.

"Sial!,The game will never end,karena kalian yang mulai duluan " 'seseorang' dengan mata indahnya, menatap tajam target yang sedang di awasi nya.

"Hello, run all the games" Ucapnya di sertai dengan senyuman manis nya.

_
_
_
_

"Kamu gak becus,di kasih tugas begitu aja kamu gak bisa!,dasar gak berguna kamu!!" Teriak seorang wanita dengan murka kearah sang anak.

Sedangkan sang anak hanya terdiam dengan menundukkan kepalanya.

"Gara-gara kelalaian kamu,semua nya gagal,kita harus bikin rencana baru cuma karena kebodohan kamu!!"

"Mom ma--"

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang