veintiún🧵

1.1K 113 7
                                    

Setelah menghancurkan alat penyadap tersebut Agara melangkah menuju ruangan cctv yang terletak di bagian ujung sayap kiri rumah keluarga Albiru tersebut.

Setelah melewati lorong yang agak panjang. Agara sampai juga di depan pintu ruangan cctv keluarga Albiru.

Cklek

Agar melangkah kan kaki nya memasuki ruangan cctv tersebut.

Sesaat setelah memasuki ruangan tersebut, Agara mencari saklar lampu di sekitar ruangan itu setelah menemukan nya dan menghidupkan nya Agara berbalik dan....

Deg

Nafas Agara tercekat melihat keadaan ruangan tersebut, perlahan Agara melangkah mundur tapi matanya tetap melihat kearah satu titik yang membuat nyaa takut sekaligus takut.

"Qué es esto? (Apa ini?)" Lirih Agara.

Agara segera menutup pintu itu dengan buru-buru tak lupa mengunci nya kembali, nafasnya memburu melihat fotonya dan Abara dicoret dengan tinta merah dan ada sebuah tulisan "won't be long" di foto nya dan tulisan "He's the target." difoto Abara bukan hanya itu, di foto Abara juga ditancapkan sebuah pisau yang sudah berkarat.

"Agara" Panggil Mark yang sudah berdiri di depan Agara,Mark mengerutkan dahinya saat melihat wajah shock anak bungsu nya tersebut.

Agara tidak menggubris panggilan Mark dia tetap menatap kosong kearah depan.

"Dek" Mark mulai menggoyangkan tubuh Agara agar anak nya itu tidak melamun lagi.

"Daddy" Panggil Agara lirih.

"Iya sayang kenapa?" Jawab Mark khawatir dengan anak bungsunya ini,tadi setelah menenangkan rose Mark menyusul Agara untuk melihat apa yang terjadi di luar yang mengakibatkan Abara dan Rose bertengkar.

"A-apa maksud foto di dalam " Tanya Agara dengan sedikit gemetar.

"Foto?foto apa?setau daddy di ruangan ini gak ada yang pernah masuk setelah 2 tahun yang lalu, memang nya ada apa di dalam?" Tanya Mark penasaran.

"Daddy bisa liat sendiri" Jawab Agara.

Mark menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju pintu dan membuka kunci nya.

Mark sedikit berjalan masuk ke dalam ruangan dan nafasnya tercekat melihat dua foto yang berada di depannya.

"Apa-apaan ini! " Teriak Mark marah sekaligus kaget melihat kedua foto anak nya yang dijadikan seperti itu. Mark berjalan maju untuk merobek kedua foto anak nya.

Mark dengan cepat berjalan kearah komputer yang mengawasi seluruh sudut rumah nya untuk mencari tau siapa pelakunya.

Mark memutar video dari awal kepulangan nya dan Rose kerumah disana masih terlihat aman,lalu setelah nya saat pagi tiba-tiba
terlihat seseorang yang memakai hoodie bewarna putih berjalan
Santai masuk ke rumah nya sambil tersenyum kearah cctv, orang tersebut mengangkat dua barang yang ditentengnya sedari awal masuk ke dalam pagar rumahnya sambil tersenyum miring. Mulut orang tersebut memberi isyarat "The real game is about to start"

"Sialan, mereka bener-bener udah kelewat batas.semua udah gue lakuin supaya mereka gak bisa nyentuh Abara dan Agara. Gue jauhin kedua anak gue sesuai keinginan mereka dan sekarang mereka bener-bener menguji kesabaran gue!" Mark menggeram marah.

Mark mengambil handphone nya yang berada di dalam saku dan menelpon seseorang.

"Halo mami"

"Iya sayang ada apa?"

"Percepat waktunya mi,besok kita jalanin rencana kita mi. Besok mami kesini bawa 'mereka' pergi"

"Maaf sayang mami gak bisa bawa mereka pergi karena 'dia' belum bangun, ternyata kemarin itu cuma reaksi badannya saja untuk kapan 'dia' bangun nya belum ada kepastian."

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang