cuarenta 🧵

604 66 0
                                    

Sebulan setelah kejadian Abara berkomunikasi dengan Rean, semua nya berjalan seperti biasa dan berangsur membaik, teror dari Daffa pun sudah tak ada lagi, bahkan semua hal- hal yang mencurigakan semua nya sudah menghilang, semua sibuk dengan urusan keluarga masing-masing.

Semua berjalan seakan tidak pernah terjadi apapun diantara mereka.

Begitu pun di sekolah si kembar , Agara dan Abara yang di juluki king of Twins dan perlahan mereka semua mulai melupakan bahwa dulu kembaran abara bukan lah Agara tapi Juan, semua nya berjalan seperti biasa, dua anak kembar itu yang sekarang selalu menorehkan banyak prestasi untuk sekolah mereka, menjadi idaman para kaum hawa di sekolah, dan tentunya menjadi murid
kesayangan para guru.

Semua hal yang mereka rasakan saat ini membuat mereka lupa akan semua hal yang membuat mereka cemas dulu, rasa takut yang dulu menghantui mereka lenyap begitu saja.

Begitu pun dengan nasib perteman Agara dan Reyhan.

Seperti saat ini, Agara dan Reyhan berpapasan di depan lapangan basket. Salah satu dari mereka engan untuk menyapa, dan malah saling membuang wajah ke samping seolah mereka tidak pernah saling mengenal.

Tapi baru beberapa langkah mereka saling berjauhan tiba-tiba Reyhan berhenti dan menoleh ke belakang memperhatikan Agara yang berjalan lurus ke arah kantin.

"Agara" Panggil Reyhan dengan suara yang lumayan besar mampu menghentikan langkah Agara.

Agara memberhentikan langkah nya , tapi badannya engan menoleh dan berbalik ke belakang, Reyhan hanya menghela nafas kasar melihat tingkah sahabat nya tersebut.

"Gue buru-buru,kalau ada hal penting yang mau lo bilang, cepat bilang" Akhirnya Agara mengeluarkan suara setelah beberapa saat hanya terjadi keheningan di antara mereka.

"Gue Minggu depan mau balik ke Jakarta, and thank you lo udah mau jadi teman baik gue selama di Jogja. Meskipun kita temenan gak terlalu lama dan itu pun harus berakhir kan, gue harap lo tetap anggap gue salah satu temen lo ya gar"

"Dan gue harap semoga lo mau nganterin gue ke bandara. Yah , sebagai bentuk perpisahan kita, siapa tau habis ini kita gak pernah ketemu lagi. And gue mau ngasih tau sesuatu hal yang penting gar"

Setelah perkataan terakhir Reyhan tidak ada jawaban sama sekali dari Agara, Reyhan hanya tersenyum sendu lalu berbalik untuk pergi dari sana.

"Gue gak janji tapi bakal gue usahain"
Suara Agara cukup besar untuk di dengar oleh Reyhan yang tetap melangkah kan kaki nya begitu pun dengan Agara.

"Setidaknya sebelum gue pulang ke Jakarta, gue udah ngasih tau semua hal yang gue tau tentang keluarga lo gar." Lirih Reyhan .

Agara kembali berjalan kearah kantin untuk membeli beberapa cemilan dan minuman untuk teman nya belajar di taman khusus belajar di sekolah nya.

Agara menghela nafas berat sambil tersenyum getir, rasanya baru kemarin dia dan Reyhan memutuskan untuk menjadi sahabat, dan semuanya harus berakhir karena keegoisan dirinya. Sekarang Reyhan pun ingin pergi balik ke tempat asalnya tanpa ada kata berbaikan di antara mereka.

Setelah membeli semua yang diinginkan nya Agara berjalan kearah taman yang memang sudah ada buku nya di salah satu meja disana.

Agara meletakkan semua barang bawaan nya, lalu duduk di salah satu kursi disana sambil mulai mempelajari satu persatu buku yang disana.

Ditengah ke khusyukkan nya Agara tiba-tiba termenung memikirkan beberapa kejadian belakang yang terjadi di hidup nya.

Semua nya terjadi secara acak dan begitu tidak teratur, semua hal berlomba-lomba memasuki pikiran nya secara paksa, perasaan-perasaan menyakitkan mulai mengantui nya lagi, perasaan yang sama saat dirinya dalam kegelapan dulu.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang