"Maaf, gue bener-bener minta maaf"
"Gue udah maafin lo kok,tapi satu yang gue minta dari lo....." Agara menggantungkan kata-kata nya
"Apa?" Tanya Abara sambil menoleh ke arah Agara yang berada di samping nya.
"Jangan pernah begitu lagi sama mommy ataupun daddy,mau se salah apapun mommy ataupun daddy mereka orangtua kita dan mereka lakuin semuanya juga punya alasan yang kuat buat lindungi kita"
"Lo pendendam, dan lo harus lebih bisa buat ikhlasin semuanya dan maafin orang-orang yang buat lo
sakit,gue tau gak mudah tapi apa salahnya di coba,gak semua hal jahat harus di balas jahat juga. Karena dendam lo,lo gak bisa lagi berpikir mana yang baik mana yang buruk
nya""G-gak gue gak pendendam" Bantah Abara.
Agara ikut menoleh ke arah abara dan tersenyum meremehkan kearah abara.
" Gak pendendam kata lo?, tapi dengan Lo punya prinsip kalau lo sakit orang itu juga harus sakit atau bahkan lebih sakit"
"Benar kan..........abang?" Tanya Agara masih dengan senyum nya.
Abara hanya diam dan menatap datar ke arah Agara yang masih tersenyum di sebelah nya.
"Apaan banget lo senyum-senyum gitu,lo juga punya sifat yang sama kan kayak gue,dan itu pasti jangan ngelak"
"Pastinya,tapi gue masih bisa ngendaliin diri gue dan dibantu sama rasa gak enakkan diri gue yang bikin gue masih bisa maafin semua orang tanpa harus nyimpan dendam, dan kalau pun nanti gue naruh dendam dan mau balasin dendam gue--"
"--Lo orang pertama yang gue incar dan gue hancurin bar" Agara kembali tersenyum kali ini dengan senyuman yang agak misterius.
"Sok iye lo senyum misterius gitu"
"Ya biar menghayati lah" Agara kemudian berdiri dan pergi ke kamar mandi.
"Tapi lo ngomong seakan-akan ngode buat lebih hati-hati sama lo gar" Ucap Abara tepat sebelum Agara membuka kamar mandi.
"Hati orang kan bisa berubah-ubah bar,gue bilang gitu ke lo minsalnya kalau suatu saat gue lepas kendali atas diri gue sendiri tolong ingatin gue, tolong ingatin gue seberapa susah nya usaha gue sampai kita bisa ngumpul kayaknya sekarang,tolong ingatin semuanya karena gue ngerasa akhir-akhir ini sulit ngendaliin diri gue sendiri--"
"--Gue takut kalau gue lepas kendali kalian bakal pergi dari gue,gue gak mau sendirian lagi,udah cukup 17 tahun gue hidup, gue selalu hidup dalam bayangan bayangan kesepian yang selalu menghantui gue setiap saat"
"Dan tolong bar setelah ini cuma lo yang bisa ungkap semua nya,lo harus percaya sama Mommy dan Daddy jangan bikin mereka nangis ataupun sedih lagi,jangan percaya sama orang-orang selain Mommy sama Daddy, Kalau cuma salah satu dari kita yang bisa usut habis masalah ini, gue serahin semua nya sama lo bang"
"Lo harus lebih kuat, lindungi terus mommy daddy dan diri lo sendiri jangan kasih kesempatan siapapun buat ngusik kalian,kalau pun suatu saat lawan lo orang yang gak pernah lo duga dan bener-bener bikin lo syok,lo harus tetap lawan orang itu dia cuma bakal jadi penghambat lo,jangan jadi orang yang mudah di pengaruhi lagi, jeli dan waspada sama sekitar"
"Musuh bisa datang dari sisi mana aja,terus juga cepat minta maaf sama mommy,mau bagaimana pun dan se sayang apapun bunda ataupun mommy jisa ke lo, ibu lo cuma satu dan gak akan pernah putus tali darah lo sama dia, dan itu cuma mommy.
"Kalau gak ada orang-orang egois itu mommy gak bakal kayak gini, mommy juga gak bakal lakuin ini, cuma ini cara satu-satunya buat mommy sama daddy lindungi kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...