Agara tersenyum tipis merasakan udara dingin yang menyentuh kulitnya dengan halus. Perasaan ini, perasaan yang sudah lama tidak dia rasakan.
Rasa aman, nyaman, sejuk yang menyapu setiap jengkal kulit nya dengan halus.
Meskipun dingin nya sedikit menusuk tulang, di karenakan di luar cuaca pun sangat dingin karena hujan yang mengguyur kota dari sore hari, tapi hal itu tak sedikitpun melunturkan senyum indah di wajah Agara.
Tempat ini adalah tempat biasa Agara pergi untuk menghilangkan stres nya.
Hawa dingin yang terus menari di setiap jengkal kulitnya. Agara memejamkan matanya untuk merasakan ketenangan yang selama ini di carinya.
Disini begitu damai, tentram, tidak ada pembahasan tentang masalah, tidak ada keributan, tidak ada makian, disini aman dan nyaman.
Agara kembali membuka matanya menatap ke sekeliling nya yang terlihat berasap karena suhu dingin di dalam ruangan ini, perlahan kaki Agara melangkah, Agara tersenyum lebar kaki nya mempercepat laju dan meliuk-liukkan badannya dengan terampil di atas es tersebut.
Dengan lihainya Agara berseluncur kesana kemari dengan senyum lebarnya, ah perasaan ini! Perasaan yang sangat menyenangkan.
Karena masalah yang terus menerus menghantui nya membuat Agara tak sempat lagi bermain skating, bahkan posisinya sebagai ketua club skating di sekolah sudah di cabut.
Hampir 4 jam Agara bermain skating, akhirnya pemuda itu memutuskan untuk bersiap-siap pulang karena hari sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Sial, hujan nya deras banget lagi. Gimana gue mau pulang coba, mobil udah gak ada" keluh Agara sambil menatap hujan yang begitu deras dari balik kaca mall.
Agara diam termenung menatap ke arah deras nya air hujan di luar, isi kepalanya, terasa berkecamuk sekarang.
"Gue cuma mau lupa sama semua ini, gue mau mulai hidup normal tanpa ada satupun yang ganggu dan kenal sama gue," lirih Agara dengan wajah yang tertekuk.
"dek," seseorang dengan suara yang sangat familiar memanggil dari belakang Agara. Agara langsung menolehkan kepalanya dan melihat Galaxy yang berdiri disana dengan ayahnya.
"bang, om" sapa Agara dengan sedikit tersenyum kaku.
"ngapain disini kamu? Udah malam, gak pulang?" tanya Dafa sambil mengambil tempat duduk di samping Agara di ikuti galaxy yang duduk di samping Dafa.
"Tadi ada urusan, lagi nunggu hujan reda, deras banget soalnya om" Jawab Agara seadanya.
"Ngapain di tungguin? Lo kan pakai mobil jadi gak bakal basah juga kan?" Tanya Galaxy sedikit kebingungan.
"gak bawa mobil bang,"
Galaxy mengangguk paham, lalu setelah nya keheningan kembali melanda, hanya suara hujan lah yang menemani malam yang cukup dingin itu.
"gimana kabar orangtua kamu Agara? Udah kamu jenguk kan?" Tanya Dafa membuka topik pembicaraan yang sangat sensitif bagi mereka semua.
"Sepertinya baik, " jawab Agara agak ragu, "tadi udah di jenguk juga kok" lanjut Agara lagi, mood nya sedang tidak baik saat ini, tapi pertanyaan Dafa kembali membuat beban pikirannya bertambah.
"kamu gak kontakan lagi sama abang mu?" Tanya Dafa, mata nya menatap kasihan kepada Agara, karena dari awal pun mesti sering menjadikan Agara alatnya agar bisa berkomunikasi dengan galaxy dan menjalankan rencana nenek sihir sialan itu Agara selalu ada di samping nya, jadi perasaan nya begitu terusik karena dia termasuk saksi mata bagaimana kehidupan Agara selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...