treinta y tres🧵

709 64 24
                                    

Tapi, setelah tawa kedua anak kembar itu terhenti, tiba-tiba kepala Agara terasa sangat pusing dan perut nya terasa sangat mual.

Agara memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memfokuskan kembali penglihatan nya yang mengabur dan sudah tidak fokus.

Rose dan Abara yang melihat itu langsung bertatap-tatapan dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Shhh mom akhh-kepala Agara sakit" Ucap Agara sambil terus merintih kesakitan, pandangan bertambah blur.

"A-ayo sayang kamu tiduran dulu" Kata Rose sambil menuntun Agara untuk tiduran kembali.

"Akhh m-,sakit help me. Akhh! Ini sakit banget" Teriak Agara sambil menjambak rambutnya.

Rose dan Abara yang melihat itu sudah kelimpungan sendiri.

Abara dengan cepat memanggil Daddy nya yang sedang berada di lobby.

"Sayang rileks okay, mommy ambilin obat dulu"

"Akhh mom kepala Agara s-sakit" Lirih Agara sambil terus menjambak rambutnya dengan keras, ini sangat menyakitkan.

Belum sempat rose berdiri, Agara sudah duduk terlebih dahulu sambil memegang mulut nya, tapi telat.

Huoekkk huekk

Agara memuntahkan makanan yang dimakan nya tadi beriringan dengan itu Agara jatuh pingsan.

BRAK

"Agara!!" Teriak Rose histeris dan menghampiri Agara yang sudah tak sadarkan diri beserta darah yang mengalir di hidung nya.

"Hiks Sayang, nak bangun. TOLONG, SIAPAPUN TOLONGIN ANAK SAYA! AGARA BANGUN SAYANG" Rose dengan badan gemetar memegang Agara.

Tak berselang lama suara bantingan pintu 'Brak', terdengar disusul dengan banyak nya langkah kaki masuk ke dalam ruangan Rose.

"Agara!" Teriak mereka semua kaget melihat keadaan Agara sekarang.

Ya,sangat mengenaskan. muntahan berserakan disekelilingnya. Hidung penuh dengan darah segar yang mengalir.

"K-kak hiks tolongin Agara kak" Ucap rose dengan suara yang sangat parau. Bahkan untuk berbicara saja rasanya tenggorokan nya sangat sakit, putra nya dengan keadaan seperti ini membuat dunia nya luruh.

Jisa yang memang berada disana langsung buru-buru memeriksa keadaan Agara yang memang sudah di pindah kan oleh Mark ke sofa yang lebih besar diruangan rose tersebut.

Sedangkan Galaxy dan Abara diam mematung menyaksikan semuanya.

Keadaan begitu kacau, Rose yang terus menangis histeris sambil memanggil nama Agara ditenangkan oleh Mark di samping nya. Jisa dengan serius memeriksa keponakan nya tersebut dan mengeluarkan alat-alat medis yang memang ada di ruangan Rose kepada Agara.

Alat nya lengkap, seperti memang sudah mengantisipasi hal ini akan terjadi.

"Sekarang keadaan Agara udah lebih stabil, kalian gak perlu khawatir" Kata Jisa.

Jisa diam sebentar, seperti nya dia melupakan sesuatu yang penting.

"Abara kamu gak pa-"

Brak

Belum selesai kalimat Jisa Abara pun kini sudah jatuh pingsan terlebih dahulu.

"Abara!!" Teriak Rose lagi, rasanya jantung nya bisa pergi kapan saja melihat kondisi kedua anaknya.

Galaxy yang notabenya memang di samping Abara menoleh kaget.

Dia,speechless melihat semua keadaan ini.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang