cincuenta y uno 🧵

596 67 12
                                    

2 hari kemudian.......

Perlahan keadaan Agara mulai sedikit stabil, dia sudah mulai mau memakan makanan nya, tapi dia masih belum ingin bertemu dengan siapapun, Agara hanya mau bertemu dengan satu orang, yaitu mommy nya. Selain mommy nya Agara akan menolak mentah-mentah.

"Ayo nak makan dulu, hari ini kita bisa pulang," ucap Rose.

"Gak mau ke rumah itu," cicit Agara pelan.

"Kenapa sayang? Di rumah juga gak ada orang nak,"

"Gak mau ..... banyak bayangan dia disana mom, takut." Jawab Agara lirih.

Rose sempat terdiam, siapa 'dia' yang di maksud Agara?

"Dia? Who?"

"A-abar–" ucap Agara menggantung, seperti nya dia tidak berniat menyebutkan nama kembarannya itu.

Rose menganggukkan kepalanya tanda mengerti,

"Yasudah, nanti kita pindah" putus Rose.

"Dad mana m-mom?" Tanya Agara tiba-tiba, karena dia tidak pernah melihat daddy nya lagi.

Rose terdiam, Mark ya? Sudah seminggu dia tidak melihat Mark, terakhir mereka bertemu saat mereka
Bertengkar di rumah sakit. Sejak saat itu Rose tidak lagi pernah melihat Mark, baik itu di rumah ataupun di rumah sakit.

"D-dad ke tempat Nainai, ah iya. Daddy ke tempat Nainai,"

"ngapain mom?" Tanya Agara, sekarang Agara sudah lebih banyak berbicara.

"Nainai sakit," bohong Rose. rose mengalihkan perhatian Agara dengan memberikan sebuah album foto yang tertutup debu, seperti tidak pernah di buka selama belasan tahun.

"Album foto siapa ini mom?" Tanya Agara sambil memerhatikan album yang berada di pangkuan nya.

"Album foto.......  ibu sama ayah nya agara," ucap rose sambil mengelus kepala Agara dengan lembut. Mungkin ini saat nya Rose memperlihatkan wajah Alana dan Rean, siapa tau ini juga bisa membantu Agara sembuh.

"Agara ingin lihat wajah ayah dan ibu kan? Di album ini isinya foto ayah dan ibu dari zaman mereka masih smp, Agara bisa lihat nak," ucap rose lagi, Agara mengusap dengan pelan album di tangan nya.

"Ayah, ibu" panggil Agara lirih, perlahan air mata mengalir dari sudut matanya, dengan bergetar Agara mulai membuka album tersebut, di halaman pertama terdapat foto perempuan nya sangat cantik.

"M-mom ini ibu ya?" Tanya Agara sambil menunjuk salah satu perempuan cantik memakai seragam SMA sedang tersenyum dengan cantik ke arah kamera, jangan lupakan sebuket bunga indah di tangan nya.

"Iya, ini ibu kamu. Nama nya Alana, Alana Acacia Aditya, sebelum berubah menjadi Alana Acacia Ryker. Dia yang sebenarnya anak bungsu keluarga Aditya, bukan mommy. Sampai suatu saat mommy di adopsi oleh keluarga Aditya, kak Alana yang awalnya anak bungsu menerima mommy dengan baik sebagai adiknya, tapi tidak dengan kak Jisa dan kak Ly" jelas Rose dengan nada yang serak, seperti ada sebuah batu besar yang menghimpit nya saat menjelaskan siapa itu Alana.

Agara mengusap pelan foto Alana, di sana ibu nya terlihat sangat cantik sekali, "ibu cantik sekali" lirih Agara.

"Ini ibu pas kelas berapa mom?"

"Kelas 10, itu saat ayah kamu mengungkapkan cintanya di hadapan semua orang kepada ibu kamu. Setelah dari smp mereka berteman," Jelas Rose.

Agara menganggukkan kepalanya, tangannya kembali membalik album tersebut ke halaman selanjutnya.

Di sana terlihat seorang pemuda tampan dengan gaya khas anak muda, baju sekolah yang di buka serta baju kaus putih bersih sebagai lapisannya,
pemuda itu sedang tersenyum sambil merangkul seorang perempuan cantik di sebelah nya, itu foto ayah dan ibunya.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang