veintinueve🧵

880 75 14
                                    

Selama meeting perusahaan berlangsung Agara dan Abara memilih untuk berkeliling perusahaan mommy.

Mereka melihat interior-interior mewah dan bangunan yang sangat modern.

"Gue baru tau kalau perusahaan mommy sebagus ini" Kata Agara.

"Bener, gue paling dulu kesini cuma keruangan mommy habis itu langsung minggat, mana gue kesini juga bisa terhitung jari lagi" Jawab Abara.

"Eh lo pernah ke perusahaan daddy gak?" Tanya Abara.

"Belum, kalau lo?"

"Belum juga sih, kapan-kapan kita main ke kantor daddy"

Agara hanya mengangguk, kemudian mereka melanjutkan jalannya,lantai marmer yang seharga ratusan juta tersebut mengelilingi bangunan tersebut dengan apik nya.

"Ini kalau gue congkel marmer nya satu, bisa kaya juga nih gue" gumam Abara.

"Kambuh jiwa miskin lo liatnya? sama sih gue juga. Kita ambil yok satu furniture disini,habis tu kita jual"

"Masuk penjara nanti anjir. Atas tindakan pencurian " Jelas Abara memperingati kembarannya.

"Ya enggak lah, kan kita anak pemilik nya"

"Bener juga"

Akhirnya perjalanan terus berlanjut dengan niat-niat kriminal mereka, yaitu membawa salah satu furniture perusahaan mommy nya.

Sedangkan seseorang yang mengawasi mereka dari jauh tersenyum hangat melihatnya, semua harapan nya terkabul.

Perempuan itu kemudian menelpon seseorang dengan senyum yang masih menghiasi wajah cantiknya.

"Halo nyonya, kedua tuan muda sudah mulai akur."

"Terus awasi cucu saya. Kalau hama itu membuat kekacauan lagi, kamu boleh menampakkan diri pada Mark, Rose dan kedua cucu saya"

"Baik nyonya"

"Dan jangan lupa, suruhan kamu yang seumuran sama cucu saya, suruh selalu waspada jauhkan dulu kedua cucu saya dari galaxy dan Juan."

"Baik nyonya. Saya juga mendapat kabar jika Arsenio Augustine Winston, anak kedua tuan Leo juga sudah mulai mendekati tuan muda"

"Awasi terus. Kedua cucu saya harus tetap aman"

"Baik nyonya"

Sambungan telepon terputus, perempuan itu segera mengetikan sebuah pesan kepada salah satu suruhan nya.

"Semoga tuan muda selalu akur" Setelah nya perempuan itu melangkah pergi dari sana,karena perusahaan Rose sudah dalam tingkatan paling aman,jadi Rose dan kedua anak nya tidak bakal terluka.

_
_
_

"Eh gak bisa gitu dong,hasil jual furniture nya harus dilebihkan dong ke gue" Ucap Abara ngotot.

"Mana bisa gitu, harus nya ke gue dong, ngalah sama yang kecil"

"Harusnya yang kecil ngalah sama yang besar"

Di lorong tersebut hanya terdengar suara perdebatan kedua anak kembar tersebut, mereka memperdebatkan siapa yang paling banyak mendapat
kan bagian dari menjual hasil furniture perusahaan mommy nya.

"Gak bisa, pokoknya vas yang tadi aja,udah itu aja"

"Enggak,guci aja lah lebih mahal harga jualnya"

Mereka kembali berdebat tapi kali ini memperdebatkan apa yang akan mereka jual nanti nya.

Mereka terus berdebat sampai perdebatan mereka terhenti karena melihat client-client orang tua mereka terdiam melihat tingkah ajaib penerus perusahaan ini nantinya.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang