Setelah Reyhan mengirimkan alamat rumah yang dikirim tante misterius yang ditemukan nya,Reyhan mulai siap-siap membawa perlengkapan sekolah.
Setelah dirasa sudah cukup Reyhan turun kebawah sambil menenteng tas yang berisi perlengkapan sekolah nya.
"Yah bun Rey berangkat ya"pamit Reyhan kepada kedua orangtuanya.
"Iya hati-hati ya,jangan nakal
kamu"peringat bundanya sambil memberikan kotak yang berisi makanan kearah Reyhan yang diterima baik oleh anak itu."Iya Bun Rey gak bakal nakal kok"
"Kalau gitu Rey pamit, bye-bye bun yah"Reyhan melambaikan tangan dengan wajah sedih sampai menghilangkan dibalik pintu, sedangkan orangtuanya membalas lambaian anak tunggal mereka sambil tertawa.
"Aduh Rey Rey perasaan cuma mau nginap sehari lagak nya mirip orang pergi seminggu"
"Hahaha bener-bener anak itu,tapi kalau gak ada dia rumah ini jadi sunyi banget ya Bun"
"Iya yah,bunda juga gak tahan pisah lama-lama sama rey meskipun jahil dia selalu ngerusuh mau pagi atau malam jadi rumah rame terus"
"Kalau gitu ayah pergi ke kantor lagi ya Bun,bunda mau ikut?"tanya ayah Kim.
"Iya bunda ikut yah,bunda siap-siap dulu"
*****
Abara dan rose sudah menyelesaikan makan siang mereka..
"Mommy"panggil abara pelan.
"Iya sayang,kenapa?"jawab rose sambil menoleh kearah anak sulung nya itu.
"Emm i-itu"
"Kenapa sayang?apa yang mau abara bicarain sama mommy?"tanya rose.
"I-itu apa yang mommy bilang tadi serius?"balas abara ragu karena perkataan perempuan yang menemui nya tadi mengingat kan nya pada beberapa hal yang janggal,......dan dia juga tadi sempat melihat mommy seperti orang tersenyum (?)
"Kamu gak percaya sama mom? mommy gak bohong itu semua benar tanya aja galaxy kalau kamu gak percaya,dia tau semuanya"
"Masalah nya galaxy lah orang pertama yang paling aku curigain mom"ucap abara dalam hati.
".........ada yang mempengaruhi kamu bar? siapa bilang sama mommy"ucap rose tepat sasaran.
"E-enggak kok mom,abara cuma nanya aja"jawab abara cepat.
"Kok mommy bisa tau?,apa selama ini banyak yang ngawasin gue?gak cuma orang itu aja berarti "jangan lupakan bahwa kepekaan abara terhadap sekitar dan pendengaran nya diatas rata-rata.
"Ya sudah kalau ada yang ganggu kamu bilang sama daddy dan mommy ya sayang"ucap rose lembut, tangan nya terulur untuk mengelus rambut anak sulung nya itu.
Sedangkan abara hanya diam termenung isi kepalanya berkecamuk, semuanya terlalu abu-abu dia tidak tau mau percaya pada siapa.
Otaknya memaksa untuk percaya kepada mommy nya,karna semua alasan mommy masuk akal.
Tapi........hati kecil nya membantah itu semua.
"Mungkin karna gue jarang interaksi sama orangtua gue makanya gue sulit percaya,nah iyaa pasti gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...