sesenta🧵

439 44 5
                                    

Agara berjalan dengan lesuh, setelah keluar dari kantor polisi, pengacara kedua orangtuanya mengajak nya untuk membicarakan hal serius.

"Mau bicara apa?" Tanya Agara tanpa basa-basi. Agara mendudukkan dirinya di sebuah kursi di bawah pohon rindang yang terletak di depan kantor kepolisian tersebut diikuti oleh pengacara orangtuanya tersebut.

"Tuan muda, umur anda sudah cukup untuk mewarisi semua aset tuan Mark dan nyonya Rose. Tuan Mark dan nyonya Rose sudah membuat surat ini bahkan sebelum anda lahir ke dunia. Bahwa seluruh Aset Albiru company akan jatuh ke tangan anda sebagai pewaris tunggal, saat anda berumur 18 tahun" ucap pria yang umurnya masi terlihat muda tersebut.

"Saya gak perduli dengan aset-aset itu, lagian kenapa mereka kasih kepada saya? Kasih aja ke anak kandung mereka" ucap Agara dengan tegas.

Pria tersebut menghela nafas berat, lalu perlahan membuka kacamata nya.

"Agara, sebelum saya menjelaskan, perkenalkan nama saya Angga, saya bekerja kurang lebih 20 tahun dengan tuan Mark dan nyonya Rose, saya yang pada saat itu luntang-lantung kesana kemari mencari pekerjaan setelah lulus dari kuliah setiap hari saya memasukan lamaran ke kantor firma-firma hukum tapi tak ada satupun yang memanggil saya, saya putus asa Agara, saya tulang punggung keluarga saya punya adik yang harus lanjut sekolah tapi mencari pekerjaan benar-benar susah di negara kita,"

"Di saat saya menyerah, lalu datang orangtua kamu dan mengangkat saya menjadi pengacara pribadi kedua orangtua kamu, mereka juga kembali menguliahkan saya hingga saya bisa menjadi pengacara terkenal seperti sekarang Agara, itu berkat kebaikan kedua orangtua kamu," Angga menghela nafas nya pelan, kembali membuka kisah pahit masa lalu nya.

sedangkan Agara hanya diam sambil menyimak perkataan orang di samping nya tersebut.

"Saya sudah menganggap tuan Mark dan nyonya Rose itu seperti kakak saya sendiri Agara, mereka berdua yang merawat saya di saat dunia berlaku kejam kepada saya. Saya di perlakukan dengan baik persis seperti adik kandung mereka, kehidupan mereka berjalan dengan damai dan bahagia awal nya Agara, begitupun kak Rose yang sudah mengikhlaskan tuan Rean dan mulai berdamai dengan Alana dan keluarga nya, berusaha untuk mencintai daddy seutuhnya dan meninggalkan bayangan-bayangan Rean"

Agara sedikit tertegun saat Angga menyebut nama orang-orang yang dikenal nya.

Angga sedikit melirik ke arah Agara lalu kembali melanjutkan ceritanya
"Gak yang seburuk cerita-cerita yang beredar selama ini, orangtua kamu kembali menjalin hubungan baik dengan Rean dan Alana, tapi itu gak berlangsung lama semenjak Rean terang-terangan membuat surat warisan yang mana seluruh aset Ryker company akan jatuh kepada anak kembarnya yang saat itu sedang berada dalam kandungan Alana, tapi itu hanya bisa berlaku saat umur anak nya sudah menginjak umur 18 tahun,"

"Saat itu orangtua kamu sangat senang mendengar itu dan mendukung keputusan Rean dan Alana tanpa ada rasa benci sedikitpun, tapi itu tidak berlaku lama karena lama kelamaan orang-orang mulai menjadi penjilat demi mendapat perhatian dari Alana dan Rean Agara suntikan dana ke perusahaan para penjilat itu tetap bekerjasama dengan Ryker company."

"-tapi kesalahan besar mereka adalah mereka mendiskriminasi mommy dan daddy kamu, mereka di paksa dan di caci karena belum bisa memberikan keturunan, berbeda dengan Alana dan Rean yang sedari dulu sudah sempurna hidupnya,"

"Om melihat sendiri di depan mata kepala om Agara, mommy kamu drop sampai harus dirawat di rumah sakit berhari-hari. Dan di saat itupun Albiru company mengalami kemunduran karena ada salah satu karyawan korupsi dengan jumlah besar dan membuat perusahaan rugi ratusan miliar dan di tambah ada satu proyek besar yang tiba-tiba terbakar, dan itu menambah kerugian besar perusahaan karena Daddy kamu sudah investasi besar-besaran di proyek itu, nasib Albiru company udah di ujung tanduk Agara,"

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang