Seorang pemuda tengah terbaring dengan nyaman di sebuah bad rumah sakit,dan terlihat seorang lagi pemuda yang duduk di samping bad pemuda itu dan menatap dengan intens.
"Lo kapan bangun nya sih, kenapa lo selalu nyusahin gue, tapi kalau lo sakit gue juga tersiksa bangsat, coba kalau gak kembar udah gue biarin aja lo" ucap abara dengan nada kesal, sudah 3 hari sejak kejadian itu agara tidak sadarkan diri, dan selama itu pula abara menahan rasa sesak di dada nya.
"Tapi kenapa ya kok agara bisa babak belur gitu? dan kenapa semua orang tiba-tiba gak di rumah, aneh banget
padahal mommy dan daddy baru aja pulang tapi pas kejadian agara babak belur tiba-tiba ada meeting?terus bang galaxy juga aneh banget, meskipun gue benci sama agara,tapi semua ini udah gak beres"guman abara.Di banding agara ,abara memiliki kepekaan diatas rata-rata tapi dia selalu menyembunyikan itu dengan tampang tak peduli nya.
"Dan ada sesuatu yang bener-bener aneh,gue harus selidiki, apalagi setiap perkataan agara selalu ada hal yang janggal"abara kembali menatap Agara dengan pandangan penuh selidik.
"Lo sembunyiin banyak hal dari gue"lirih abara sambil melihat kearah langit-langit kamar rawat rumah sakit.
Pikiran abara melayang kembali saat dia membawa agara ke rumah sakit.
Flashback
"Bang cepat nyetirnya,dada gue makin sesek nih,pasti keadaan agara bener-bener gak baik"desak abara.
"Sabar,sejak kapan lo perhatian sama dia, bukannya lo benci sama dia?,atau jangan-jangan lo udah mulai peduli ya sama dia"ucap galaxy agak nyolot.
Abara menoleh kearah galaxy dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kok lo sewot sih"balas abara.
Galaxy tak menjawab perkataan abara dia fokus menatap jalan.
Abara menatap kearah jendela mobil sambil sesekali memegang dadanya apabila kembali terasa sakit.
"Kita bakal lebih sulit buat nyingkirin dia,kalau lo berpihak ke dia"ucap galaxy dengan suara yang sangat pelan.
Sedangkan galaxy melupakan suatu fakta kalau sepupunya terlampau peka terhadap sesuatu bahkan dengan suara kecil sekali pun.
"Kita siapa?Abara yang mendengar lirihan suara galaxy langsung menegang,seketika jantung nya berdegup tak karuan perasaan nya menjadi cemas,dan takut secara bersamaan.
_Galaxy memarkirkan mobilnya di depan rumah si kembar,abara turun dari mobil di ikuti galaxy di belakang nya.
"Abara pulang"sunyi tidak ada jawaban apapun dari dalam rumah.
"Mommy daddy"panggil abara,sama tetap tidak ada jawaban.
"Bibi"panggil abara,tidak ada jawaban.
"Agara"dan tetap sama tak ada satupun yang menjawab.
Sedangkan galaxy tetap diam sambil mengikuti Abara."Semua pada kemana sih,tapi kenapa perasaan gue makin gak enak ya"guman abara.
"Keknya rumah lo kosong ke rumah gue aja lah yok mommy gue juga nanyain lo"ajak galaxy.
"Gak,gue mau periksa kamar dulu"balas abara dan langsung berjalan kearah kamarnya.
"Sial"ucap galaxy, meskipun jarak antara galaxy dan abara jauh tapi suara nya tetap terdengar oleh abara,karna suara galaxy cukup keras.
Abara langsung mempercepat langkahnya kearah kamar eh buka. Mempercepat lebih tepatnya berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn
Teen Fiction"Gue gak mau satupun orang tau kalau lu kembaran gue, paham!" "Abara I won't say as long as it can make you happy, I will be happy too" ⚠️WARNING⚠️ CERITA INI HANYA CERITA FIKSI,CERITA INI HANYA KHAYALAN AUTHOR, JADI DIHARAPKAN TIDAK DIBAWA KE DALA...