cicuenta y quince🧵

577 51 7
                                    

Setelah meminta izin keluar sekolah, galaxy dengan cepat membawa mobil nya sampai ke tujuan karena keadaan benar-benar bertambah keos, terbukti dengan ponsel keduanya yang terus berdering.

Hanya menempuh sekitar 20 menitan perjalanan, akhirnya galaxy dan Abara memasuki kawasan kantor Dafa, lalu dengan segera galaxy memarkirkan mobilnya.

Abara dan galaxy berlarian dari arah parkiran menuju pintu utama kantor Dafa,"Sanjaya Galaxy company" tapi belum sempat mereka memijakkan kaki ke dalam kantor mereka sudah lebih dulu di hadang oleh satpam yang kebingungan kenapa ada dua anak berseragam SMA di kantor bos nya.

"Maaf adik-adik ada keperluan apa ya kesini," tanya satpam tersebut dengan ramah.

"Pak, saya mau ketemu sama pak Dafa pak, tolong kasih saya masuk ada hal penting yang harus saya sampaikan,"

"Maaf sebelumnya apakah adik-adik sudah mempunyai janji temu dengan tuan Dafa,"

Galaxy dan abara sontak menggelengkan kepala karena mereka benar-benar modal nekat pergi ke perusahaan Dafa.

"Kalau begitu adik-adik harus bikin janji dulu, pak Dafa juga sedang sibuk saat ini," ucap satpam.

"Pak tapi saya ada keperluan penting sekali sama pak Dafa, tolong lah pak. Ini menyangkut banyak pihak. Pak saya boleh minta tolong bapak aja bilang ke resepsionis kalau saya Abara Gavriel Ryker mau ketemu pak Dafa,"

Satpam yang mendengar itupun sontak terkejut dan dengan spontan langsung menatap pemuda di samping abara yang sedari tadi hanya diam sambil membuang wajah ke arah lain.

"Tuan muda?" Ucap satpam yang bernama pak Anto tersebut dengan intonasi suara penuh tanda tanya yang ditujukan pada Abara sambil menunjuk Galaxy yang sedikit melirik saat mendengar satpam tersebut memanggil tuan muda, tapi dia tidak tau siapa yang di panggil tuan muda, mungkin Abara?

"Iya pak, jadi tolong sekalian bilang ke pak Dafa," ucap abara sambil menatap pak Anto.

"Tuan muda. Tuan muda sudah besar ya sekarang," ucap pak Anto sambil menatap ke arah galaxy yang menatap nya dengan tatapan bingung.

"Mari masuk," ucap satpam tersebut sambil mempersilahkan, Abara menganggukkan kepalanya, lalu mempersilahkan galaxy untuk masuk terlebih dahulu.

Galaxy sedikit termenung saat melihat interior perusahaan Dafa yang terlihat begitu mewah dengan ukiran burung Phoenix di beberapa spot, hewan kesukaan galaxy.

Galaxy merasa sangat tertarik, perlahan galaxy berjalan pelan ke arah patung Phoenix kecil yang terletak di samping meja resepsionis, patung yang sangat cantik sekali.

"Hai, kamu mau patung ini? Kamu boleh ambil kok," tiba-tiba resepsionis cantik itu berjalan menghampiri nya lalu tersenyum dengan ramah.

Abara dan pak Anto  hanya diam mengikuti dan melihat kegiatan yang di lakukan galaxy dari belakang. Gak mungkin juga mereka negur galaxy, Orang ini perusahaan punya bapak nya, jadi suka-suka dia lah.

"E-eh enggak usah tante, maaf ya saya lancang,"  galaxy tersenyum canggung kepada wanita cantik itu, lalu setelah mengatakan itu galaxy langsung kembali ke samping Abara.

"Dek cepatan dong, mana sih orangnya. Ini dari tadi mommy sama ayah nelponin mulu," bisik galaxy kepada Abara.

"Sabar bang, satpam nya bilang ke resepsionis nya dulu, jangan angkat telepon nya," entah kenapa abara pun ikut berbisik kepada.

Saat sedang asik berbisik-bisik, "Ah sialan, kaget!" Teriak Abara sambil memegang dada nya karena sangat terkejut. Bagaimana tidak terkejut, tiba-tiba saja dari arah belakang pundak nya di pegang oleh seseorang.

Perdoname (End) || Lee Jeno • Eric Sohn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang